2. Pasangan Sempurna

168 9 2
                                    

"Sometimes I wish I were a little kid again, skinned knees are easier to fix than broken hearts."

-Anonymous-

"Model cantik berdarah Spanyol, Aluna Alexandra dikabarkan akan segera menikah dengan pengacara muda Fabian Arviandra Soeryaatmadja. Dara cantik.." Keysha menekan tombol mute, namun tetap membiarkan televisi itu menyala.

Salah satu infotainment yang berada di channel favourite Keysha itu, sekarang menampilkan beberapa potret kemesraan Fabian dan Aluna yang tertangkap oleh kamera wartawan.

Deg

Keysha meraba dadanya yang terasa sakit, saat salah satu foto itu menampilkan pose yang sangat intim dari keduanya. Aluna yang sepertinya menyadari keberadaan kamera, mengecup sudut bibir Fabian yang terlihat menunduk menatap ponsel miliknya.

Perfect couple.

Dua kata itu rasanya belum cukup untuk mengungkapkan bagaimana serasinya Aluna dan Fabian. Di tambah dengan raut wajah bahagia yang terlihat jelas dari keduanya, membuat Keysha tersenyum miris.

You seem really happy with her.

Bagaimana mungkin Keysha mampu menghancurkan semuanya?

Keysha tahu betul, bagaimana rasanya dikhianati. Perempuan itu tidak ingin, Aluna juga merasakan hal yang sama jika ia mengungkapkan semuanya. Aluna pasti terluka.

"Bii.." Keysha menekuk lututnya, lalu memeluknya erat. Satu persatu air mata metes, membasahi wajah cantiknya.

"I'm so tired.." Keysha menekan dadanya yang terasa sesak. "I don't know what to do."

"Apa yang harus aku lakukan?" kata Keysha nyaris berbisik. Suaranya terdengar serak, dengan getar yang tidak dapat disembunyikan.

Tanpa sadar, mata Keysha menangkap benda berharga yang dulu selalu menjadi tempatnya berkeluh kesah. Membagi semua beban yang ada pada selembar foto yang begitu istimewa baginya. Kenangan terakhirnya bersama pria itu, Fabian. Meraih bingkai yang berada di atas nakas, Keysha langsung memeluknya erat. Napasnya memburu, seakan tengah berlari kencang.

"Apa nggak ada kesempatan kedua untuk kita?"

Keysha tertawa miris pada kenyataan yang ada. Seharusnya, sebagai seorang perempuan dewasa Keysha mengerti bahwa dari dulu hingga kini, tidak pernah ada kata kita untuknya dan Fabian.

Fabian dengan dunianya, dan Keysha dengan kesendiriannya. Selalu seperti itu.

Keysha memandang potret yang menunjukkan kebahagiaan mereka dulu cukup lama. Ibu jarinya terulur, untuk mengelus foto lainnya yang berada di bingkai yang sama. "Kenapa takdir yang dituliskan Tuhan begitu menyakitkan, Bi?"

Keysha tidak pernah mengeluhkan takdir yang diberikan Tuhan padanya, sebelum ini. Namun kini, hatinya kian sesak kala mengingat, bukan hanya hatinya yang tersakiti di sini. Tapi, hati lain yang seharusnya ia jaga malah tanpa sengaja ikut terluka karena keegoisannya.

Keysha menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Perempuan itu menghirup udara sebanyak-banyaknya, lalu menghembuskannya perlahan. Rencananya untuk istirahat sejenak dari segala aktivitasnya yang cukup melelahkan jadi gagal karena kebodohannya tadi.

Seharusnya, Keysha tidak menyalakan televisi. Atau setidaknya, Keysha mematikan benda itu, sebelum melihat lebih jauh.

"I miss you." Keysha mendekap bingkai itu sebentar, sebelum kembali meletakkan benda itu di tempat semula.

When Love Is Not EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang