BAB 2
Kringggg!!!!!
Clara membuka mata pada deringan pertama dari jam alarmnya. Clara bangun dengan semangat dan langsung bersiap-siap ke kampus. Ia mandi dengan terburu-buru dan memakai kaos dan jeans lalu turun untuk sarapan dengan nenek, ibu dan ayahnya dengan terburu-buru. Setelah ia selesai sarapan dan pamit ia langsung menyetir ke kampus barunya. Tidak mau terlambat saat hari pertama kuliah kan?
Clara masuk ke dalam kelas 301 dan langsung dipanggil oleh Liz teman baiknya dari SMP. "Hei, Clar!" kata Liz sambil melambaikan tangannya. Clara lalu membalas dengan berjalan menuju kursi kosong disebelah Liz sambil tersenyum. "Tau gak, dari pagi si Kent udah nyariin lu sampe 10 kali.gw sampe bingung mau jawab apa. Dia kayaknya seneng banget waktu tau lu sekelas sama dia." Kata Liz lagi.
"Oh, gitu?" kata Clara lagi. Ia lalu membuka ponselnya dan ternyata benar, sudah ada 20 pesan dan 10 missed calls dari Kent. Clara kesal sekali tapi apa yang harus ia lakukan? Kent memang tidak jelek untuk dijadikan pacar, ia sebenarnya cukup sesuai dengan kriteria pacar idaman. Ia tinggi, kurus dan berkacamata. Pandangan matanya tajam dan mukanya lumayan tampan, tidak terlalu buruk. Rambutnya agak ikal dan ia sering memakai jaket dengan kaos dan jeans serta sepatu yang membuatnya terlihat seperti tipikal bad boy tidak terlalu buruk sih. Tapi.... sifatnya itu lho!
"Sudah lah, gak usah dipikirin Liz. Ngomong-ngomong, gak berasa ya kita udah kuliah!" kata Clara sambil menaruh tasnya. "Iya,dari dulu kita gak sabar banget mau masuk kuliah. Apalagi katanya di kelas ini banyak cowo gantengnya!" kata Liz sambil melihat ke sekeliling kelas. "Ah, masak sih?" kata Clara dengan nada tidak percaya. Tapi dia jadi ikut-ikutan melihat ke sekeliling kelas. Dan tanpa sengaja ia mendengar percakapan dari tiga perempuan yang duduk di belakang mereka.
"Eh, denger gak? Di kelas kita ada cowo yang katanya ganteng banget. "kata perempuan yang duduk di belakang Liz. "Iya, udah ganteng, pinter, jago olahraga lagi. Dia juga katanya kalau senyum manis banget tapi orangnya cool gitu. Namanya siapa ya? Katanya namanya juga keren." Kata anak perempuan yang satunya. "Oh, benarkah? Wah, idaman banget. Namanya kalau gak salah Ray sih. Tapi gw denger banyak rumor gitu tentang dia. Dia itu susah banget didapetin. Dia selalu nolak cewe, gak pernah peka kalau di-pdkt in, gak suka deket-deket sama cewe juga." Balas anak perempuan yang ketiga dengan muram.
Clara awalnya tidak terlalu perduli. Ia kuliah untuk belajar bukan pacaran. Tapi setelah mendengar percakapan ketiga anak perempuan itu, ia jadi sangat penasaran tentang si Ray itu. "Ray, akhirnya datang juga. Tumben hampir telat." Tiba-tiba Clara mendengar suara seorang laki-laki yang sedang berjalan menghampiri seseorang yang baru saja datang ke kelas.
Apakah itu si Ray yang dibicarakan perempuan-perempuan itu? Kata Clara dalam hati. Ia lalu menatap ke arah Ray dan mulai memperhatikannya. Ia cukup tinggi dan memang sangat tampan. Rambutnya berwarna coklat tua lurus tapi dipotong pendek rapi. Cara berpakaiannya juga rapi namun tidak terkesan kaku atau anak kutu buku.Dan ia memiliki senyuman yang manis sekali.
Clara tiba-tiba ingat bahwa dia laki-laki yang membantunya saat ia tersandung di hari terakhir ospek dan menyelamatkannya dari rasa malu di awal kuliah. Jadi namanya Ray? Nama yang keren! Cocok sekali dengan orangnya. Tanpa disadari, Clara sudah cukup lama menatap Ray, dari saat Ray masuk kelas sampai Ray sudah duduk di kursi.
Ray tiba-tiba menatapnya. Mereka saling menatap. Jarak diantara mereka memang cukup jauh. Ray duduk di kursi depan paling pojok dekat pintu sementara Clara duduk di kursi tengah paling depan. Clara sangat terkejut dan langsung menunduk, ia sangat malu. Apakah Ray tahu bahwa dari tadi Clara memperhatikannya? Tapi, perasaan apa ini? Clara tidak pernah melihat laki-laki yang semenarik itu. Ray terlihat begitu sempurna dimatanya. Apakah....Clara menyukainya?
Pada hari-hari berikutnya, Kent jadi sering sekali menghubunginya. Dan jika Clara telat membalas chatnya maka ia akan langsung menelepon dan bertanya mengapa ia tidak membalas. Ketika di kampus, Kent akan berusaha untuk melihat apa yang sedang Clara lakukan di ponselnya dan jika Clara pergi dengan temannya, Kent akan mengirimkan pesan yang bertanya dengan siapa ia pergi, apa saja yang ia lakukan, apa saja isi obrolan mereka dan lain sebagainya.
Bahkan Kent terkadang akan meminta Clara untuk membawakan bekal untuknya, Kent juga akan mengambil tiap kesempatan yang ada untuk menyentuhnya, mulai dari menepuk kepalanya, memegang tangannya atau hal-hal lainnya. Mungkin memang terlihat imut atau tipikal orang pacaran tapi Clara tidak menyukainya! Dan rumor bahwa mereka berpacaran terasa makin terkenal saja. Clara merasa muak dengan semua itu. Kent bukan pacarnya, bukan orang tuanya. Mengapa ia begitu mengekangnya? Mengapa ia begitu menyebalkan? Ia tahu Kent menyukainya tapi ini namanya posesif dan mereka bahkan belum pacaran.
Ia juga tidak bisa mengadu pada siapa-siapa. Ia tidak ingin membuat orang tuanya cemas dan semua temannya berpikir bahwa ia sudah pacaran dengan Kent jadi pasti mereka akan berpikir bahwa itu hal yang biasa. Apalagi di zaman sekarang dimana pacaran itu sangat diagung-agungkan, orang-orang tidak akan memihaknya. Clara merasa tidak tenang. Ia harus melakukan sesuatu. Tapi...apa?
YOU ARE READING
In love with an Aromantic
Teen FictionRay adalah seorang aromantic yaitu orang yang tidak dapat merasakan perasaan romantis kepada orang lain. Ia tidak pernah memusingkan hal tersebut sampai saat rumor dan gosip yang merusak nama baiknya mulai bermunculan. Ray lalu bertemu dengan Clara...