Aku melangkahkan kaki menyusuri koridor-sekolah baru- Setelah kejadian meninggalnya Yu Ra, aku selalu terpuruk dan tak memiliki semangat untuk belajar ataupun bermain.Teman curhatku telah tiada, haha miris sekali nasibmu Min Yoongi, kau bahkan harus pergi menjauh agar melupakannya.
Kulangkahkan kaki dengan pasti memasuki ruang tata usaha untuk mengurus berkas kepindahan.
Setelah selesai, aku harus masih berjalan menuju ruang kepala sekolah, menyebalkan sekali. Kenapa tempat ini tidak ada liftnya, membuat kakiku pegal saja.
Setelah berjalan sampai kelantai 2 akhirnya kutemukan juga sebuah ruangan yang terdapat tulisan.
'Ruang Kepala Sekolah'
Tanpa banyak berpikir, aku langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Untuk apa mengetuk? Apa itu penting?
"Hem." Seorang Pria berbadan dua kali lebih besar dariku, perut buncit yang kuyakin dia orang penyuka gaji buta. Sedang menyipitkan matanya memandangku dengan penuh kecurigaan.
"Min Yoongi, kelahiran seoul 9 maret 1993." Ucap pria itu sedikit berbisik pada dirinya.
"Ya, itu aku."
"Apa kau benar dari seoul?"
Pertanyaan macam apa itu? Haruskah aku menjawab sesuatu hal yang sudah tertulis dengan jelas?
"Apa kau tak bisa membaca?"
Pria itu terlihat sedikit menyeringai. Apa ada yang salah dengan ucapanku? Tidak!
"Aku bisa membaca, sebaiknya kau duduk sebentar tuan Min, silahkan."
Lelaki tua itu mempersilahkanku duduk dibangku yang berhadapan dengannya.
"Tidak, beri tahu saja ruang kelas dan jadwal pelajaranku."
"Kenapa terburu-buru seperti itu? Apa kau tak ingin bercerita sedikit tentang dirimu anak muda."
"Berikan yang kuminta."
"Baiklah, tapi sebelumnya kau harus menjawab pertanyaanku."
Pertanyaan pertanyaan pertanyaan! Hal paling kubenci adalah menghadapi orang yang banyak bicara.
"Apa alasanmu pindah ke Indonesia? Lagi pula tidak ada keterangan yang menyatakan kau keturunan Indonesia, orangtuamu asli korea."
-Manusia- tak pernah berhenti berbicara.
Aku mendekatinya, dan dapat kulihat dia sedang menelan salivanya kasar.
"Sebaiknya kau simpan pertanyaanmu itu, berhenti bertanya sesuatu yang kiranya tidak penting untukmu. Siapa pemilik sekolah ini?"
"Min Yi an." Dia menghentikan ucapannya sejenak dan mulai memikirkan sesuatu.
"Ah maaf-maaf tuan Min, aku tidak tahu jika itu akan menyinggung perasaanmu, terima ini."
'Cih' dasar, baru aku gertak sedikit saja kau ketakutan. Jika perlu aku akan mengusirmu sekarang juga.
Pria itu memberiku sebuah kunci.
"Itu adalah kunci lokermu, kau bisa menggunakan loker no.37. Dan kelasmu ada diruang 2-3, semoga kau betah disini." Ia menunduk kepalanya.
Setelah mendengar perkataan yang sekiranya cukup membantu, aku memilih untuk segera keluar dari ruangan yang kekurangan oksigen.
Mataku masih berkeliaran mencari ruang bertuliskan 2-3 dan sesekali kuperhatikan sekitar, orang-orang terutama kaum hawa sedang memandangku dan berbisik dengan orang disebelahnya, mereka juga tersenyum sambil melambaikan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Afar >> MYG
FanfictionMin Yoongi yang menyangkal takdir bahwa ia mencintai Park Yu Ra harus menelan pahitnya hidup. Ia harus menerima sebuah takdir yang membuatnya terpuruk karena telah menolak Park Yu Ra. Sehari setelah kejadian penolakan itu, ia mendengar bahwa Yu Ra...