-Rara pov
Jam kosong, adalah hal yang sangat disukai seantero jagad anak sekolah. Tidak ada tugas, murid benar-benar dilepas.
Tak terkecuali kelas X-2. Hari ini banyak sekali mata pelajaran yang kosong.
Ada yang anaknya sakit, ada yang penataran, ada yang sedang sibuk dengan pekerjaan lain.
"Ra, nonton basket yuk" ajak Lusi memecah konsentrasiku yang sedang merajut bulu mata
"Ngga ma.. Deal" potongku cepat saat kulihat dari jendela ternyata si Dia yang sedang olahraga.
Aku langsung keluar kelas dan duduk di bangku penonton.
"Ah Rara curang.. Ninggalin aku" sungut Lusi yang menyusulku duduk di bangku penonton.
Aku? Nyengir andalanku. Tidak ada yang lebih penting selain cepat-cepat melihat dia bermain basket.
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang ingin kamu dustakan.
Dia terlihat keren sekali saat berkeringat seperti itu membuatku tambah mengaguminya.
Disela hayalanku tentang dia, tiba-tiba..
Bugh..!!!
Tidak ada lagi yang kuingat selain semuanya gelap.* *
-Author pov
Rara dilarikan ke UKS karena bola basket yang mengenainya. Lusi panik setengah mati sedangkan kelas XI IPS 2 langsung membubarkan permainan basketnya.
Kevin yang juga sebagai anggota PMR langsung sigap menolong Rara."Kamu bikinin teh manis anget ya. Buat aja di dapur, kalo ditanya bilang aja disuruh anak PMR" ucap Kevin yang saat itu melihat Lusi dibelakangnya.
Kini di ruang UKS hanya ada Rara dan Kevin. Entah kemana anak PMR yang piket hari ini. Kevin menempelkan minyak kayu putih ke hidung Rara. Ia juga mencopot kaos kaki Rara. Tak berselang lama, Lusi muncul membawa teh manis hangat pesanannya.
"Kamu taro di meja. Sebentar lagi juga pasti sadar. Ikat pinggangnya nanti di longgarin ya. Kamu kan cewek. Kakak mau ganti baju dulu" ucap Kevin lalu pergi meninggalkan Lusi.
"Duh, ini yang piket kemana sih. Ntar kalo Rara ngga sadar-sadar gimana" batin Lusi sambil melonggarkan ikat pinggang Rara
"Lus.." ucap Rara
"Eh Ra.. Sadar? Alhamdulillah. Kirain betah banget tidur" jawab Rara sambil membantu Lusi bersandar
"Nih, minum dulu. Udah dingin. Kamu sih kelamaan pingsannya" ucap Lusi sambil menyodorkan teh hangat buatannya.
"Thank's Lus.."
* *
Dava pov
"Oi, kok udah ngga pada main?" tanyaku pada anak-anak.
"Ngga Dav, tadi si Robi ngelempar bolanya keras banget, kena anak cewek noh adik kelas. Eh, pingsan." jawab Dika.Deg..! Pingsan?
"Terus sekarang dimana?" tanyaku panik. Sebab tadi aku melihat gadisku duduk disana. Melihatku bermain basket.
"Dibawa ke UKS noh" jawab Firman
Aku langsung lari ke UKS untuk memastikan keadaan gadisku. Semoga dia baik-baik saja.
Sesampainya di UKS aku tak langsung masuk. Kuintip lewat gorden sebagai penyekat. Dan aku melihat dia, gadisku baik-baik saja. Dia sedang tertawa entah membicarakan apa.'Syukurlah' batinku, lalu pergi dari ruangan itu
* *
Rara pov
"Lus, tadi aku jelek ngga pas pingsan" tanyaku
"Ya ampun Rara.. Baru sadar aja nanya aneh-aneh. Tadi kamu jelek banget. Mangap gitu mukanya" jawab Rara
"Hah, serius Lus? Ya ampun.. Malu aku" ucapku sambil menutup wajah
"Ahahahahah.. " tawa Lusi membahana
"Kamu boong ya.. Ah Lusi. Nyebelin deh." aku ikut tertawa. Lalu tak sengaja ekor mataku menangkap seseorang diujung sana.
Kak Dava. Dia melihatku. Mata kami bertatapan sebentar sampai akhirnya aku yang memutus pandangan sebab malu. Ah, wajahku pasti sudah merah."Kamu kenapa?" tanya Lusi panik sambil memegang pipiku yang memanas.
"Eh, engga. Cuman lagi ngecek aja, mana yang sakit. Eh ngga ada" alibiku
"Syukurlah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar
RomanceUntukmu sang pemilik raga. Untukmu sang pemilik rasa. Terima kasih atas pelangi yang kau ukir diatas sana. Meskipun hitam dan putih adalah warnanya. Aku yang terlalu bodoh. Bergantung pada harapan yang terucap putus asa. Aku yang terlalu buta. Berha...