Kesedihan Yang Mendalam

49 3 3
                                    

Malam itu, ketika aku mulai dekat dengannya. Dia terlihat sangat senang ketika aku membalas pesannya. Akupun begitu, selalu mememberi waktu untuk dia bercerita lewat pesan singkat yang membuatku bahagia.

Bercerita hingga larut malam sampai mata mulai lelah untuk membaca. Namun, apa dayaku yang terbawa cinta, tak bisa ku menahan rasa bahwa aku ingin selalu ada untuknya.

Hari demi hari berlalu, banyak kenangan indah tentang dirinya yang menghujaniku. Aku selalu dibuat bahagia olehnya, senang hatiku.. Senang sekali.

Cerita demi cerita kami berbagi, membawa suka dan duka. Mencoba merasakan apa yang ia rasakan adalah hal yang mengasyikan.

Namun semua itu tiba-tiba saja berubah, ketika ia mendapatkan seseorang yang baru, yang selalu ada di sampingnya dan  lebih bisa menghiburnya. Apalah dayaku yang hanya bisa melihatnya dari kejauhan, melihatnya bahagia bersama orang lain.

Jujur rasanya memang menyakitkan,  tetapi aku sadar, aku bukan siapa-siapa dan bukan yang diinginkannya. Aku hanya tempat persinggahannya untuk sementara.

Terkadang ia datang membawa secercah harapan. Membuat rasa senang memuncak. Namun, lagi-lagi itu hanya harapan semu yang terlalu aku harapkan.

Ingin rasanya kembali seperti dulu, saat ku masih bisa membuatnya tersenyum dan melihatnya bahagia. Ingin ku kembali pada waktu waktu indah bersamanya. Bolehkah aku berharap sekali lagi?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yang TerlewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang