Aku harus mendapatkanmu, bagaimanapun caranya-

32 1 0
                                    

Pancaran sinar lampu tepi jalan berusaha menerangi bagian gelap bangunan ini. Gemercik genangan air hujan yang timbul karena kerikil yang aku jatuhkan satu persatu malah menambah suasana tak menyenangkan.
Kedua tanganku beralih saling berpangku. Sesekali salah satu tangan menutupi hidungku yang mulai dingin saat bau tak sedap beriring terbawa angin.
Biasanya keadaan tidak seburuk ini. Seluruh badanku basah kuyup karena hantaman hujan deras tadi. Terlebih lagi kaki kiriku yang mulai terasa sakit karena sapaan jeruji pagar rumahmu. Dan, punggungku seakan meminta kebebasan dari ransel berisi "barang yang sangat berharga". Aku kira tak akan cukup berat. Mungkin terlalu banyak kenangan yang kau simpan dikepalamu Haha.

Aku tak takut pada hal apapun. Biasanya. Namun sekarang bukan waktu yang tepat untuk dikatakan biasanya. Suara "teriakan" seeokor anjing dari kejauhan terasa sangat mengintimidasiku.
Kakiku mulai gemetar. Aku sangat tak mengharapkan suara itu mendekat.

Jika jendela ini kupecahkan aku bisa keluar, namun setelahnya aku akan tamat. Tidak ada yang bisa diharapkan dari suara kaca jendela yang pecah.

Aku mulai menelusuri bagian lain dari gedung malang ini. Ugghhh, setiap sudutnya mengeluarkan bau yang mematikan.
Namun pintu di ujung ruangan itu seperti memberi harapan pada hidungku atas penderitaan akan "harum"nya gedung ini.

Dengan kemampuan berlariku yang sangat diatas rata-rata, akhirnya aku terbebas dari siksaan suasana gedung menjijikan itu.

Aku hanya harus berjalan seperti biasa layaknya ratusan manusia lain di tepi jalan ini. Aku tidak cukup mencurigakan. Sebagian besar orang berjalan dengan pakaian dan rambut yang basah. Begitu juga aku. Sebagian lagi berjalan dengan sepatu berdecit karena air hujan yang singgah disepatu lamanya. Dan bagusnya aku tidak begitu. Beberapa orang juga membawa ransel berukuran agak besar sepertiku. Keadaan ini sangat menguntungkan.

Tak lupa, aku meninggalkan sedikit "noda" di dinding gedung tadi. Bukannya aku sombong. Tapi, aku pikir bagus juga membuat anjing sialan itu berputar-putar di dalam bangunan beraroma "harum". Tentu, para detektif yang mendampinginya pun tak ketinggalan memanjakan hidung mereka dengan bau "harum" itu. Dan, bukankah detektif sangat sensitif terhadap noda merah ?

Akhirnya, dengan perjuangan yang sedikit memancing emosi. Hidungku bisa bertemu dengan bau penthouse yang menyenangkan. Aku terlentang di ranjang indah sambil memandang pemandangan malam kota yang tak kalah indahnya.

Aku hampir lupa barang berhargaku.
Sudah lama aku memimpikan mencium bibir indah milikmu ini. Semalam suntuk aku memandangi matamu yang bersinar. Ku bisikkan kata cinta tepat ditelingamu. Aku yakin kata cintaku membuat hatimu luluh. Ahh, aku lupa. Aku tidak sempat membawa hatimu. Tadi, aku terlalu sibuk menyantap jantungmu.-

I Got Your......Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang