BAB IV (ABANG RAKA)

11 1 0
                                    

#Fanya Rinaldi

Toko buku selalu jadi tempat favorit gue, dan disana juga gue ngerasain hal yang ngga biasanya gue rasain, perasaan yang tiba-tiba aja ada, dan senyuman yang bikin gue ngga bisa tidur semaleman, gue ngga tau dia siapa, tapi entah kenapa setiap kali gue liat dia di toko buku debar jantung gue berdebar lebih cepat dari biasanya. Apa ini yang kata orang disebut dengan cinta?

-Radit Wijaya

Belakangan ini Fanya sulit sekali berkonsetrasi dalam pelajarannya, fikirannya terbagi, bercabang kemana-mana. Permasalahan di organisasi sebenarnarnya tidak terlalu menganggu, hanya saja fikirannya sedang kacau dan dia merasa cukup sensitif akhir-akhir ini. Fanya perlu waktu untuk menata setiap perasaan yang di acak-acak oleh Raka dan Gilang. Disatu sisi dia merasa tak enak dengan penolakannya pada Raka, dan disisi lain dia merasa 'cemburu' melihat kedekatan Gilang dengan anak baru itu. Eh, bentar-bentar apa tadi? Cemburu? How it can be? Gilang bukan siapa-siapanya Fanya, lantas ketidaksukaan itu apa disebut dengan cemburu juga? Kenapa hati menjadi serumit ini? Sialnya, pipi Fanya kembali merona lagi.

Orang-orang benar, kadang perasaan itu tak ada bedanya dengan benang kusut yang sulit untuk dirapihkan lagi. Tania juga akhir-akhir ini sibuk dengan eskul baletnya, dan satu-satunya tempat yang bisa membuat Fanya lupa dengan semua masalahnya adalah toko buku dan cafe favorit Fanya.

Hampir setiap sepulang sekolah Fanya pergi ke toko buku, membeli buku-buku, lalu dia baca di cafe favoritnya-yang letaknya pun tak jauh dari toko buku tadi-sambil menikmati coklat panas kesukaannya.

Tanpa Fanya sadari, ada seseorang yang selalu memperhatikan kebiasaanya itu. Bahkan dia hafal kapan Fanya akan akan datang ke toko buku itu. Sampai pada suatu hari keduanya bertemu pandang. Fanya seperti biasa hanya tersenyum ramah padanya. Fanya memang kategori anak yang ramah, kadang jutek sih. Tapi selebihnya dia selalu mencoba bersikap seramah mungkin ke orang yang belum dikenalnya, kecuali kalau first impression-nya buat dia bete, Fanya bakalan super jutek ngga ada duanya.

"eh, hai!" sapa seorang lelaki berperawakan jangkung berkacamata. Dari nada bicaranya bisa terdengar jelas kalau dia gugup. Fanya lagi-lagi hanya membalas dengan senyuman.

"Astaga mimpi apa gue semalem?dari sekian lama gue merhatiin dia, gue ngga pernah sedekat ini! dan oh my god senyumannya manis banget kayak gula aren" pekik laki-laki itu dalam hati, matanya berbinar dan tak juga berpaling dari wajah Fanya.

"hello mas! Anda tidak apa-apakan?" tanya Fanya yang kebingungan dengan tingkah laki-laki dihadapannya itu. Agak kaku ngga sih gue ngomong tadi?

" eh gue ngga apa-apa kok, kenalin gue Radit" ujar radit spontan sambil menjulurkan tangan.

" Fanya " balas Fanya singkat, ia sebenarnya sedang malas berinteraksi dengan orang- orang disekitarnya, tapi bagaimanapun ia harus tetap menjaga sikapnya. 'Untung ganteng lo mas, kalo ngga males gue ladenin dah'

"gimana kalau kita ngobrol sebentar di cafe depan sambil minum coklat hangat?" ajak Radit ramah.

"coklat hangat? Di cafe depan?" tanya Fanya memastikan. Radit memerah dan mulai salah tingkah. Dear me! Kok gue jadi spontan gini sih. Mampus gimana kalo dia tahu kalo selama ini gue sering merhatiin dia.

"mas, mas Radit hei!" Fanya melambaikan tangan kedepan wajah Radit yang nampak kikuk setelah mengajak Fanya.

"eh sory, sory. Gue terlalu agresif ya? Duh, gue lancang banget ya? Baru juga kan kita kenalan masa iya gue langsung ngajak lo ngobrol di cafe" timpal Radit mencoba memperbaiki suasana. Fanya terkekeh melihat tingkah laku Radit.

"iya, eh ngga sih, cuman gue kaget aja ngga percaya, ada cowok sekeren lo ngajak ngobrol" Radit makin tersipu dan tak bisa memendam kegugupannya.

'Oh Tuhan, ini yang namanya ultra rezeki yang sering elvira-tokoh webtoon cinta datang terlambat-sebut! Makin salting aja gue disebut keren'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang