3. Ice cream

227 17 6
                                    

Cinta itu bagaikan ice cream yang mempunyai banyak rasa dan nikmatilah ice cream itu sebelum mencair. Sama halnya dengan rasa, ungkapkanlah perasaan yang kamu miliki sebelum rasa itu menyakitimu.
-Putridilala
.
.
.
.
.

Drrrt... drrrrt....
Resha melihat ponselnya yang tergeletak diatas kasur menyala karena ada panggilan masuk dari seseorang.

"Pasti Emon deh dia kan janji mau bangunin gue," tebak Resha yang sedang memakai seragam dan segera mengambil ponselnya.

"iya Mon gue udah bangun kok," Resha mengawali pembicaraannya.

"Kirain lo belom bangun, yaudah deh buruan siap-siap ntar jangan lupa sarapan," jawab Adhit yang mengira Resha belum terbangun dari tidurnya.

"Iya Mon gue lagi siap-siap kok tinggal sarapan aja, lagian juga kan baru kemaren aja gue kesiangan. Thanks ya udah telfon buat bangunin gue."

"Gak usah bilang makasih kali Resh kaya ngga biasanya aja. Gue selalu ada buat lo."

"Iya deh lo emang sahabat gue yang terrrr."

"Lebay lu, yaudah sampe ketemu di sekolah ya dah."

"Okey," Resha lebih dulu menutup telfonnya karena dia harus segera ke bawah untuk sarapan.

"Cie cieee pagi-pagi udah ada yang telfon tuh, kaya di sekolah ga ketemu aja," goda Genta pada adiknya yang sedari tadi mendengarkan Resha berbicara ditelfon.

"Apaan sih bang ganggu aja lu, Emon telfon buat bangunin gue kali bukan kaya lo pagi-pagi udah gangguin orang ajah."

"Yaelah gue juga mau bangunin lo kali tapi gue lupa kalo Adhit pasti bakal bangunin lo duluan."

"Tau ah gue mau sarapan," jawab Resha ketus lalu dia keluar dari kamar dan menuju meja makan diikuti abangnya yang berjalan di belakang.

Mereka sarapan seperti biasanya, Resha yang menyukai sarapan dengan roti dan susu sama seperti abangnya karena menurut mereka itu tidak akan membuat mereka mengantuk karena kekenyangan.

Pagi ini Resha berangkat sekolah seperti biasa diantar oleh pak Sugeng, hanya saja pagi ini berbeda dari kemarin karena bi Nur yang begitu berisik membangunkannya.

"Hari ini ada tugas dari pak Anto kan Resh?" Tanya Kanaya memastikan tugasnya saat mereka sudah berada di dalam kelas.

"Iya, lo udah selesai?" Jawab Resha.

"Yakali gue belum ngerjain tugas sekolah yang ada uang jajan gue dipotong gara-gara ngga belajar pas malem."

"Iya deh gue tau lo pasti ngga mau uang jajan lo dipotong."

"Lo berdua ngomongin apaan?" Tanya Lala yang duduk di belakang mereka.

"Tugasnya pak Anto," jawab Resha.

"Emang lo udah La?" Tanya Kanaya meremehkan.

"Yakali gue udah pasti belom lah lagian pak Anto ngga akan marah kali."

Resha dan Kanaya hanya diam tidak menanggapi ucapan Lala. Seharusnya mereka tidak menanyakan hal itu karena sudah pasti Lala tidak akan mengerjakan tugas sekolah.

Belpun berbunyi menandakan jam pelajaran akan segera dimulai.

Pak Anto masuk ke dalam kelas dan menanyakan tugas yang ia berikan minggu lalu. Dan pak Anto memanggil satu per satu muridnya menurut absen untuk menilai tugas mereka.

"Aresha ava arawinda," panggil pak Anto.

"Iya pak," jawab Resha, dia maju ke depan membawa buku latihannya untuk dinilai.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang