PUTIH ABU ABU

2K 30 0
                                    

Namaku Mitalya Afika Surian, hehe. Putri kedua dari pasangan ayah Wira Caraka dan ibu Sinta Amna. Aku tidak tau arti sebenarnya dari nama yg di berikan oleh kakak pertamaku tapi orang-orang bilang aku cocok dengan nama itu, mereka bilang aku manis. Ya, cowok yg bilang begitu, aku tau itu trik mereka untuk mendapatkan perhatian wanita tapi tidak berlaku bagiku.

Senin, 21 Mei 2016
Hari ini adalah hari pertama ujian nasional, nampaknya masa putih abu abu yg semua orang bilang masa paling indah sudah hampir selesai, disisi lain aku sedih karena harus meninggalkan SMA, bukan sedih karena mengingat jam pelajarannya tapi jam kosongnya hahaha, momen dimana siswa paling sukai! Aku langsung ingat kisah percintaanku di masa SMA cukup mengundang gelak tawa dan sedikit menjijikkan, sebenarnya aku sudah muak mengingatnya tapi kali ini aku pikir hal hal itu yang membuat masa SMA ku cukup berwarna.
Dulu aku pertama kali mengenal cinta ketika duduk di bangku kelas 10 semester 2, teman kelasku, Raka. Dia cukup berhasil membuatku memandang lebih dari 5 menit ketika pertama kali bertemu dengannya, begitu juga denganku, Aku berhasil membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya. Ketika itu sedang jam istirahat di kelas, aku bawa bekal yang disiapkan oleh kak Doni, Kak Doni adalah satu satunya kakakku, sekarang ia sudah kuliah di salah satu universitas negri di daerah Depok dan mengambil jurusan ilmu hukum, katanya sih mau jadi Pengacara biar kalau aku ada masalah nanti dia yg selesaikan walaupun aku yg salah hahaha lupakan, ternyata bukan cuman aku yg bawa bekal, Raka juga. kemudian ia duduk di sampingku.

"Raka, kamu Mitalya kan?" ia bertanya seolah tidak tau namaku.
"Apasih rak, kita udah kenalan dari semester 1 kali, kenapa kesini? aku liat kamu bawa bekal, tumben bgt nih" Balasku
"Iya aku bawa bekal karena kamu" Katanya
"Hah? Maksudnya?" Aku bingung dengan perkataannya
"Iya, biar samaan aja hehe" Jawab ya lagi sambil masang wajah terbaiknya
"Hah? hahaha lucu kamu, ayodeh sini makan bareng aja" Aku langsung malu, pasti mukaku merah.

Ya, sudahlah memang lucu kalau mengingat masa masa itu, sekarang aku harus bersiap memulai hidup yang baru di jenjang pendidikan selanjutnya yaitu dunia perkuliahan. Sampai sekarang aku bingung memilih jurusan, aku berbakat di bidang sastra tapi orang tua suruh aku buat lanjut di bidang kedokteran. Hmm, cukup membuatku pusing. Berkali-kali aku coba ngeyakinin orang tua aku supaya aku memilih jurusan sastra, toh aku yang kuliah bukan mereka begitu pikirku, namun pada suatu hari aku pasrah pada pilihan orang tuaku, tapi disitulah keajaiban terjadi, aku tiba tiba di izinkan buat kuliah di jurusan sastra entah mengapa pikiran mereka berubah, langsung saja aku memilih jurusan Sastra Indonesia, Universitas Indonesia. Kenapa pilih UI? Karena aku sangat jatuh cinta dengan kampus dan kehidupan di dalamnya, serta perpustakaannya hehe. Pendaftaran jalur undangan pun berakhir, tentu saja aku tetap memilih jurusan Sastra Indonesia di pilihan pertama dan jurusan Ilmu Komunikasi di pilihan kedua, pikir pikir kedua jurusan itu masih ada hubungan. Sembari menunggu pengumuman aku tak ada persiapan buat ikut test tulis nasional, percaya diri saja.

Lanjut atau gak?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang