Akhirnya, hari yang ditunggu datang juga. Senang rasanya bisa keluar dari kukungan disiplin yang tinggi.
Tintinnn..!!
Sebuah klakson mobil membuyarkan lamunan Rara. Itu pasti Kak Adam.
"Dih, malah ngelamun" suara bas kak Adam menelusuk gendang telinga Rara.
"Aaa... kak Adamnya Rara yang baik, yang ganteng" teriak Rara ketika Adam keluar dari mobil dan langsung berhambur ke pelukan Adam.
"Ih apa sih dek, lebay deh. Kayak nggak ketemu setahun aja. Malu tau dilihat orang. Dikira kita pacaran ih." Cerca Adam yang gemas dengan adiknya.
"Biarin. Orang mau bilang apa aku nggak peduli. Kakak kan kakak aku. Aku mau peluk juga nggak dosa." Jawab Rara enteng seraya menenggelamkan kepalanya di dada Adam dan menghirup aroma tubuh lelaki itu.
"Atau jangan-jangan.." ucap Rara menggantung dan melepas pelukannya
"Apa?" Jawab Adam menautkan kedua alisnya
"Kakak udah nggak mau aku peluk ya. Ih kak Adam jahat." Balas Rara jengkel
"Apa sih dek. Nggak gitu. Kakak cuma bercanda kok. Sini-sini peluk." Jawab Adam dan menarik Rara dalam pelukannya lagi. Namun Rara menolaknya dan memalingkan wajah. Adam terkekeh melihat tingkah adiknya. Meskipun sudah besar, sikap manjanya tidak pernah berubah. Dan itu yang membuat Adam begitu menyayanginya.
"Udah nggak usah manyun gitu. Padahal tadi niatnya kakak mau ngajak makan mi ayam di perempatan loh. Tapi ka.." ucapan Adam terpotong karena Rara langsung berbicara
"Oke-oke. Tadi aku becanda. Ayok, sekarang kira cuss. Udah laper nih." Jawab Rara sambil menarik Adam dan langsung masuk kedalam mobil.
Adam geleng-geleng kepala melihat adiknya yang begitu semangat saat disogok dengan mie ayam. Semarah dan sekesal apapun Rara, jika sudah berbicara mie ayam, pertahanannya akan runtuh.**
-Rara povEntah ini suasana hatiku yang memang sedang bahagia, atau cuaca yang sedang cerah. Aku begitu bahagia hari ini. Senyum tak pernah lepas dariku.
"Udah sih dek, bentar lagi sampe. Kakak tau kamu udah nggak sabar kan makan mie ayam?" Ucap kak Adam membuyarkan lamunanku
"Ih apaan sih. Ini itu hukuman bagi kak Adam yang udah buat aku kesel." Jawabku ketus karena kak Adam sudah merusak suasana.
"Alah.. ngeles ae lu" balas kak Adam seraya memencet hidungku.
"Kakak..." kesalku karena kak Adam terus menggangguku. Nggak tau apa. Kalau adiknya ini sedang bahagia. Dasar kakak nggak peka.Flashback on
"Duh, balikin sekarang apa dicuci dulu ya." Ucap Rara menimang-nimang sesuatu.
"Kalo dibalikin sekarang, masa iya nggak dicuci dulu"
"Tapi kalo nggak dibalikin sekarang, ntar kak Adam nanya macem-macem"
"Aduuh.. gimana ini"
"Balikin..enggak..balikin..enggak.
Balikin..enggak..balikin.."
"Oke fix. Balikin sekarang"
Rara memantapkan langkahnya dan berjalan ke sanggar pramuka.
"Permisi kak, boleh nanya nggak?" Tanya Rara pada salah satu senior yang sedang duduk di depan sanggar
"Oh..iya. Kenapa dek" jawabnya dan menatap Rara
"Em.. anu. Kakak tau nggak ini jaket siapa. Soalnya aku nggak tau punya siapa" ucap Rara ragu.
"Oh.. bentar" jawabnya dan mengambil jaket yang dibawa Rara
"Ah.. iya. Ini punya Dava" ucap kakak senior yang bername tag Tasya.
Deg!!
'Jadi yang kemarin kak Dava'
"Dek.." ucap Tasya dan menyentuh lengan Rara yang sedang terkejut.
"Eh..ee.. anu. Nggak..eh..iya. anu. Emm makasih kak" ucap Rara dan langsung pergi begitu saja
'Ya Tuhan.. ' batin RaraFlashback off
"Wooy.. adikku Rara yang jelek. Udah ngelamunnya" ucap kak Adam membuyarkan lamunanku. Tuh kan kakak yang nggak peka
"Apa sih kak. Sok tau deh" ucapku sok biasa. Padahal kaget luar biasa.
"Jadi nggak makan mie ayamnya. Dari tadi ngelamun mulu. Nggak tau apa kalo kakak tuh capek nyadarin kamu. Emang kamu ngelamunin apa sih. Senyum-senyum nggak jelas. Tau gitu kan tadi.." cerca Adam terpotong
"Apa sih kak cerewet deh" ucapku memotong ucapan kak Adam dan keluar dari mobil memasang wajah sok sebel. Padahal sedang menyembunyikan malu luar biasa
"Aduh.. ini kenapa sih ngelamun segala. Ayo Rara.. come on. Oke..pasang wajah marah." Gumamku dan langsung masuk ke kedai mie ayam kesukaanku meninggalkan kak Adam yang sedang menatapku cengo.**
Cie cie cie. Aku update lagi. "Ah..paketan. Kau menghambatku" (apa sih author gaje)
Oh ya. Tetep syukran.. yang udah mau baca 😍😍
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar
RomanceUntukmu sang pemilik raga. Untukmu sang pemilik rasa. Terima kasih atas pelangi yang kau ukir diatas sana. Meskipun hitam dan putih adalah warnanya. Aku yang terlalu bodoh. Bergantung pada harapan yang terucap putus asa. Aku yang terlalu buta. Berha...