Part 2 : Dia Lagi?

102 10 8
                                    

    "Kok kaya pernah liat yaa? Tapi siapaa?" Gumam Shalwa Sambil berfikir untuk mengingat siapa orang yang ia lihat tersebut.

    Shalwa terus mencoba mengingat Orang yang ia liat tersebut sampai ia mengingat nya.

    "Oh, itu kan cowok nyebelin yang tadi." Akhirnya Shalwa Mengingatnya.

    "Kok dia ada disini? Apa jangan-jangan rumahnya deket sini?" Gumam Shalwa sambil bergidik ngeri.

    "Jangan deh jangan sampe, nanti bisa-bisa tiap hari gue liat dia kan ngeri."

    Tiba tiba Shalwa terbuyar dari lamunannya ketika ada yang mengkagetkan nya.

    "Wooyyy!" 

    "Melamun terus." Ucap Vano yang mengkagetkan Shalwa.

    "Ngagetin aja sih lo!" Ucap Shalwa dengan nada bete.

    "Lagian lo melamun sih, Oh iya lo kesini mau ngapain? Kangen sama gue kan?" Tanya Vano.

    "Eww pede lo, nih dari mamah." Jawab Shalwa sambil memberikan bekal titipan mamahnya kepada Vano.

    "Waahhh Makasih adikku tersayang." Ucap Vano sambil mengelus-elus rambut Shalwa.

    "Ihhh alay deh." Balas Shalwa Sambil menatap kakak nya jijik.

    "Hehehe, Yaudah deh gue mau makan dulu gue laper banget tapi makannya disana ya bareng temen-temen gue, lo mau ikut kesana atau nungguin disini?" Ucap Vano.

    "Gue pulang aja deh kak." kata Shalwa malas.

    "Pulangnya nanti aja nungguin gue, soalnya gue gak bawa motor, kan tadi gue dijemput temen gue." ucap vano membalas ucapan Shalwa.

    "Pulangnya sama temen lo aja sih" ucap shalwa.

    "Temen gue yang tadi ngejemput udah pulang daritadi soalnya dia ada urusan, lagian kan ada lo ngapain minta anterin orang coba?" Ucapan Vano yang tak ingin Shalwa pulang duluan.

    "Yaudah deh Gue tunggu disini aja kak." Balas Shalwa dengan pasrah.

    "Nah gitu dong, baru adik gue." Ucap Vano sambil mengacungkan ibu jari dan kemudian berbalik badan lalu pergi meninggalkan Shalwa menuju teman-temannya.
Shalwa yang ditinggalkan hanya diam dan kembali duduk ditempat awal ia duduk tadi dan memainkan handphone nya untuk menghilangkan rasa jenuhnya.

    Duuukkkk

    "Aaawwwww"
    Shalwa meringis kesakitan memegangi dahinya, Karena tiba-tiba ada bola basket yang mengenai dahinya tersebut.

    "Lo gak papa?" Tanya seseorang yang mungkin pelaku tragedi tersebut.

    "Maaf tadi temen gue bener-bener gak sengaja, ehh tapi dia malah lari. Lo gaK papa kan?" Tanya orang itu lagi dengan khawatir.

    Orang itu belum melihat wajah Shalwa karena wajahnya tertutup tangannya yang memengaji dahinya.

    "Nggg... Gak papa kok cuma sakit sedikit." Jawab Shalwa dan kemudian melihat lawan bicaranya tersebut.

    "Lo!?" Tanya Shalwa kaget dan kemudian berdiri dari duduknya karena orang yang ada dihadapannya sekarang adalah si cowok yang membuatnya kesal tadi pagi.

    Si cowok tersebut tidak menanggapi pertanyaan Shalwa

    "Gue tau lo kenapa-napa, jidat lo aja sampe merah gitu, ayo ikut gue, gue obatin!" Ajak cowok yang bernama Dhio tersebut.

    "Lo pasti sengaja kan!? Lo mau balas dendam gara-gara tadi pagi kan!?" Ucap shalwa menuduh Dhio dengan nada marah.

    "Enak aja lo! Yang tadi ngenain bola ke pala lo itu temen gue dan sekarang orang nya kabur! Masih mending ini gue mau nawarin bantuan!" Jawab Dhio tidak terima.

    Shalwa bingung ingin menjawab apa karena dirinya malu telah menuduh dhio yang tidak-tidak.

    "Ayo ikut gue!" ajak Dhio sambil menarik tangan Shalwa. Shalwa pun hanya menurut karena ia masih merasa bersalah pada Dhio.

    "Duduk!" ucap dhio memerintah shalwa dan Shalwa pun duduk pada tempat yang diperintahkan Dhio tersebut, kemudian Dhio pergi sebentar dan kembali lagi membawa sebuah es batu yang terbungkus plastik putih berukuran sedang.

    Setelah itu Dhio memecahkan es batu itu menjadi beberapa potong, Shalwa yang melihat itu hanya diam saja tanpa sepatah kata pun. Kemudian Dhio berjalan mendekati Shalwa sambil membawa kotak p3k.

   Ietelah itu Dhio pun duduk di sebelah shalwa, lalu Dhio pun menempelkan es batu yang telah terbalut kain pada dahi Shalwa.

    "Ssss.. aaawww" Ringis Shalwa kesakitan.

    "Tahan bentar." Ucap Dhio
Kemudian memberi pembersih luka agar kuman pada dahi shakwa hilang dan menempelkan plester bergambar hati pada dahi shalwa.

    "Selesai." Ucap Dhio tersenyum senang seperti seorang dokter yang baru saja memeriksa anak kecil.

    "Makasih." Ucap Shalwa canggung.

    "Yoi" balas dhio yang masih tersenyum.

    Kok dia ganteng ya kalo diliat-liat? Batin Shalwa yang tampa sadar tersenyum sambil memamandangi Dhio.

    'Deg'

    Dhio ngusap dengan lembut dahi Shalwa yang terlapis plester tersebut.

    Kok jantung gue deg-deg an gini sih? Batin Shalwa dengan wajah yang kini sudah memerah seperti tomat.

    "Gue pamit pulang ya, ini udah sore lo gak pulang?" Ucapan dhio tersebut membuyarkan lamunan Shalwa.

    "Eh oh iya hati-hati dijalan, gue nanti pulangnya." Jawab Shalwa gelagapan.

    "Oh oke gue pulang duluannya."
Ucap Dhio tersenyum geli melihat tingkah shalwa yang agak aneh dan meninggalkan Shalwa.

    Padahal gue mau lama lama disini sama lo Batin shalwa.

    "Eh apaan sih gue? Dia kan cuma nolongin gue doang, kok malah baper sih?" Gumam shalwa yang menyadarkan kata batinnya yang terkagum-kagum pada sosok Dhio.

___

Gimana part 2 nya? Lanjutin jangan?😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moegen ErTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang