Aku terseret.
Dan aku tenggelam dalam pandangan yang mendayu begitu dalam. Hatiku bergetar. Nyatanya aku jatuh cinta di dua detik dalam hitungan mundur.***
Langkah kakinya menggema, memecahkan kesunyian yang tengah menyelimuti koridor kampus. Waktu menunjukkan pukul 19:00 dan para mahasiswa sudah seharusnya kembali ke rumah masing-masing. Namun lain halnya dengan laki-laki bertubuh mungil itu, ia harus mengerjakan tugas dua kali lipat akibat ketertinggalan mata kuliah karna flu yang menyerang di musim penghujan. Dan karena hal itu ia harus mengorbankan waktunya lebih untuk tetap berada di kampus dan menyelesaikan tugasnya. Helaan nafasnya terdengar berat. Hatinya resah, memandangi rintik hujan yang tak kunjung reda. Ia tidak kuat dengan dingin, maka dari itu ia sangat tidak suka dengan musim hujan. Dan satu kebodohan yang selalu ia sesalkan adalah sifat pelupanya. Ia menggosokkan kedua belah tangannya, berharap dengan begitu dapat mengurangi rasa dingin dan menghangatkan kedua telapak tangannya.
"Harusnya aku tidak lupa membawa payung di musim hujan seperti ini"
Raut kesal terlihat jelas di wajahnya. waktu terus berlalu, namun tidak dengan hujan. Ia seakan tidak mengerti dengannya, hujan semakin terlihat deras dan cipratannya mengenai koridor kampus tempat ia berdiri.
Wajahnya terlihat panik, ia sungguh membenci hujan. Awan semakin menghitam. Malampun datang menjemput. Namun hujan tidak kunjung berlalu. Lampu jalan satu persatu dinyalakan. Sebagai penerang ditengah gelapnya malam.
"Hei. Apa kau ingin pulang?"
Sapaan suara itu meyadarkannya dari rasa panik yang melanda, ternyata masih ada orang yang berada di kampus selain dirinya ditengah sore menuju malam itu, setidaknya itu mengurangi rasa takutnya akan gelap. Kepalanya menoleh dan mendapati sepasang bola mata yang menenangkan tengah memandangnya dan senyuman yang sungguh mendebarkan hati. Lelaki didepannya tinggi, berbeda sekali dengannya yang bertubuh pendek dan mungil. Ia terdiam. Menikmati setiap debaran jantungnya yang semakin bertalu-talu beriringan dengan rintik hujan. Tubuhnya gemetar, mendapati dirinya tenggelam dalam pandangan yang seakan menenggelamkannya dalam perasaan melayang.
"Hei. Apa kau baik? Sepertinya kau kedinginan. Badanmu gemetar"
Suara berat itu meyadarkannya dari lamunan tentang sipemilik bola mata menenangkan itu.
"Ah.. Itu. Aku baik. Aku hanya kedinginan" suaranya bergetar mendapati dirinya masih belum bisa mengendalikan deguban jantungnya.
"Ah.. Kau pasti sudah lama menunggu bukan? Ini kau pakai saja"
Perlakuannya sangat manis. Lelaki jakung itu memakaikan jaketnya untuk si lelaki mungil. Perasaannya semakin berdebar, hatinya bergemuruh. Perutnya seakan digelitiki beribu kupu-kupu hingga membuatnya seakan sesak untuk bernafas. Suara rintik hujan seakan tidak terdengar lagi dalam perdengarannya. Ia terjatuh semakin dalam pada bola mata lelaki tinggi dihadapannya.
Tepukan dilengannya mengalihkan pikiran si lelaki mungil. Pipinya merona mendapati dirinya terlalu lama berdiam diri mengagumi lelaki tinggi berparas rupawan di hadapannya.
"Kau terlihat kurang baik" suaranya berat. Dan itu sangat nyaman di dalam perdengaran silelaki mungil..
"Ah..ia. Aku tidak suka dingin. Terimakasih untuk jaket mu. Tapi tidak seharusnya kau memberikannya padaku. Kau juga terlihat kedinginan" lelaki mungil itu menjawab dengan wajah yang masih merona.
"Tidak apa-apa. Ah.. Kita belum berkenalan. Aku park chanyeol" tangannya terulur dengan senyuman yang sungguh menawan.
"Baekhyun. Byun baekhyun" tangannya berjabatan dan debaran jantungnya semakin tak terkendali.Apa mungkin aku jatuh cinta?
Jatuh cinta di dua detik hitungan mundur?Lelaki mungil itu membatin mendapati perasaanya yang lain.
"Salam kenal baekhyun."
"Ia salam kenal chanyeol."
Baekhyun tidak bisa mengalihkan pandangannya dari paras lelaki tinggi disampingnya. Lirikannya semakin menjadi. Dan rasa gugup seakan tidak mau pergi
Kemudian hening.
"Apa kau mahasiswa baru disini?" baekhyun memutuskan bertanya untuk menjawab rasa penasarannya.
Chanyeol menoleh dan senyuman menawan itu lagi diperlihatkan kepada baekhyun.
"Bukan, aku sudah selesai dua tahun lalu. Aku hanya ada keperluan di kampus. Kebetulan aku baru pulang dari paris dua hari yang lalu"
Jawabannya memukau.
"Wah.. Kupikir kau mahasiswa pindahan."
Dan itulah awal untuk mereka.
Awal cinta yang menyakitkan.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST GO ( CHANBAEK ) (YAOI )
FanfictionPergilah... Jika bersamaku nyatanya kaupun tak bahagia. Namun, jika kau merasa lelah dan tak juga menemui ujung jalan tujuanmu, berbaliklah. kau boleh kembali dan berlari kepadaku. aku selalu menunggumu. Dengan dekapan hangat di depan pintu rumah...