Part 1 : Perpisahan

40 1 3
                                    





***

Part 1 : Perpisahan

Suatu hari menjelang senja pada sebuah dermaga kapal tua...


"jadi kakak sudah memutuskannya....?"

Alfi menatap Wisnu seolah begitu menanti dengan segera sebuah jawaban yang keluar dari bibir Wisnu.

"Ya, tekad ku sudah bulat untuk mendaftar di Kepolisian, Doakan aku Fi..."

" Pasti aku akan berdoa untuk kakak sepanjang malam agar diterima menjadi anggota Kepolisian"

"kita akan jarang bertemu Fi jika aku lulus dan masuk pendidikan kepolisian"

"hmm...aku sudah memperkirakannya Kak..,, Aku akan kehilangan sosok Kakak yang selama ini memberi ku rasa aman di sekolah"

Alfi menunduk , wajahnya tampak tidak begitu bahagia tentang keputusan Wisnu yang akan masuk menjadi anggota Kepolisian dan Ia membayangkan kehidupan di sekolahnya kedepan yang akan Ia jalani tanpa sosok Wisnu.

"Fi..." Panggil Wisnu, membuat Alfi kembali menatap ke arahnya.

"Apakah aku bisa mendapat jawaban saat ini...?" Wisnu penuh harap menatap mata Alfi dalam-dalam.

"mmmm...maafkan aku Kak, aku masih belum bisa memberi jawaban, aku masih belum dapat mengerti Kak." Jawab Alfi dengan polos.

"Baiklah, kau tidak perlu menjawabnya saat ini dan aku harap kau cepat mengerti tentang perasaan ku" ucap Wisnu sambil tangannya mengacak-acak rambut Alfi.

"Aku akan memberikan mu sesuatu "

Wisnu menyodorkan sebuah benda terbuat dari logam berbentuk lempengan lingkaran berukuran tidak melebihi genggaman tangan serta memiliki seuntai rantai kecil berwarna silver, pada satu sisi permukaannya tampak seperti logo Yin & Yang yang hanya terdiri dari dua kombinasi warna hitam dan putih.

"Apa ini Kak....?"

"Simpanlah ini untuk mengingat ku....,benda ini dapat dibelah dua dan disatukan kembali, suatu saat aku akan mempertanyakan kembali jawaban hati mu, Jika kau menerima ku maka kau akan memberikan bagian yang putih jika tidak, kau akan memberikan bagian yang hitam"

Wisnu tersenyum dengan sendirinya melihat ekspresi wajah lucu Alfi ketika Ia menerangkan maksud dari sebuah benda yang Ia berikan pada Alfi.

"Baiklah Kak, aku akan menyimpannya dengan baik.."

"Aku pasti akan merindukan mu Fi...."

"Apakah Kakak akan meninggalkan ku dalam waktu lama...?"

"aku takut nantinya seperti itu FI, tapi aku akan berusaha menghubungi mu"

"aku akan selalu menunggu Kakak"

Dermaga tua itu menjadi saksi bisu momen perpisahan antara Wisnu dan Alfi. Keduanya tampak berat untuk berpisah satu sama lain. Hari-hari Wisnu berikutnya mungkin akan menjadi hampa tanpa kehadiran Alfi. Ia akan merindukan senyum, tawa atau terkadang sikap manja Alfi kepadanya. Begitu pun dengan Alfi, Ia akan kehilangkan sosok dewasa yang selama ini Ia jadikan sebagai figur seorang Kakak. Alfi tetap merasa nyaman dan tidak terganggu walaupun Wisnu mengharapkan hubungannya lebih dari itu.

Wisnu mendekap Alfi erat menyesapi tiap aroma pada tubuhnya, Ia mencium kepala Alfi merasakan lembutnya rambut Alfi yang mungkin akan lama tidak Ia rasaka sementara Alfi merasakan begitu nyamannya berada di pelukan Wisnu, sosok lelaki yang selalu melindunginya. Ia berusaha menikmati sebisa mungkin pelukan Wisnu saat ini yang mungkin akan lama untuk Ia dapat merasakannya kembali atau mungkin sama sekali tidak akan pernah Ia rasakan lagi.

***

Beberapa bulan berlalu.

(Wisnu Pov)

Aku sudah berulang kali mencoba menghubungi nomor ponsel Alfi pada beberapa kesempatan saat aku sedang dalam masa pendidikan di Akademi Kepolisian, tetapi selalu tidak berhasil. Pada beberapa kesempatan aku bahkan mengujungi sekolah ku dengan harapan dapat bertemu Alfi tetapi sia-sia, pihak sekolah mengatakan Alfi keluar dari sekolah sebulan setelah kelulusan ku. Saat ini aku benar-benar tidak dapat menghubunginya. Apakah Alfi dapat begitu saja melupakan ku ? dan benda yang kuberikan padanya sepertinya sia-sia karena tidak berarti apa-apa. Alfi dimana keberadaan mu saat ini ? Aku sangat merindukanmu.

(Alfi Pov)

Aku tidak berdaya tanpa Kak Wisnu yang selalu memberikan ku kekuatan dan perlindungan serta rasa nyaman jika berada di dekatnya. Orang-orang itu kini kembali membully ku di sekolah selepas kepergian Kak Wisnu. Aku terpaksa menerima tawaran Ayah ku untuk meninggalkan sekolah dan melupakan hal-hal yang terkait dengan sekolah itu termasuk Kak Wisnu. Ayah ku memasukan ku pada sebuah pendidikan non formal yang menurutnya bagus untuk membentuk karakter ku. Tetapi aku berharap dapat terus mengingat Kak Wisnu dan bertemu kembali dengannya.



Bersambung .....

Hitam dan Putih  : Aku Tetap Mencintaimu (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang