31 Desember
Jam menunjukan pukul 19:00 waktu Korea Selatan, jalanan bersalju dipenuhi manusia berlalu-lalang meramaikan penghujung tahun. Seorang gadis berwajah campuran Jerman-Korea duduk nyaman di sebuah kedai kopi sembari menyeruput secangkir cokelat panas. Sudah berkali - kali ia melirik jam tangan mungilnya dengan wajah kesal, namun orang yang ditunggunya belum juga muncul.
Uhh padahal dia yang mengajak pergi keluar tapi malah dia yang terlambat. Awas saja kalau dia datang akan kubunuh sebelum dia menyentuh pintu!
Tepat setengah jam kemudian saat gadis manis itu meneguk cangkir kedua cokelat panasnya, barulah orang yang ditunggunya muncul dengan cengiran khasnya yang tidak menampakkan rasa bersalah sedikitpun. Gadis itu hampir saja dia melempari pemuda itu dengan cangkir saking kesalnya.
" Annyeong Min Edel, kau terlihat bahagia hari ini." Sapa pemuda itu dengan senyum lebar tanpa rasa bersalahnya.
" Yyaa! Kim Tae Hyung! Apa kau sudah gila! Kau terlambat setengah jam dan masih bisa tersenyum lebar seperti itu?! Kau bahkan tidak minta maaf!" Cerca gadis manis itu, omelannya benar benar tak terbendung lagi.
" Untuk apa meminta maaf?? Lagi pula kau akan tetap mengomel juga. Ah sudahlah, ayo berangkat. Tiga kunyuk itu tidak bisa ikut. Hahh menyebalkan sekali. Tapi dimana Chae Yeon??"
" Dia tidak jadi ikut, ibunya melarangnya pergi setelah mendengar namamu."
" Waahh~ benarkah? Jadi hanya kita berdua saja. Aku jadi merasa kita sedang berkencan hahahaa"
"Huhh! Siapa juga yang mau berkencan dengan alien gila sepertimu." Wajahnya makin terlipat.
Dengan suhu -12 derajat Celcius sebenarnya tidak ada yang lebih baik dibanding bergelung dibawah selimut. Tapi ajakan Tae Hyung untuk menonton pertunjukan kembang api membuat Edel mengurungakan niatnya untuk menghabiskan malam tahun baru di kamarnya yang nyaman.
Heyy jangan salah sangka!! Edel sama sekali bukan penggemar pertunjukan kembang api ataupun ingin merayakan tahun baru. Dia sama sekali tidak suka hal hal semacam itu, baginya bantal dan selimut adalah surga. Ia mau ikut menonton perujukan kembang api karena si pria gila Kim Tae Hyung. Jangan salah paham juga, edel bukannya menyukai Kim Tae Hyung, meskipun harus diakui wajahnya di atas rata rata. Tapi otaknya benar-benar tiak normal.
Yeaah.. kalimat "menonton pertunjukan kembang api" bagi Kim Tae Hyung benar benar berbeda dari pikiran orang "normal". Dan karena alasan itulah Edel terpaksa ikut, untuk menyelamatkan dunia dari ketidaknormalan otak Tae hyung.
Aah.. Edel masih ingat betul, kejadian waktu SD saat Tae Hyung kecil benar – benar penasaran dengan bentuk pipi anjing Pitbull di depan sekolah, dan jadilah Tae Hyung mengajak empat temanya Jung Ho Seok, Jeon Jung Kook, Lee Chae Yeon dan tentu saja Edel.
Meskipun awalnya mereka semua menolak ajakan Tae Hyung, namun pada akhirnya mereka tetap ikut juga, itupun karena Tae Hyung yang membawa nama persahabatan. Dengan takut-takut lima mahluk mungil itu mendekati rumah kecil dengan pagar besi berkarat yang hanya dihuni seorang kakek tua galak dan seekor anjingnya yang setia.
Tae Hyung kecil berjalan paling depan dengan tongkat kayu di tangannya. Disusul Edel, Jung Kook, Chae Youn kemudian Ho Seok mengekor paling belakang.
" Apa ini tidak papa? Bagaimana kalau nanti kita digigit anjing itu??" Tanya Ho Seok, meskipun dia yang paling ceria tapi dia juga paling penakut.
"Tenang saja Ho Seok-ah.. Gerbangnya kan selalu terkunci, tidak mungkin kita digigit." Jawab taehyung menenangkan temannya.
Rumah kecil itu terlihat sepi, sepertinya kakek tua itu sedang tidak ada di rumahnya. Dibalik pagar terlihat seekor anjing Pitbull dewasa sedang tertidur. Taehyung mulai menjulurkan batang kayunya melalui celah pagar. Dengan perlahan ujung batang kayu itu mulai menyentuh pipi anjing itu, tapi ohh tidak!! Kakinya tersandung batu saat ingin melihat lebih dekat, dan Tae Hyung malah berakhir dengan menusuk anjing itu. Anjing itu pun mulai menyalak garang.
"Ahh!!" Tae Hyung memekik.
" Cepat bangun Tae Hyung-ah!!" Edel segera membantunya berdiri.
Tapi sayangnya hari itu mereka benar-benar tidak beruntung, karena ternyata gerbangnya hanya tertutup namun tidak terkunci. Dengan kecerdasannya anjing itu mencoba membuka pagar dengan kakinya dan berhasil.
"Heii Gawat!! Pintunya tidak terkunci!! Ayoo cepat lari!!" Jung Kook memperingatkan.
Lima anak itu berlari sekencang-kencangnya dengan kaki mungil mereka. Ho Seok yang berIari paling depan mengambil inisiatif. Dia melihat pohon cherry dan memanjatnya meskipun sambil menangis >.< . Disusul Jung Kook yang kemudian membantu temannya yang lain.
Anjing berukuran sedang itu, juga berusaha memanjat tapi tidak berhasil, ia hanya bisa menyalak dibawah sana. Meskipun begitu anjing itu tetap berhasil membuat kelima bocah itu gemetaran. Sialnya anjing itu tidak mudah menyerah, anjing itu terus menyalak hingga petang dan pergi saat mendengar suara tuannya dari kejauhan.
Bahkan esok paginya mereka masih harus menghadapi kemarahan Si kakek tua. Sungguh hari yang menyebalkan. Karena itu, Edel hanya berharap teman sejak kecilnya ini tidak berbuat hal gila kali ini.
" Sayang sekali.. Sebenarnya malam ini aku hanya ingin menjadi orang normal, tapi malah hanya kau yang datang."
" Mwoo!?? Apa aku tidak salah dengar?? " Edel mengangkat sebelah alisnya, tidak bisa dipercaya. Bagaimana mungkin seorang Kim Tae Hyung bisa normal. Itu mustahil.
" Aaaah... bagaimana kalau malam ini kita lakukan 'kencan seperti orang normal'? Ideku bagus kan??"
-_- Edel sudah menduganya, meskipun ini terdengar lebih 'normal' dari biasanya, tapi ini tetap tidak normal.
tungguin episode lanjutannya yaa :))
don't forget vote and comment..!
YOU ARE READING
Frozen Edelweiss
FanfictionMengisahkan seorang pemuda bernama Kim Tae Hyung yang berusaha menyelamatkan sahabat sejak kecilnya, Min Edel agar bisa melalui masa masa sulitnya..