Tet tet tet teeeeet
Ah Argi ngapain sih itu sama Lani, nggak cocok banget. Itu si Lani juga, udah tau aku baru diputusin Argi kok gercep banget deketnya sama Argi. Apa jangan-jangan mereka ada main dibelakang aku. Ahh rasanya gak mungkin Argi punya sifat selingkuh, dia kan tipe cowok yang pacaran buat nikah, yaaa memang sih usia kita baru lulus sekolah dasar, toh salahnya dimana? Eh ini ngomong-ngomong kok pada ilang semua anak-anak di kantin, pada kemana coba gak seperti biasanya desel-deselan demi menghidupi cacing-cacing mereka.
"Mbaknya gak masuk kelas, belnya sudah daritadi loh mbak?" hah gak salah denger nih aku. Tanpa babibu aku berlari menuju kelasku yang berada diujung, aku menghela nafas sejenak untuk menjernihkan otakku agar tidak panik dan seribu alasan untuk guru dapat mengalir dengan lancar tanpa cela, alhasil bukan drama di film roman picisan atau novel teen fiction best seller yang aku hadapi yang biasanya menye-menye ada guru killer yang siap melahap siswa yang telat masuk kelas. Yang kuhadapi hanya teman-temanku yang sedang asik bergosip dengan menghadap kesegala arah untuk bisa menyebar gosip dengan jaringan yang lebih luas, yang lain melakukan kegiatan random sambil menunggu guru membosankan yang mengisi jam pelajaran dengan berkata-kata seolah muridnya adalah anak kecil yang senang dibacakan kisah-kisah dongeng nan mustahil.
"Eh Ri, kok gurunya belum dateng? Apa memang jamnya kosong?" tanyaku pada teman sebangkuku,
"kita bentar lagi dipulangin, soalnya mau ada rapat." Jawabnya tanpa berhenti mengulum senyum. Yah aku sih bisa menebak saat pertama kali aku melihat kelas yang tampak begitu riang dengan semua buku yang sudah tidak tersisa diatas meja. Menghela nafas pelan, aku duduk sambil kepalaku ku letakkan diatas meja. Selain bingung harus merasa senang bisa cepat-cepat memeluk guling dirumah atau sedih karena besar kemungkinan aku akan tenggelam dalam perasaan gagal move on ku dari Argi, posisi ini juga membuat mataku langsung bisa menatap wajah dengan sorot mata sendu yang meneduhkan, wajah yang membuat aku bersemangat ketika berangkat dan malas ketika harus pulang sekolah. Tak menunggu lama bel pulang benar-benar berbunyi, semua anak dengan riuh membawa tasnya keluar kelas. Rani menyapaku sekilas dan berlalu, aku masih terlalu malas untuk mengangkat kepalaku dan beranjak pergi. Semakin aku ingin segera pergi, semakin aku kehilangan kendali untuk menahan mataku yang kian memanas, duuuh apa-apaan sih ini mellow gak jelas jeritku dalam hati merana.
"Ran, kamu kenapa? Gak pulang?" tanya seseorang yang suaranya sudah sangat mendarah daging bagiku, suara yang paling gak ingin aku dengar untuk saat ini, suara yang membuat ku menambah volume isakan gara-gara sesak yang begitu menusuk. Yaelah ni orang kenapa sih kepo, tambah gak bisa move on kan kalau kayak gini terus, monologku lagi dalam hati.
"kamu nangis gara-gara aku? Kenapa? Bukannya kamu yang sudah buat aku mutusin buat tidak lagi pacaran sama kamu? Ran, kita masih kecil, masih banyak jalan yang perlu kita lewati. Mungkin suatu saat kita kan bertemu dalam kesempatan yang berbeda, entah itu kamu sama kau atau kita dengan pasangan kita masing-masing, but we both have a partner." Jelas Argi sok bijak , yang aku yakini itu adalah setan dalam tubuh Argi yang membantunya merangkai kata-kata. Ya kali bocah SMP kelas 2 udah bisa merangkai kata-kata profesional ala penulis-penulis best seller.
Di titik itulah aku merasa tidak perlu lagi menangisi cowok hanya gara-gara kita tidak lagi berpacaran, meskipun dengan alasan yang menyakitkan misalnya dia selingkuh, atau dia yang terang-terangan berkata tidak tertarik padaku. Entahlah mati rasa untuk alasan susah move on dari cinta pertama menurutku terlalu munafik untuk umurku yang sudah bukan lagi remaja. Masalahnya adalah aku sudah coba pacaran dengan yang ini dengan yang itu, model yang begini model yang begitu, semuanya rasanya sama. Aku gak masalah kalau aku harus jomblo, tapi ketika ada orang yang berusaha mengenal aku lebih dekat aku selalu mencoba membuka hatiku, meskipun tetap ada tembok yang aku rasa adalah penghalang untukku mengenal mereka lebih jauh hingga mungkin akhirnya nanti aku akan jatuh hati. Haah memang benar-benar rumit untuk dijelaskan bagaimana pastinya cara kerja hatiku. So complicated begitulah.
test drive ya :) semoga banyak yang baca biar aku lanjut :D kalo gak ada yang suka pa lagi liat wahhh gak tau lagi. wkwk
YOU ARE READING
Running gils
ChickLittentang seorang cewek santai (luarnya) yang ternyata memiliki kehidupan rumit (diperumit sendiri) jatuh cinta pada pelarian. lari dari kenyataan satu ke kenyataan yang lain. mencoba menggapai tetapi selalu jatuh. bangkit dan memilih lari. hingga akh...