Aku Kira SMA itu...?

6 0 0
                                    

" Cieee.. yang udah masuk SMA" ujar mama yang sedang duduk diayunan sebelahku

"Apasih ma.. SMA itu biasa aja tau ma" sahutku

"Biasa apaan.Waktu mama SMA tuh rasanya beda sama SMP, lebih seru deh" timpal mama sambil senyum-senyum

"Iyadeh ma.. iyaa" jawabku malas

SMA? Orang bilang itu merupakan masa dimana seseorang akan mengalami titik puncak kehidupan remaja. Jatuh cinta, bandel, jalan-jalan sama kawan, pecicilan dan masa dimana seseorang mengalami puncak baper,yah dikit dikit baper. Saat baru masuk SMA aku membayangkan semua hal-hal tersebut. Yahh... aku bersekolah disekolah yang lumayan berkelas yaitu sekolah negeri dengan alumni-alumni yang luar biasa. Saat pertama pendaftaran disekolah, membayangkan bagaimana aku memakai baju putih abu-abu saja aku sudah senyum-senyum sendiri belum lagi membayangkan para abang kelas penghuni sekolah yang terkenal ganteng-ganteng. That's right, sekolah ku selain terkenal bagus juga memiliki penduduk yang tamvan-tamvan loh guys,yah tapi kakak kelas nya juga cantik-cantik sih banyak saingan gitu wkwkwk...

Oh iya namaku Elbeth Christin Pereil, kalian bisa memanggil ku Bet. Aku beragama Kristen Protestan. Aku berasal dari keluarga yang sederhana dengan orangtua yang luar biasa. Oh aku lumayan pinter loh... Aku sebelumnya juga bersekolah di SMP negeri, yaa yang dikatakan bagus juga di kotaku. Dari kelas 5 SD, aku sudah membuat rancangan-rancangan sekolah yang ingin aku tuju setelah lulus SD dan selanjutnya. Nilai Ujian Nasional ku tidak terlalu tinggi tetapi nilai rapot ku saat dikelas 4,5,dan 6 membantu ku saat aku mendaftar SMP.

Well, akhirnya aku bisa masuk dengan murni tanpa membebani orangtua yang harus memikirkan aku akan bersekolah dimana jika tidak diterima disekolah tersebut.

Setelah diterima di SMA negeri , kami murid baru kelas 10 diwajibkan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.

"Yahh anak-anak , pertama-tama kalian akan menjalani kegiatan MPLS yang akan dipimpin oleh keanggotaan OSIS'' cerutuk Pak Adin

Dengan muka kesal dan merah karena tengah berdiri dilapangan mereka menjawab

" Yahhhh...."

"Diam.. Diam.. Setelah bapak bubarkan kalian langsung mengambil tas dan segera ke aula yang berada dilantai 3 dengan tertib. Mengerti?" tanya Pak Adin yang didampingi guru kesiswaan lainnya

"Siap ngerti pak!" jawab anak anak kelas 10 sebenarnya dengan marah

Dari namanya aku mengira kami akan diajak berjalan-jalan setidaknya mengitari sekolah dan memperkenalkan ruangan-ruangan yang ada disekolah tersebut. Jauuuhh dari perkiraan ku, kami hanya disosialisasikan mengenai sekolah hanya bersifat indoor .

Pffttt... rasa bosan dan kepanasan mengelilingi kami semua murid baru yang berada di ruangan tersebut.

"Bosen gilak.." ujar Rika. Rika merupakan anak yang bersekolah beda denganku tetapi dia sangat baik dan ramah.

"Kurang ajar emang.. eh.. wkwkwkwk" jawabku sebenarnya ceplosku

" Wess.. Si anak alim aja udah bosen dengan kelakuan setan jaha......" putus Rika karena ia melihat keanggotaan OSIS yang berjalan disebelah kami menuju depan untuk memberi pengarahan.

"Hahahaha... Lanjut Ka, dah pergi tuh anak buahnya" sahutku

"Ya Allah maafkan hambamu ini" ujar Rika

Tiga hari, hanya 3 hari tapi terasa seminggu saat kami menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tersebut walaupun akhirnya kami berhasil melewatinya. Setelah MPLS tersebut, barulah dilakukan pembagian kelas. Aku sangat bersyukur mendapat jurusan IPA karena itu juga merupakan jurusan yang kuinginkan. Sebenarnya gapapa sih kalau mendapat jurusan IPS malah seneng lagi engga dapat pelajaran matematika jadi otak relax, gak serasa mau pecah. Tapi, aku menginginkan jurusan IPA karena besar nanti aku ingin menjadi seorang dokter, yahh kalau aku masuk IPS nanti yang ada aku bukan megang pisau bedah tapi megang map-map.

"Sasii... kita sekelas lagi hehehe..." ujarku saat melihat Sasi menuju barisan yang sama denganku saat pembagian kelas

"Alahh!!.... Ko lagi, bosen aku" canda Sasi. Aku dan Sasi berasal dari SMP yang sama. Saat berada dikelas 7 & 9 kami berada dikelas yang sama, karena itu dia mengatakan bosan melihat ku. Bagaimana tidak, kelas 7&9 ditambah kelas 10 menjadi tiga tahun kami berada dikelas yang sama.

"Parahh..." ucapku dan membalikkan badan kepadanya

"Gakla canda hahaha" dengan kegaringannya dia tertawa

Kakakku yang bersekolah disitu juga mengatakan disekolah itu abang kelasnya ganteng-ganteng deh gak kalah sama cogan( cowok ganteng) sekolah swasta. Seperti yang kalian kira aku membayangkan indahnya hidupku selama SMA yang berisi mahluk Tuhan yang ganteng gantengg gimana gitu.

"Iya angkatan aku tuh orangnya ganteng –ganteng dah tu tinggi –tinggi lagi" ucapnya bangga

"Serius ko? Ah paling nanti biasa aja. Aku tuh kalo bilang cowok itu ganteng pasti orangnya ganteng banget bagi oranglain atau seminimalnya lumayan laa.." ucapku dengan meninggikan suara di bagian 'LUMAYAN'

"Ishh sok sok an si Joh aja gak begitu ganteng dia biasa aja kok" ujarnya sombong

" Hellow?? Biasa aja? Mata ente yang salah. He is wonderfull!" ucapku tak mau kalah

" Ahh tapi aku gak percayalah, ko kan bilang semua orang ganteng" sambungku makin tak mau kalah

" Ehh.. Gak percaya. Liat aja nanti kalau ko udah masuk sekolah" ujarnya

" Iyain biar seneng terus lompat-lompat dia" cuek ku

" Dibilangin gak mauu" tambahnya lagi setelah itu langsung pergi mengunci diri dikamar.

Tetapi seiring berjalannya waktu , aku menjalani kehidupan SMA ku dengan biasa –biasa saja there is no something special..Kecuali satu, ada seorang abang kelas 12 yang ganteng dan yaa gitu lah. Tentu aku mengenalnya siapa sih yang gak kepo sama orang ganteng pasti rela relain sampai ngestalk orang cuman biar tahu namanya. Tapi gak kayak gitu sih walaupun sebenarnya aku stalker yang handal hehehe... Dulu kami bersekolah di SMP yang sama dan bergereja di gereja yang sama. Sebenarnya dari SMP aku sudah sering memperhatikan dia disekolah maupun digereja salah sendiri punya muka enak dipandang sih tapi, waktu itu dia punya cewek hiks.. hikss.. hikss.. STOP! B aja padahal. Namanya Jey Petryan atau sering dipanggil Jeje. Dia seumuran dengan kakakku yang berbeda 2 tahun diatasku yang berarti dia hanya 2 tahun satu sekolah denganku seumur hidup karena kami juga tidak bersekolah disekolah yang sama saat SD dulu.

Dia pribadi yang ceria, sok cool dan pintar. Dia pandai dalam memainkan instrument musik sehingga dia juga merupakan pemin musik gereja dan sekolah. Walaupun aku mengatakan dia ceria tetapi dia tidak pernah tersenyum kepadaku.

Setiap hari Jumat sekolah kami mengadakan ibadah pagi. Seperti yang kita smua tahu yang beragama muslim dan non muslim tempatnya dibuat secara terpisah. Kami yang beragama non muslim dikumpulkan dalam suatu ruangan yang nanti kami akan duduk dilantai dan dipimpin oleh beberapa keanggotaan Rohani Kristen atau Rohkris. Di ruangan tersebut kami akan bernyanyi dan membaca kitab suci. Saat masuk ruangan tersebut kami diminta melepas sepatu diluar dan segera masuk ke dalam ruangan dengan tertib.Karena takut kepanasan saat beribadah nanti, aku dan temanku Chia alias Acherita Achia saat itu duduk dibawah kipas yang berada tidak terlalu jauh dari depan tempat para keanggotaan Rohkris memimpin acaranya.

Semua segera duduk dan tanpa kusadari aku belum menoleh kedepan sedikitpun karena dari tadi berbicara dengan Chia.

"Eh dah mau mulai loh, Bet. Hadap depan nanti kenak marah kakak Rohkris nya" ujar Chia yang tengah menoleh para kakak senior yang akan memimpin acara

"Iya iya.." jawabku dengan malas. Saat aku melihat kedepan, aku......

terkejut

tidak ....

AKU SANGAT SANGAT TERKEJUT.

Jc3

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 14, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

High School in My SideWhere stories live. Discover now