Prolog

50 3 0
                                    

"Minah, sarapan dulu!" Teriak eomma pada seorang gadis cantik yang tampak sedang sibuk merapikan dirinya.

"Shireo! Sungyeol Oppa sudah menunggu. Eomma tahu kan Sungyeol Oppa bisa mengamuk kalau disuruh menunggu!" Sahut Minah tidak menyadari, orang yang sedang dibicarakan sedang berdiri di depan pintu dan menatapnya sengit.

"Ya! Bang Minah! Aku mendengar mu!!" Seru Sungyeol membuat Minah terkejut.

"Eomma, monster nya sudah datang.. Aku kabur dulu ya!" Ujar Minah lalu berlari dengan cepat keluar rumahnya.

"Ya! Bang Minah!" Teriak SungYeol. "Kami pamit dulu, Ahjuma!" Sungyeol membungkuk kan badannya 90 derajat lalu pergi mengejar Minah yang sudah meninggalkannya duluan.

Minah dan SungYeol adalah teman masa kecil. Karena mereka tetangga sejak kecil lah yang menyebabkan mereka tetap menjalin hubungan yang baik sebagai sahabat, hingga hari ini.

Bagi SungYeol, Minah adalah seorang  sahabat yang paling memahami dirinya dan tahu bagaimana cara memperlakukan dirinya dengan baik.

Namun apakah Sungyeol pun sangat memahami Minah? Nyatanya, aku masih meragukan hal itu hingga detik ini.

"Lee Sungyeol! Bang Minah!"

"Eunji!" Sahut Minah lalu melangkah santai menghampiri Eunji dengan Sungyeol yang setia mengekor.

Oh, aku sepertinya lupa menceritakan salah satu karakter penting kisah hidup 'Gadis itu'.

Jung Eunji.

Manis, cantik, dan populer.

Eunji adalah sahabat Minah dan Sungyeol sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar.

Bagi Eunji, Sungyeol dan Minah adalah hidup dan matinya, sumber kebahagiaan nya yang sudah pasti akan selalu menjadi bagian terindah dalam hidup nya.

"Gak ada kelas?" Tanya Sungyeol pada Eunji dijawab dengan gelengan kepala.

"Baru saja selesai," jawab Eunji lalu melirik jam tangannya. "Ah! Taekwoon sudah menungguku. Sampai jumpa nanti!" Pamit Eunji lalu berlari meninggalkan Minah yang bingung dan Sungyeol yang murung.

Setiap mendengar nama Taekwoon, ekspresi wajah SungYeol selalu berubah murung. Bagaimana tidak? Ia menyukai Eunji sejak mereka duduk dibangku SMA, namun hingga hari ini pun Eunji tidak pernah memandang kearahnya, dan malah menyukai saingan SungYeol sejak SMA, Taekwoon.

Sungyeol menghela nafasnya dan melangkah gontai ke kelas meninggalkan Minah. Minah, gadis itu hanya menatap punggung SungYeol sesak, sesak karna sedih melihat sahabatnya yang patah hati, sesak karena harus meredam perasaannya yang masih bertepuk sebelah tangan.

Minah pun sama, harus merasakan cinta bertepuk sebelah tangan pada Sungyeol sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Namun, lagi-lagi Minah tersenyum menatap punggung bungkuk SungYeol lalu berlari menepuk punggung Sungyeol keras, hingga Sungyeol kesakitan.

"Hei!" Teriak SungYeol sebal.

"Kalau jalan yang tegap! Masa hanya karna Eunji punggung mu bungkuk? Nanti kau, masih muda disamakan dengan kakek-kakek," ledek Minah membuat SungYeol menjitak kepala gadis itu berkali-kali sambil tertawa. "Ya!! Sakit!!" Ringis Minah.

"Itu untukmu yang tidak tahu sopan santun!" Ucap Sungyeol lalu tertawa lebar lalu dengan semangat melangkah kearah kelasnya.

Minah tersenyum. Setidaknya melihatnya tertawa saja sudah lebih cukup bagi Minah.

Namun..

Jika bagi Minah ini cukup...

Ini tidak cukup bagiku..

Iya, aku, si pembuat cerita yang membuat kisah hidup Minah rumit, aku yang membuat kisah cinta ini sekusut benang jahit.

Namun, aku juga yang akan mengakhiri kisah ini. Berakhir bahagia atau menyedihkan? Semua terserah padaku.

Dan aku pun memberikan mu hak bebas. Jika kamu ingin tahu bagaimana akhirnya, silahkan ikuti perbuatan rumitku pada hidup mereka semua.

Tapi jika tidak, aku pun tidak peduli. Itu pilihanmu..

Namun, mari kita berfikir dan menebak bersama. Kira-kira, kisah ini akan berakhir seperti apa ya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

That Girl..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang