Sejak perpisahan memeluk erat diriku, kesedihan ku temukan di antara daun yang jatuh, jalanan yang tergenang, dan langit yang gelap.Kepedihan berada di kondisi yang mengerikan. Berkumpul menjadi satu di dalam dada, teramat sesak dan kemudian air mata jatuh.
Aku sampai di batas akhir kesendirian. Kesunyian menempati tempat yang paling sempurna, mengurungku dalam kenangan di masa muda. Harapan yang pernah di gantung setinggi langit, justru jatuh bersama sebuah bintang.
Sungguh pedih,
pedih sekali ketika Aku mendapati kenyataan pahit.
Bahwa kau benar-benar telah pergi.
Aku kehilangan semua yang pernah ku miliki,
termasuk itu senyum di wajahku.
Kekosongan dan kehampaan adalah teman setiap hari-
sendiri dalam kesendirian.Kini sebutlah Aku sebagai "Murid" pindahan, yang datang dari tempat bernama hatimu. Menuju pergi dari kekecewaan karena sebuah keputusan.
Dan sekarang waktu punya banyak cara, bentangkan jarak yang bermil-mil jauhnya. Namun ketika mata terpejam,
kau adalah dekat dalam kejauhan.
Juga dalam pemandangan indah di balik sebuah lukisan. Tidak bisa ku gapai meski dekat sekali.Aku masih sendiri bersama kenangan yang memelukku erat-erat. Bahkan rasa yang pernah ku miliki denganmu dulu, sedikitpun belum berkurang hari ini.
Rindu yang kemudian mengisi ruang-ruang kosong di dasar hati. Jiwa yang resah, dan rasa yang telah hilang padamu. Kesunyian menjadi teman setia, kala tawa tidak mampu berikan gembira.
.
.
.
.
.
.
.Terimakasih sudah mampir.
Votenya boleh yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Rindu
PoetryKu kira rasa ini hanya masalah waktu Ketika semuanya berlalu begitu jauh. Tetapi apa yang terjadi dengan perasaan? -Ku tidak demikian. Aku tidak mengerti, rasa yang masih memucuk dan tumbuh bahkan setelah ia tiada. Sesuatu yang aneh dan brutal. Aku...