Deidara

143 23 9
                                    

Aku masih ingat saat itu dengan jelas saat itu, saat pembagian kelas ketika akhirnya aku menginjak kelas 2 di Konoha Gakuen Senior HighSchool. Semua orang berdesak-desakan dan berebutan untuk mencari nama mereka pada papan pengumuman, begitu pula aku, namun tiba-tiba saja aku merasa menabrak seseorang. Ya, itulah kau, dengan tubuh kecilmu serta wajah manis itu.

"Sialan, apa-apaan kau!", kau berteriak padaku. Aku hanya memandangmu geli dan mengucapkan maaf setengah hati, namun kau tidak berhenti sampai situ, kau bahkan mencaci maki-ku didepan anak-anak lain. "Kau tak tahu tata krama? Itu kau sebut meminta maaf?", sindirmu dengan tajam, namun aku mengabaikanmu dan terus berusaha mencari namaku pada papan pengumuman.

Tiba-tiba saja, kau bangkit, kau menghadap padaku dengan tangan kananmu memegang bahuku lalu kaki kananmu berada diantara celah kakiku dari belakang dan... Bruuaaakk!!! Kau membantingku dan segera melenggang pergi seperti tak pernah terjadi apa-apa. Aku sangat kesal dan malu, bahkan bersumpah akan membunuhmu suatu saat nanti.

Pertemuan kedua kita dimulai saat aku baru saja mengetahui fakta bahwa kita sekelas. Aku ingat kau waktu itu telat masuk karena membeli makanan terlebih dahulu di kantin, kau melenggang masuk begitu saja mengabaikan guru yang memaki dirimu.

"Akasuna No Sasori, pindahan dari Sunagakure", begitu kau memperkenalkan dirimu lalu langsung saja duduk tanpa memperdulikan apa yang guru katakan. Kebetulan bangku yang kosong hanya tinggal dibelakangku, dan kau terus mengumpat sepanjang pelajaran tentang betapa menyebalkan aku dan rambutku yang menghalangi pengelihatanmu, dan aku balas mengejek tinggi badanmu yang dibawah rata-rata.

Puncaknya terjadi di kantin, saat kau berhadapan dengan suatu geng brandal sekolah yang disebut-sebut sebagai Akatsuki. Kau memprotes mereka karna menyerobot antrian di kantin, dan berceramah tentang seberapa bencinya kau menunggu dan mereka menyerobot begitu saja. Aku sediki kagum melihatmu kala itu, kau tak gentar sedikitpun dengan tatapan dingin Pein maupun Itachi dan terus melawan setiap perkataan mereka.

"Sudahlah, Pein, dia cuma anak baru disini yang tak tahu aturan", aku berusaha setidaknya meredakan amarah Pein, kebetulan aku juga salah satu anggota mereka. "Tak tahu aturan? Oh ya, aku menghabiskan sepanjang malam membaca aturan sekolahmu, dan aku tidak melihat ada tertulis bahwa aku harus mengalah untuk kalian!", balasnya dengan emosi yang mengebu-ngebu.

Aku masih berusaha melerai, namun kau terus-terusan membantahku. "Diam kau, br*ngsek! Ada apa denganmu!? Apa menurutmu aku tak cukup pintar untuk tahu bahwa kau berusaha melerai!? Apa kau pikir aku selemah itu sehingga tak bisa menghadapi kalian, hah!?", kau berteriak dengan brutal hingga akhirnya kita didamaikan oleh Kurenai-sensei. Kelompok kami dibiarkan dan hanya diberi sedikit nasehat biasa, sedangkan kau diceramahi panjang lebar, dan kau malah menceramahi balik guru-guru itu sampai akhirnya kau dibiarkan.

Aku tertawa keras mengingat itu semua, kau tahu?
Apa kau tak ingin tertawa juga denganku, Saso-chan? Hahaha.
Hei, ayolah, jangan hanya diam saja seperti itu, ayo tertawa bersamaku, Saso-chan! Biasanya kau akan marah besar jika aku panggil begitu, kan?

Aku terdiam, kembali terdiam untuk yang kesekian kalinya.
Aku menatap tubuh kurusmu dan kulit pucatmu yang kini makin pucat kelihatannya. Kedua iris hazel manis milikmu bersembunyi terus dibalik kelopak mata sayu itu, yang tidak memperlihatkan tanda-tanda akan terbuka. Aku mengelus pelan pipimu, yang biasanya merah padam karna amarah, namun sekarang hampa tanpa warna. Bahkan bibir merah cherry manismu-pun seputih salju sekarang.

"Aku akan kembali lagi esok, Danna. Pastikan kau membuka matamu, ok?", ucapku, lalu aku mulai tertawa miris karna berbicara sendiri. Aku mengecup pelan bibirmu itu sebelum meninggalkan ruangan putih sialan ini. Cepatlah bangun, Danna, agar aku bisa segera mengatakan sesuatu padamu.

End or Continue?

Aha, jadi akhirnya otak usang ini mulai bekerja kembali dan tada, jadilah seonggok karya gembel lainnya. So what do you think? Lanjut atau cukup?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 09, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

YOUWhere stories live. Discover now