《1》Senyuman itu...

26 4 6
                                    

Sudah seminggu Genna resmi menjadi anak SMA, tempat dimana bermacam-macam jenis percintaan dan persahabatan terjadi. Namun, Genna tidak terlalu memikirkannya. Tapi, tiba-tiba Genna jadi teringat dengan kejadian kemarin.

Flashback

"Genna, gue kebelet nih," ucap Fika, teman sebangku Genna.

"Lah, terus?"

"Ya.. lo terusin bawa nih sampah. Sumpah, gue kebelet banget. Udah gak nahan. Bye." Fika melambaikan tangan dan berlari menuju toilet meninggalkan Genna yang melongo tak percaya karena dia harus membuang sampah seberat ini sedirian.

"Hah!? Tapi, Fik. Gue mana kuat angkatnya," Genna setengah berteriak, tetapi tak dihiraukan karena Fika sudah berlari menjauhi Genna.

"Ah! Sial banget sih. Ya sudahlah, mungkin memang rezekinya Fika kali."

Dan dengan berat hati Genna mengangkat tong sampah itu dengan susah payah. Ini semua karena keterlambatannya di hari piket. Tadi pagi Genna harus menunggu angkot selama setengah jam, dan itu terjadi saat Genna kesiangan. Entah takdir apa yang menimpanya hari ini sehingga segala kata "telat" menaunginya.

Di tengah jalan, banyak siswa yang datang dari arah parkiran dengan bermacam-macam ekspresi di pagi hari. Saat sibuk mengamati siswa-siswi yang masih asing baginya, mata Genna tiba-tiba terhenti pada cowok yang sedang berbincang dengan temannya.

 Saat sibuk mengamati siswa-siswi yang masih asing baginya, mata Genna tiba-tiba terhenti pada cowok yang sedang berbincang dengan temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah kenapa Genna tertarik melihat cowok itu, dia terlihat berbeda dari lelaki lain yang ada disekitarnya. Menurut Genna, dia terlihat bersinar.

Tanpa sadar Genna tersenyum. Bagaimana tidak, cowok itu memiliki hidung yang mancung, tinggi, putih dan...
Senyumannya...

Ya, senyuman cowok itu sangat indah di mata Genna di tambah lagi dengan eye smile, membuatnya semakin indah. Genna mengerti sekarang kenapa dia bisa menarik perhatiannya. Genna merasa paginya ini tidak benar-benar sial. Genna teringat dengan kata-kata "dibalik kesedihan ada kebahagiaan".

Tapi kebahagiaan itu hanya sementara karena Genna merasa dia tak seharusnya mengagumi pria seperti itu dan Genna yakin itu hanyalah perasaan yang wajar ketika melihat cowok ganteng. Jadi Genna memilih untuk tidak peduli. Akhirnya Genna melanjutkan perjalanannya menuju tempat pembuangan sampah yang ada di pinggir sekolah. Tak lama kemudian--

"Numpang, yah."

--seseorang membuang sampah di tong sampah yang dibawa Genna.
Sontak kepala Genna mengarah ke sumber suara itu. Dan dalam beberapa detik jantung Genna berdetak lebih cepat. Entah itu karena capek mengangkat tong sampah atau karena terkejut atau karena pemilik suara itu adalah.... cowok yang ia kagumi beberapa saat yang lalu. Padahal Genna yakin, tadi jarak antara dirinya dan cowok itu lumayan jauh tapi kenapa tiba-tiba muncul di hadapannya? Lucunya lagi, cowok itu menghampirinya dengan keadaan Genna dengan tong sampah di tangan dan cowok itu dengan senyumnya yang manis. Ah, pertemuan yang..errr

Duh.. ini cowok kok senyum terus, sih. Batin Genna.

Genna tersenyum kikuk terlebih saat ia menyadari bahwa ternyata cowok itu adalah seniornya. Terlihat dari lambang kelas di seragam yang cowok itu kenakan.
Saat ini Genna merasa dirinya seperti tong sampah berjalan. Bahkan sebelum Genna mengatakan sesuatu, cowok itu sudah lebih dulu pergi menghampiri teman-temannya.

Genna menatap punggung cowok itu dan tersenyum kecut.
"Cowok yang beruntung, ya." ucap Genna pada diri sendiri.

***

"Senyumannya.. benar-benar tulus." gumam Genna setelah mengingat kejadian kemari.

🍃🍃🍃

Promise MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang