Part 1

87 7 10
                                    

Di bawah langit biru, di hamparan padang rerumputan, suara daun dan ranting pepohonan terdengar di tiup sang bayu. Kicau burung di dalam hutan yg akan membuat syapapun yg mendengarnya akan terbius..........
Namun,,,,,,,,di tengah ke indahan itu semua'  suara senapan dan ledakan terdengar di mana-mana.

Yah seperti itulah jaman yg sedang kami hadapi, kami terlahir dimana jaman pertempuran ada di muka bumi ini. Sebut saja kami kumpulan orang yg tak berguna, tetapi 2 tahun lalu, kami tinggalkan nama tak berguna itu dan ikut berjuang bersama..........

Apa yg kami lawan adalah musuh yg mencoba menghancurkan kota kami dan mengambil alihnya.  AKIRA adalah satu-satunya kota yg masih  bisa bertahan dari serangan kota ARTERIS  dulunya di tanah ini  ada 5 kota yg sangat indah dan makmur. Hamparan sawah petani, ladang dan hutan yg luas. Ke 5 kota itu memiliki wilayah yg sama dan pusat kota yg indah.
Namun......................
20 th yg lalu kota ARTERIS di bawah kepemimpinan jendral ZEUS melakukan penyerangan ke kota-kota lain.

Dia berambisi..!! Akan menguasai seluruh tanah ini, 3 kota berhasil dia kuasai dan hanya kota AKIRA yg satu-satunya masih bertahan. 2 tahun lalu ayah2 kami berjuang bersama mempertahankan kota AKIRA di garis depan.
Namun.................
Mereka gugur bersama pasukannya.
Pada saat itulah kami merasa tidak berguna.
2 tahun berlalu,kami telah mengikuti pendidikan prajurit tempur.
Namaku adalah "RAFF" aku memiliki 3 orang teman DENIS,REVAN dan seorang teman perempuan yg sangat cantik bernama SEIRA. kami berempat telah lulus pendidikan tahun ini dengan jumlah angkatan sebanyak 700 orang pemuda dan pemudi. Dan kami memutuskan ingin bertempur di garis depan berjuang mempertahankan kota AKIRA.

Posisi kota kami cukup efektip untuk bertahan karena di apit oleh 2 gunung di utara dan barat kota. Dan di puncak gunung gunung itulah kami membangun pertahanan garis depan seperti lobang perlindungan, pada pukul 10:00 am kami dan pasukan menuju gunung barat, saat di tengah2 perjalanan REVAN tiba-tiba bertanya pada ku.  "RAFF apakah kau tak merasa takut..???"  aku pun menjawabnya  "untuk apa kita merasa takut..?? Untuk inilah kita di latih senjata api laras panjang ini sudah ada di pelukan kita, jadi jangan tunjukkan muka takutmu itu..!! Karena musuhmu akan mentertawai mu..." ujarku agar REVAN tak merasa takut lagi. "tapi RAFF..??" tampaknya REVAN masih merasa ragu.  "aaahhhhh sudah-sudah yakinlah tuhan bersama kita" ujar DENIS. dan SEIRA pun menjawab. "RAFF benar REVAN kita harus yakin karena untuk inilah kita di latih."

Kami dan 500 plajurit lainnya pun sampai di garis depan setelah mendaki gunung beberapa jam, dan kami terkejut dengan apa yg kami lihat. Semua begitu porak-poranda akibat tembakan amunisi dan meriam artileri. Kami melihat beberapa teman yg lainya masih selamat dan luka-luka  kami bergegas memperbaiki pertahanan dan menolong teman-teman, setelah 1 jam akhirnya semua kembali terkendali. "RAFF apa yg terjadi dengan mereka??" REVAN bertanya padaku dengan wajah yg gugup dan takut. "mungkin sebelum kita sampai di sisi sempat ada serangan musuh yg besar" SEIRA menjawab ku, "aku rasa ini adalah serangan artileri RAFF kalau bukan itu tak mungkin teman- teman kita sampai seperti ini" aku pun memegang bahu SEIRA. "sebaiknya kau jangan berada di garis depan aku mengkhawatikan mu, lebih aman jika kau menjadi paramedis dan membantu yg lain" tiba-tiba  SEIRA mengelak tanganku dari bahunya dan berkata "aku akan ikut kemanapun kalian bertiga pergi karena bagiku kalian adalah teman sekaligus keluarga buatku dan aku juga ingin berjuang mempertahankan kota AKIRA sama seperti yg kalian lakukan saat ini" DENIS menjawabnya. Kata-kata RAFF ada benarnya SEIRA, ini terlalu berbahaya bagi seorang wanita"

Tiba-tiba setelah DENIS menjawab,,,, suara tembakan senjata mesin terdengar dari arah barat tempat musuh, sekejap mata pasukan kota AKIRA yg tak waspada tersotak, terpental dan tewas.
"Tar.tar.tar.tar.tar.tar.tar.tar.tar.tar" suara tembakan dan amunisi yg begitu cepat dan akurat bagai sebuah hujan amunisi yg menembaki pasukan bertahan dari kota AKIRA kayu palang, tanah, pohon semua tembus yg di lalui amunisi itu dan begitu mematikan. Belum lagi senjata api dari para prajurit musuh yg saling bersahutan dan bergantian "dor.dar.tar- dor.dar.tar- dor.dar.tar" hanya terlihat seperti kuningan panas yg melesat. Dari 500 pasukan yg datang, dan di tabah yg sebelumnya selamat 140 pasukan. Kini hanya 358 pasukan yg bertahan di lobang perlindungan. Untung saja ketika aku mendengar suara tembakan aku langsung mendorong SEIRA ke dalam lobang perlindungan DENIS dan REVAN juga melompat tepat waktu ke lobang yg telah di bangun seperti got sedalam 1 m di sepanjang gunung itu.

Seketika aku berteriak ketika masuk ke lubang perlindungan.                         " berlindung............!!!!! Selamatkan hidup kalian...!!! jangan biarkam nyawa kalian di bantai musuh,, selama bendera burung PHOENIX masih berkibar... Kita akan berjuang habis-habisan.............!!!!!! Hidup AKIRA. Semua pasukan kota AKIRA berteriak untuk membakar rasa takut mereka. Banyak yg mereka katakan, " akan ku habisi mereka....! Akan ku balass...!!! Rasakan serangan balik kami....!!!!
DENIS yg sudah mulai emosi berteriak" teman-teman sekalian teman seperjuangan ku..........!!!!! kita akan pertahan kan kota ini sampai titik darah penghabisan. mari kita semua bersatu, kita hancurkan pasukan ARTERIS"

Akhirnya pasukan kota AKIRA berhasil melakukan serangan balasan. Pertempuran yg dasyat pun tak terelakkan lagi. Suara tembakan di mana-mana kuningan panas saling melesat dari senjata mereka. Musuh mereka pun semakin ganas, berbagai macam senjata mulai dari senjata api, granat, hingga senjata artileri pun di gunakan musuh, yg memiliki daya ledak yg mematikan. Hujan mortir pun berjatuhan di langit pasukan AKIRA. Tanah terpental ke udara setinggi 7 kaki, bumi bergetar seperti gempa.  Satu persatu pasukan kota AKIRA berjatuhan dan mereka pun hanya bisa membalas dengan artileri yg sama itupun dengan jumlah beberapa.

Aku menyasikan teman2 ku yg lain tewas seketika. Emosiku meledak dan langsung saja ku ambil senjata mesin dan menembakkannya ke arah musuh. Tetapi hanya beberapa yg bisa ku bunuh. tak seperti mereka bisa menghabisi kami semua dengan sekejap mata. saat pertarungan sengit itu berlangsung, wanpun mulai mendung, dan hujan deraspun mulai berjatuhan turun. Darah teman -temanku yg gugur mulai tergenang air seperti aliran darah yg mengalir dari atas gunung, bagaikan langit dan bumi menangis melihat ribuan jiwa terbantai oleh keserakahan jendral ZEUS yg memerintah pasukannya untuk menyerang.

Di tengah desakan musuh yg begitu besar itu. Pemimpin pasukan garis depan memutuskan untuk memanggil bantuan kepada angkatan udara, untuk membom bardir semua musuh yg ada di gunung itu melalui pesawat di udara. Beberapa menit kemudian REVAN berteriak " lihat angkatan udara datang cepat berlindung mereka akan membom bardir tempat ini" teman-teman di angkatan udarapun mengebom gunung di sebelah barat kota AKIRA ini dan mereka pun menjatuhkan bom dari udara ke musuh-musuh.
Bumi bergetar, tanah terguncang terpental ke ke udara hingga 18 kaki tingginya, dan asap hitam menyertainya. Dan beberapa saat kemudian suasana menjadi sepi dan sunyi aku tertimbun lumpur2 yg terpental ke udara. Bahkan kami seperti tak dapat di kenali akibat lumpur yg berada di seluruh tubuh kami.

Aku berteriak.                     "DENIS........!!!!! SEIRA......!!!! REVAN........!!!! dimana kalian .......????"
Aku merasa cemas dan takut sekali apakah ke 3 sahabatku yg sudah ku anggap seperti keluarga selamat.
Aku melihat DENIS dan REVAN saling merangkul berjalan ke arah ku. Mereka tersenyum kepadaku, meski banyak luka dan darah berlumuran di tubuh mereka. Seragam plajurit mereka yg gagah, kini compang camping belumuran darah dan lumpur. Kamipun mencari SEIRA dan tiba2 aku melihatnya tergeletak di bawah dan tak sadarkam diri berlumuran lumpur, meski begitu aku tetap mengaguminya karena dia memang plajurit wanita yg cantik bagiku.   Aku kaget melihat luka di tangan dan kakinya aku langsung mendekatinya dan memangku kepalanya, tiba2 sesat itu juga mengeluarkan darah.

Dia masih tak sadarkan diri. aku terus memanggil -manggil namanya dan memegang tangannya DENIS dan REVAN juga kawatir melihatnya. Dan perlahan SEIRA mebuka matanya, ia ingin mengatakan sesuatu tetapi.....................

Bersambung

Kalau teman teman suka dengan ceritanya
Tolong komen dan suport nya ya😊

😀 biar pembuatnya semangat bikit lajutan ceritanya minggu depan hehehehehehe😂

AKIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang