1.

20 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I push people away," She said.

"We're in this together, i'm not letting you push me," He answered with his big smile.

Seperti biasa, aku melangkahkan kaki dengan berat hati. Pundak yang memanggul tas punggung ini terasa amat menyulitkan. Ya sudahlah, ini toh kewajiban menjadi siswa.

"Yhaaaa, anak gatau diri ini ngehalangin aja sih!" Cetus seseorang dengan menyenggol pundakku. Seo Rin, cewek terngeselin yang pernah ada.

"Apa sih?! Gapake nyenggol-nyenggol berapa?" Sinisku dengan mengepalkan tangan dengan mata yang menyala karena kesal. Seo Rin hanya tertawa macam iblis yang menghiasai wajah sok cantiknya. Ya, sebenarnya dia memang cantik sih, cuman sifat busuknya yang selalu menindas anak-anak yang menurutnya bermasalah dengannya itu memuakkan.

"Wah, nyari gara-gara ya kau?" Belum tau aja dia, aku ini sabuk hitam di karate! Aku hanya mendecih sambil melewatinya dengan cibiran yang membuatnya makin kesal.

"Awas aja, kau, A Rin!" Geram cewek berkepala ular itu. Ku putar kedua bola mataku tak perduli. Memasuki kelasku, 11-8, yang berisi anak-anak aneh suka cari sensasi juga anak-anak berisik. Aku heran, untuk apasih kepopularitas itu? Di alam baka ga akan kali ditanyain followers Weibo-mu berapa.

Kududukkan pantatku di kursi dekat jendela yang menghadap ke arah lapangan sepak bola sekolahku yang bisa dibilang luas itu. Sembari menunggu guru datang, aku menelungkupkan wajahku diatas meja. Belum lama, seseorang menggebrak mejaku.

"A Rin! Kamu udah datang ternyata," Aku menengadahkan wajahku melihat pelaku pengganggu kedamaianku.

"Bo Ra, tolong ya, kamu itu ganggu aja, udah sana!" Memang, aku tidak punya teman karena mereka menganggapku sangat temperamental. Jujur, aku gak peduli dengan adanya teman atau sahabat. Itu hanya akan menggangguku saja. Tiap minggu ngajak ketemuan, gosip sana sini, dan juga kegiatan yang menurutku membuang waktu aja.

"Ih, aku mau duduk disini, kursi lain udah pada penuh tau!" Gadis ini hanyalah satu-satunya yang sangat berusaha membuatku berteman dengannya maupun berteman dengan teman-temannya yang lain. Sedari kelas 10 hingga saat ini, padahal dirinya sudah ku usir terang-terangan. Pribadinya sangatlah berisik, aku juga ga suka dengan teman-temannya yang hanya mmanfaatkan kekayaan Bo Ra ini.

Dia duduk di kursi sebelahku. Tak menganggapnya ada, aku membuka buku sejarah Korea yang sebenarnya sudah khatam aku pelajari. Tapi, untuk terlihat sibuk hanyalah dengan cara ini.

Bo Ra melongok ingin tahu, mungkin mengerjainya sedikit tak masalah ya. Ide jahilku yang lama terpendam akhirnya muncul.

"Bo Ra,"

"Kenapa?"

"Kamu lupa?"

"Lupa apa?"

"PR Sejarah Korea, Ko Sera saem loh gurunya."

His Smile, Snatch the Heart.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang