Teh kotak

52 8 17
                                    

"Sha, jadi reseller teh kotak?"

Tara udah panik setengah gila pas tau kalau Mark denger omongan Haechan. Tapi sebisa mungkin dia nutupin kepanikan itu biar Mark ga curiga. Tara memutar otak mati matian buat nyari alesan yang sekiranya rasional. Susah juga brou nipu orang pinter????

"Hehehe engga reseller sih kak, cuma kemarin aku beli banyak deh trus dijualin ke anak kelas. Nah, hari ini Haechan keabisan."

Mark ketawa aja denger penjelasan Tara sambil nge-highlight kalimat penting di buku paket biologi khusus olimpiade tersebut. Padahal dia mikir, "kenapa kalo keabisan doang sampe segitunya? Kopras kan masih buka?" Tapi mark lebih memilih buat nanya pertanyaan lain.

"Dijualnya di kelas aja atau gimana Sha?"

Siaga kapten.

"Anak kelas aja sih hehe, takut di labrak A' Engkus kak." Mark ketawa lagi. Tara juga ikut nyengir walau hati ketar-ketir.

"Gue  udah 3 hari dapet teh kotak mulu di loker. Ini bukan lu kan yang nyimpen?" Tanya Mark menyelidik.

"HaH?? Ya enggak dong. Mending dijual ke Haechan kak..."

"Takutnya kalo lu yang nyimpen ntar gue suruh bayar lagi perminggunya.."

"Emangnya ibu ibu yakult???" Balas Tara masih sebisa mungkin tetap dalam image bercanda. Walaupun jauh dalam lubuk hatinya, dia sudah misuh misuh dan menyalahkan semuanya. Lucu lo badut. Kurang lebih seperti itu umpatan yang keluar dari hati kecil seorang Falisha Tara yang tiada hentinya menyumpah serapahi Haechan. Walaupun Mark yang bikin panik. Tetep aja Haechan akar permasalahannya.


Setelah percakapan yang menurut Tara cukup menegangkan. Pengalihan isu yang Tara buat berhasil, mereka lanjut membicarakan hal lain, ya walaupun tidak jauh dengan obrolan seputar lomba nantinya.

Ketika keadaan sudah bisa Tara kendalikan, Datanglah siswa kontingen olimpiade lain yang langsung melempar buku nya ke arah meja mereka. Berdebam.

"Cape banget beli baso ngantri 20 menit sampe kelas kuahnya ilang anjing," Gerutu Renjun dengan mukanya yang super masam. "Mana seret banget ini tenggorokan sob." Lalu Renjun mengusap lehernya.

Mark menyodorkan teh kotaknya "Nih minum..." 

"Lo ngeselin kalo aus.."

Renjun langsung menyambar teh kotak yabg diasongkan mark, sebelum menyedot teh kotak yang tinggal 1/4 dia menyempatkan untuk berkata sepatah dua patah kata "Lu minum teh kotak mulu dah," "Reseller ya lu mark?" Lanjutnya.

Astagfirullah siaga dua.

"Nggak, nih Falisha Reseller."

Kan bener.

Hans ngangguk ngangguk denger jawaban Mark. "Bisa lah Sha jadi supplier minuman buat kita, hehehe."

"Emang boleh?"

"Boleh, besok bawa ya. Jangan khawatir ga dibayar. Kan masuk ke biaya operasional. Kalau sekolah nggak mampu mah masih ada chenle."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If This The Last MailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang