"Pagi bundaa" sapaku saat melihat bunda menyiapkan makan di meja makan.
"Pagi sayang, berangkat sama siapa hari ini?"
"Sendiri lah bun kayak biasa" aku duduk tepat di depan bunda.
"Sena kemana? Udah lama gak kesini"
"Sena sibuk bun. Kan dia udah kelas 12, bentar lagi ujian"
Huft..pertanyaan ini yang aku gak pengen dapet dari bunda, batinku.PRASENA WIDIATMAJA, pacarku selama 3 tahun ini. Orangnya sih ganteng, pengertian, baik tapi kadang ngeselin. Sibuknya itu yang aku engga suka.
"Udah ya bun, Rere mau berangkat sekarang aja, takut macet hehe, bye bun" aku mencium bunda sekilas lalu berlari kecil keluar rumah.
Aku menyalakan motor pink kesayanganku dan langsung melesat pergi ke sekolah. Hanya 15 menit, aku sudah sampai di sekolah. Aku memarkirkan motor di tempat langganan, yaps! Tepat di dekat pagar agar mudah keluar.
"Hai Re!"
"Oh hai, Nando!" Nando, teman sekelasku yang katanya suka denganku sejak awal masuk SMA ini.
"Ke dalem bareng yuk?"
"Duluan aja deh nan, gue mau ke kantin dulu" aslinya sih aku gamau dekat-dekat dia hehe.
"Gamau gue temenin aja?"
"Gausah deh, udah ada Siska di kantin, see ya!" Aku lari secepat mungkin agar Nando tidak mengejar. Tapi mungkin dewi fortuna tidak berpihak padaku hari ini.
BUGH!
ah sialan make nabrak segala,batinku.
"Lu gak kenapa-napa kan?" Suara cowok? Demi apa? Cowok? OH GOD! Cakep. Banget. Gatau. Lagi.
"E..e..ga..gapapa kok"
"Kalo gapapa kenapa masih duduk gitu?"
BEGO! Aku langsung berdiri dan membenarkan rok pendekku.
"Ada yang sakit?" Dia bertanya lagi.
"Engga ada kok, santai aja"
"Gue Raja" dia mengulurkan tangan padaku.
"Gue Reynanda Ratu Nesa" aku menggenggam tangannya erat (moduslah hehe)
"Gue panggil lu Ratu aja boleh?"
"Boleh lah, apasi yang gak boleh buat lu"
"Hahahaha Raja Ratu ni kita?" dia tersenyum manis sekali.
Demi Allah, mungkin kalau kalian lihat, muka ku semerah tomat, benar-benar tidak bisa benafas. Manis banget senyumnyaaa!
"Woy udah kalik senyumnya! Meleleh ni gue" aku yang baru saja tersadar, hanya tersenyum kikuk.
"Apaan si lu! Gue ke kelas duluan ya" lagi-lagi ini hanya alasanku agar bisa bernapas lega dan menyembunyikan pipi tomatku ini.
"Yuk sama gue aja. Lu kelas mana?"
"11 Ipa D, lu?"
"Oh jadi lu adek kelas gue?"
"Ha?! Lu kakak kelas? Demi apa?" Kaget. Beneran. Jantungan.
"Oh muka gue masih imut ya jadi disangka angkatan lu?"
"Hmm. Engga kak. B aja"
"Iya gue kakak kelas lu, kelas 12 Ipa A. Kenapa? Kaget?"
"Banget" aku menundukkan kepala. Malu. Banget.
"Udah si santai aja, ngapain malu gitu. Yuk lah kelas. Kantin dulu gak?"
"Gausah, langsung kelas aja" aku berlari kecil agar menjauh dari dia. Tapi apalah daya anak kecil sepertiku ini, dia dengan sigap merangkul pundakku. Copot jantung adek,bang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJA👑
Teen FictionCinta datang kapan saja, dimana saja, tidak perlu direncanakan apalagi disengaja.