Rosario dan Kiblat-

111 8 0
                                    

Just One Shoot...
Baca dulu.
-Penggalan kesedihan dari kenyataan yang berbeda...-

*
*
*



"Kau suka minum Chan?"

"Terkadang, saat aku ingin, kenapa? Kau tidak suka?"

"Dalam agamaku, itu tidak diperbolehkan"

"Iya aku tau"

"Kau bertato Chan"

"Lalu? Kau tidak suka?

"Agamaku mengharamkan itu"

"Haram? Apa itu?"

"Suatu larangan untuk menjauhi sesuatu, jika kau melanggarnya, kau akan mendapat dosa"

"Begitukah?"

"Seperti hubungan kita,
Ini terlarang Chan, aku melakukan dosa..."

***
























Untuk Park Chanyeol❤

Hai Chan, apa kabar?
Kamu tentu baik,
Seorang Idol sepertimu pasti tak pernah merasa kesepian, kan?

Mianhae, jeongmal...

Maaf karena membuatmu berfikir bahwa aku meninggalkanmu.
Maaf membuatmu berfikir jika aku tidak mencintaimu, lagi.

Tak apa jika kamu membenciku,
Aku memang pantas, mendapatkannya.

Saat pertama kali kamu mengatakan "would you be mine?"
Tanpa ragu aku langsung meng-iya kan pertanyaanmu.
Padahal saat itu, segala hal bergelut di dalam kepala dan batinku.

Dari awal aku sudah sampaikan padamu bahwa bukan kita yang berbeda,
Seperti perkataanmu, bahwa cinta bukan ditentukan oleh ras, suku, golongan, atau warna kulit.

Aku ingat saat pertama kali bertemu dengan Eomma mu dan Yoora Eonnie,
Mereka sangat baik padaku, kendati saat itu aku berkata jujur pada mereka bahwa aku berbeda.

Tapi Eomma mu berkata padaku "Tak apa, bukankah cinta itu ada agar tiap insan yang berbeda bisa bersatu...?"

Aku menangis keras saat itu di hadapan Eomma mu dan Yoora Eonnie...
Betapa beruntungnya dirimu Chan, mempunyai Eomma dan seorang Noona yang sangat baik dan selalu mendukung mu dalam segala hal.


Aku bisa meluluhkan hati Eomma mu, Yoora Eonnie,
Tapi,
Sainganku terlalu berat Chan.
Saat itu aku harus memilih,
Antara Rosario dan Arah Kiblat...

Saat itu, Kamu berkata padaku, bahwa kamu akan memperjuangkanku, bahkan sampai kapanpun. Sampai kita bisa bersatu, tanpa ada lagi rasa takut, tanpa ada lagi, penghalang, dan kita bisa mencintai satu sama lain dengan bebas...

Tapi,
Ternyata kenyataan tak seindah harapan kita ya Chan...
Setiap kali kamu memelukku, aku merasa bahwa kita memang sudah ditakdirkan bersama.

Setiap kali ada masalah, kamu selalu mengalah, dengan alasan yang sama.
"Lebih baik kita bertengkar hebat, lalu kembali bersama..."
Dan itu selalu sukses membuatku luluh.

A Letter for Chan 🌌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang