Hari Keenam
Analisa dan pelajari. Ambil satu novel favorit Anda yang bergenre sama dengan yang ingin Anda tulis, dan baca ulang, seolah-olah itu adalah buku panduan cara menjadi seorang miliuner. Lalu baca kembali, bagi buku tersebut ke dalam bagian-bagian. Jabarkan adegan di dalamnya pada selembar kertas lebar, lalu tempelkan di dinding kantor Anda.
Hari Ketujuh
Meskipun tidak ada aturan baku tentang ide cerita, saya ingin memberi satu peringatan kepada Anda: berpikirlah kecil. Salah satu kesalahan terbesar kebanyakan calon novelis adalah berpikir besar, berusaha menulis kisah yang luar biasa hebat, karena menganggap besar berarti lebih baik. Hal itu tidak benar. Jaga ide cerita Anda tetap kecil dan fokus. Pergi ke dalam jiwa kreatif Anda dan cari satu cerita kecil namun memiliki arti nyata bagi Anda. Kita semua bagian dari umat manusia. Jika Anda menulis satu cerita yang memiliki arti besar bagi Anda, maka kemungkinan besar hal itu juga akan memiliki arti mendalam bagi kita semua.
Hari Kedelapan
Peniruan bisa mengarah pada orisinalitas. Lakukan latihan singkat meniru aneka gaya yang berbeda. Cobalah berbagai suara sampai Anda menemukan satu yang paling sesuai. Tirulah karya seorang pakar yang sudah terbukti. Namun ingat satu hal: tulislah berdasarkan pengalaman Anda sendiri. Pengalaman Anda bersifat unik. Sebagaimana yang ditulis John Braine, penulis Room at the Top, “Jika suara Anda akan terdengar di antara ribuan suara lainnya, jika nama Anda akan berarti di antara ribuan nama lainnya, hal itu terjadi semata-mata karena Anda telah menyajikan pengalaman Anda dengan jujur.”
Hari Kesembilan
Jangan takut menulis adegan atau bagian yang tidak mengarah kemanapun. Jangan buang satu adegan atau bagian sekalipun mereka sepertinya tidak mengarah kemana-mana. Ikuti nasihat Joan Didion. Ia menempel adegan tersebut di papan dengan maksud menggunakannya di kemudian hari.
Pada awal penulisan novelnya, A Book of Common Prayer, Didion mengisahkan, ia menulis adegan Charlotte Douglas pergi ke bandara. Adegannya berisi beberapa halaman prosa yang sangat disukainya, namun ia tidak bisa menemukan tempat untuk menyimpannya [di dalam novelnya]. “Saya terus mengambil adegan ini dan meletakkannya di berbagai tempat berbeda,” tulisnya, “namun adegan ini terus mengganggu narasi; dan selalu salah ditempatkan dimanapun, namun saya bertekad untuk tetap menggunakannya.” Akhirnya ia menemukan satu tempat untuk adegan ini di bagian tengah bukunya. “Terkadang Anda bisa mendapatkan solusi dan jalan keluar di pertengahan buku.”Hari Kesepuluh
Sebelum kita beranjak dari persoalan menemukan cerita untuk Anda, izinkan saya membongkar satu klise lain tentang penulisan novel: Tulislah sesuatu yang Anda tahu. Anda pasti pernah mendengarnya sebelumnya. Hal itu tidak sepenuhnya benar. Tom Clancy tidak pernah menjadi komandan kapal selam sebelum ia menulis novel The Hunt For Red October. Dan saya berani bertaruh bahwa Richard Bach belum pernah menjadi burung camar (seagull) sebelum ia menulis cerita Jonathan Livingston Seagull.
Daripada menulis sesuatu yang Anda tahu, Anda bisa mencoba menulis sesuatu yang Anda sukai. Topiknya bisa apa saja, tapi Anda menyukainya. Sebagai contoh, Arthur Golden, penulis Memoirs of a Geisha, pernah tinggal di Jepang dan bekerja di majalah berbahasa Inggris di Tokyo saat pada tahun 1982 ia mendapat ide menulis novel Memoirs. Pada tahun 1986, setelah meraih gelar dalam bidang penulisan kreatif dari Universitas Boston, ia mulai melakukan penelitian tentang Geisha dan menemukan “sebuah sub-budaya yang mempunyai aturan sendiri yang unik.” Dibutuhkan waktu sepuluh tahun dan beberapa draft sebelum ia berhasil menjual buku tersebut kepada Alfred A. Knopf seharga US$ 250.000.Nexr=>
KAMU SEDANG MEMBACA
TIPS DAN CARA MENULIS NOVEL DALAM 100 HARI
RandomPosted by Lugaswicaksono.blogspot.co.id Terjemah dari judul buku "HOW TO WRITE A NOVEL IN 100 DAYS OR LESS" karya JHON COYNE. tapi hanya sampe 30 hari ya sisanya cari sendiri wkwk