Fuha kambek gaes :v
Haha gatau ini up mo kapan aja :v
Asal ada niat ama mood mah pasti bikin ceritanya :v
Untuk song fict kali ini sangat dianjurkan untuk liat MV nya~
Enjoy it~!.
Butiran salju perlahan turun dengan lembutnya di musim dingin. Sebuah desa terpencil dibalik pegunungan berselimut salju putih.
Di sebuah rumah kayu yang hangat di desa terpencil tersebut, kami berdua berdekapan melewati malam yang dingin ini.
Saat kita pertama bertemu, saat itu, salju menghiasi pertemuan kita. Kau berkata pelan sambil tersenyum hangat.
Aku menyembunyiakan wajahku yang sudah merona karena perasaan ini. Aku semakin mendekapkan diriku dibalik rangkulanmu.
"Rin?" hembusan hangat keluar dari mulutmu, "rupanya kau tidur, ahaha.."
Musim berganti dengan cepatnya. Musim semi telah datang. Aku bernyanyi mengikuti kicauan burung penuh keriangan. Sambil sesekali berputar-putar menikmati angin yang terasa tentram.
"Suara yang indah, aku menyukainya," ujarnya sambil tersenyum hangat. Len sempat menghentikan mengikat kayu bakar untuk mendengarku bernyanyi, "aku sampai terpana."
Hanya dengan kata-kata itu membuat hatiku merasa sangat senang. Aku berlari kecil, duduk disebelahnya dan langsung memeluknya.
"Len," aku mengusap rambutnya pelan. Len tertidur dipangkuanku.
"Ada apa?" tanyanya lembut. Dia membuka matanya, hanya panggilan kecil seperti itu dia sudah terbangun.
"Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu," aku berhati-hati.
"Tentu saja, silahkan," Dia meletakkan tangannya ke pipiku.
"Jika suara indahku tidak ada lagi.. apa kau akan tetap mencintaiku?" air mata mulai mengalir dari sudut mataku.
"Kau tidak perlu menangis, Rin..," Len mengusap pipiku− menyeka air mataku, "tentu saja."
"Terimakasih..."
Len tersenyum hangat. Sangat tentram melihatnya tersenyum. Sekali lagi dia menyeka air mataku.
Musim dingin pada saat itu kau menolongku. Dengan kebaikan dirimu membuatku kembali kepadamu.
Musim panas datang. Rutinitas yang biasa kami lakukan pada siang hari sampai sore nanti adalah berladang. Ladang itu bisa dibilang dekat dengan rumah kami.
Awalnya hari ini berjalan baik-baik saja. Tapi itu sebelum Len tiba-tiba pingsan saat kami berladang. Beruntung ada warga yang baik hati mengantarkan kami sampai ke rumah.
Aku menatapnya sendu. Kami hanya pasangan biasa yang bahkan tidak memiliki apa-apa. Apa yang kami punya untuk menebus obatnya untuk menyembuhkan Len.
Penggeledahan kecil kulakukan. Uang hanya cukup untuk kami makan saja. Lagipula uang kami tidak cukup untuk membeli obat.
Ide itu terlintas begitu saja. Aku mengingat ada mesin tenun di rumah ini.
Hari berganti hari. Hari demi hari aku terus menenun untuk kemudian kujual untuk menebus obat. Hingga dedaunan mulai berguguran. Aku tidak bisa kehilangan dirimu layaknya dedaunan yang gugur.
Musim kembali berganti. Dentingan bel tanda musim panas berakhir terdengar.
"Jarimu indah sekali.." Len mengusap lembut jariku ketika aku memberikannya minum. Tapi tanganmu itu sangat dingin, benar-benar dingin. Dan sebenarnya yang kau bilang indah itu, jariku sudah tersayat.
Aku memeluknya dari belakang, "Len, jika jariku yang indah ini sudah tidak ada lagi, apakah kau masih mencintaiku?" tanyaku lirih.
"Tentu *uhuk* saja.." Len menggenggam jemariku yang tersayat dengan tangan lebarmu itu.
Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku tidak mau kehilangan dirimu. Tidak, tidak akan ku biarkan.
Siang dan malam. Malam lalu kembali lagi ke siang. Aku terus membuat kain tenun ini. Aku harus cepat. Secepatnya menebus obatmu. Sedikit lagi. Tinggal sedikit lagi. Kumohon bertahanlah sedikit lagi, Len. Aku harus terus melakukannya. Sampai jariku berhenti, sampai aku 'menghancurkan' semua buluku.
Jika diriku ini bukan manusia lagi. Apakah kau masih tetap mencintaiku? Terlalu menakutkan, iya memang menakutkan mengetahui kebenaran ini. Perlahan, sendirian, aku 'menghancurkan' bulu terakhirku.
"Tentu saja, Rin," suara lembut itu, hembusan hangat itu.
Aku menoleh kebelakang. Len.. Dia memelukku, tersenyum hangat.
"Kau baru saja menghancurkan bulu terakhirmu. Sampai sekarang aku ingat bangau yang saat itu kutolong terbang indah di udara, sampai kapan pun aku tidak akan pernah melupakannya. Dan bahkan sampai sekarang aku sangat mencintaimu."
.
Pendek yak? Pendek yak? :v
Namanya juga ngerjain asal mood :v
/slap/
Ok, janne~!
KAMU SEDANG MEMBACA
Vocaloid Song Fiction~
FanfictionSongfict from voca song~ Ini akan random~ Tiap chapter satu lagu~ One shoot ya~!