Hari yang biasa di kelas yang masih sama, gadis berkepang rendah dibaris terdepan paling kiri di ruangan, memandang papan tulis dengan serius. Padahal hanya "Belajar Sendiri" yang tertulis disana tapi seolah menyerap seluruh energi Izanagawa Tsumire, ketua kelas 2-A. Sudah sejak sepuluh menit yang lalu, guru mata pelajaran terakhir menulis pengumuman dipapan dan sejak kaki terakhirnya menginjak pintu keluar, seluruh siswa sontak keluar bersama. Tidak ada yang mau menghabiskan waktu membosankan di kelas mengikuti arahan, kecuali si ketua kelas yang juga sebenarnya tak mengerti kenapa dia masih disana.
Sayup dari arah pintu kedua kelas 2-A terdengar suara langkah kaki menuju barisan depan. Laki-laki dengan seragam putih yang tak dikancing dengan benar, mendadak menjatuhkan tubuhnya tepat dibangku belakang Tsumire. Senyum kecil terulas dibibirnya melihat si ketua kelas yang tak terusik dengan kehadirannya. Iseng, ia meniupkan udara pada sela-sela rambut gadis itu sambil mendesah memanggil "Tsumire..."
Tsumire tersentak mendapati udara dingin dari balik punggungnya, terlebih dengan suara desah yang memanggil namanya membuat gadis yang percaya pada hantu itu sontak bangkit dan berbalik mencari sumber ketegangan. Didapatinya lelaki berambut kuning duduk santai sambil tersenyum jahil tepat dibelakangnya. Wajahnya miring dipangku oleh tangan kirinya sebelah matanya tertutup oleh poni, ia tampak puas berhasil melakukan "kejahatan kecil" pada calon tunangannya itu.
"Hai, manis."
"Kau membuatku takut!" cerca Tsumire.
"Aku tidak tahu kau takut padaku," Shingen membalas.
"Maksudku...." Tsumire menghelas napas, ia kembali menghempaskan tubuhnya pada kursi, "lupakan saja."
Shingen tertawa kecil, "Hari masih terang dan kau sudah ketakutan..."
"'Mereka' tidak peduli siang atau malam, Shingen-san. Apa kau tidak mengerti?"
"Aku tidak mengerti, jelaskan padaku, Tsumire-chan," Shingen menarik wajah gadis itu seraya menempelkan kedua hidung mereka. Dan dalam hitungan ketiga, Shingen sudah bergerak maju dan menempelkan bibirnya, tidak tahan.
Meski awalnya malu-malu, Tsumire perlahan mencondongkan tubuhnya pada Shingen. Mempererat tautan bibir diantara keduanya dan berusaha untuk mendominasi lawan. Alas, Shingen sedang tidak ingin mengalah hari ini, dilumatnya hingga habis pemerah bibir yang digunakan ketua kelas hari ini, digantikannya dengan warna pink natural buatannya. Diakhir sebelum ia melepaskan bibirnya, Shingen menyeringai ringan. Matanya mengerling jahil saat wajahnya mulai menjauh dari Tsumire. Puas akan ekspresi kesal yang ditampilkan perempuan dihadapannya.
"Tsumire-chan..." panggil Shingen sambil menepuk bahu gadis berbalik mengahadap papan tulis.
"Hmm.." sahut Tsumire kesal.
Shingen terkekeh geli mendengar tanggapan gadisnya yang lucu, "Kau mau makan malam di rumahku malam ini?"
Dengan satu pertanyaan sederhana, Tsumire langsung membalikkan tubuhnya. Wajahnya memerah sebelum mengangguk kecil mengiyakan, "Aku mau vanilla cake."
Shingen meraih pergelangan tangan Tsumire dan dikecupnya lembur, "Nande mo ii, hime-sama."
----
A/N
Ga tau ini apaan WKWKWKWK. Warning verbalism, typo, and OOC.
YOU ARE READING
Untitled Romance
FanfictionRomance fic dump, untitled because I'm too lazy to name it. Some are gift and some are asupan for ma self 👌