"Ayo!" suara Peter dari gerbang sekolah. Dia biasa pulang bersamaku. Kami biasa berjalan, karena rumah kami tidak jauh dari sekolahan.
Saat di jalan...
"Nanti temani aku belajar mobil ya?" ucapnya sambil muka tersenyum.
"Tidak!" jawabku.
"Ayolah?" ucapnya sambil menunjukkan muka penuh harapan.
"Huft.. baiklah." ucapku pasrah.
"Yeay! aku tunggu jam 3 di lapangan seperti biasa." ucapnya.
"Oke." ucapku.
-Skip-
"Ayo kita naik!" ucap Peter langsung naik ke mobil.
"Jangan terlalu cepat!" ucapku karena Peter membawa mobil terlalu cepat.
"Agar kau tak takut, cobalah main game ini, agar kau tak cerewet." ucapnya sambil meminjami iPad nya yang berisikan game Poker.
"Wah, game ini sangat seruuu!" ucapku dan tiba-tiba saja.
"PET, AWASSSS!" ucapku tetapi tabrakan dengan pohon tak bisa dihindari.
Aku pun terluka, Pet mencoba mengangkatku dan membawaku ke rumah sakit terdekat.
-skip-
"Dia butuh banyak darah, dan harus sekarang atau tidak nyawanya tidak terselamatkan." ucap Dokter yang keluar dari ruang UGD.
"Keluarganya masih sedang dalam perjalanan, kalau begitu saya saja, dok." ucap Peter.
"Kalau begitu, mari ikut saya." ucap dokter menuntun Peter.
-skip-
Mataku pelan-pelan terbuka. Aku melihat di samping-ku ada Peter. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan, seperti... orang yang ingin pergi. Tetapi, matanya tiba-tiba tertutup.
"PETERRRRRR!!!" teriakku.
"Pet, aku butuh kamu! Kamu selalu di samping-ku! Pet, bangunnnn!!" lanjutku yang turun dari ranjang dan menuju ranjangnya.
________________________________________
Kejadian yang tak pernah kulupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Poker
Teen FictionBerceritakan soal gadis yang senang bermain poker. Kisah hidup asmara-nya tidak berjalan mulus. Kisah hidupnya pun tak berjalan mulus. Ia harus kehilangan Ibu-nya dan ayahnya menentang hobi-nya tersebut. Baca untuk kisah selanjutnya --->