awal dari semuanya

15 2 1
                                    

Pagi begitu cerah,namun semua orang tidak merasakan kecerahan itu di raut wajah mereka, terkecuali anak kecil yang tak mengerti apa apa.

Paman dan bibi berada di sebelah kiri mama,dan abi si sebelah kanan mama.

Meraka menemani mama yang kondisinya saat itu keritis, nenek sedang menyuapi makan kepadaku dan adik-adikku,maklum saat itu kami sangat kecil tak tau kondisi mama keritis.

Kami asyik bermain sana sini lalu mama memanggil ku dan bibi bungsuku (biksu) menyuruh kami bermain di rumah paman yang tak jauh dari rumah nenek.

Aku dan adik-adiku bersama biksu pergi kerumah paman yg saat itu hanya ada adik dan kaka sepupuku saja sebab pamandan bibi pergi kermah nenek menemani mama di rumah, kami sedang asyik bernyanyi berjoget dan melempari guling kesana kemari terasa bahagia dengan bermain bersama keluarga.

(Mami) istri paman adik mama baru datang membawakan aku baju baru saat itu hatiku merasa bahagia mendapatkan hadiah dari merka.

Tak lama kemudian om ijal supir pribadi wak agung datang menghampiri kami yang sedang asyik bernyayi lalu  menghentikan musik itu dan membawa ku bersama adik-adik pulang dengan mata berkaca-kaca biksu heran, lalu aku bertanya.

"kenapa tiba-tiba kami di suruh pulang sedangkan tadi disuruh main sama mama"dengan nada kesal

"Kalian ini senang-senang disini di rumah atas menangis "jawab om

Tak lama kemudian kami sampai dirumah sudah banyak orang yang berdatangan aku melihat abi dari luar sedang menangis di samping mama lalu aku dan adik-adiku mendekati abi yang menangis,saat itu aku tidak mengerti apa-apa begitupun adiku.

Aku dan biksu bertanya kepada abi mengapa ia menangis
"Bi kenpa menangis
"Mama mu nak sudah meningalkan kita
"Mama sedang tidur bi "dengan wajah pucat dan menangis bersedu-sedu.

Abi memeluk kami bertiga di samping mama, aku melihat adikku abang (aryo) yang pada saat itu berumur 2 tahun 5 bulan sangat membutukan mama di sampingnya.

Semua keluarga berdatangan dan menanyakan mama ingin di makamkan di mana.

abi meminta agar mama di kuburkan di dekat rumah ku di desa Banjar agung,mama dan seluruh keluarga mama di bawa pergi ke desa sebab mama akan di makamkan di sana.

Keluarga abi yang ada di desa menyiapkan kebutuhan untuk pemakaman mama, saat diperjalanan aku tak kuat fisiku lemah akhirnya aku sakit abi dan paman,bibi menjagaku dan adiku memberi obat dan menguatkan diriku yang sedari tadi memanggil mama.

Setiba kami datang di sambut dengan tangisan aku dan adik-adiku  di peluk merka sambil berkata"kalian tidak sendiri masih ada kami nak jangan menangis biarkan mama tenang di sana.

Mama yang terbujur kaku di tengah rumah, abi meminta agar mama di kuburkan esok pagi sebab almarhum mama masih membaik mama ingin pulang kerumah nya namun abi dan nenek tidak membolehkan mama sebab abi takut di desa mama sakitny bertambah parah alhasil mama pun di kota pergi juga meninggalkan kita.

Adik-adiku (ajo dan abang) tidak mengeti sama sekali bayangkan saja ajo berumur 5 tahun sedangkan abang 2,5 tahun belum mengerti kondisi saat itu, mereka bermain kesana kemari hingga waktu menunjukan 21.00 wib abang mulai mengantuk ia memanggil mama dengan menangis.

saat itu aku yang mendengrnya memanggil mama ikut menangis sedangkan ajo tidur bersama nenek .

Semua keluarga ku tidak tidur merka masih menangisi kepergian mama sampai pagi harinya, aku dan adik-adiku menangis memanggil mama itu yang membuat abi tak kuat menghadapi hidup ini.

Mama...mama..mama

Sudah terbiasa kami bertiga setiap pagi setelah bangun tidur di beri jajanan dan pelukan hangat darinya namaun hari ini berbeda.

Kehilangan Seorang Yang Tak Dapat Di Gantikan Dengan SiapapunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang