Chapter 2

18K 554 8
                                        

Alexa meletakan sebungkus kue dan teh hangatnya, di nakas. Ia melihat Navia yang tertidur damai,ada rasa tidak tega untuk membangunkan sahabatnya itu.

Perlahan-lahan Alexa menarik kursi untuk  duduk tepat disebelah ranjang Navia.

"Alexa?" Alexa berhenti mengambil kursi karena mendengar Navia memanggil namanya dengan suara lirih.

Alexa langsung Memeluk Navia dari samping seraya mengusap bahunya lembut. "kau tidur saja,aku disini akan menemanimu".

Navia tersenyum lemah. Sungguh Alexa tidak bisa menahan air matanya melihat sahabatnya yang terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.

"kamu masih kerja disana?"Alexa tahu apa maksud kata 'disana' yaitu di club itu.

Alexa hanya mengangguk kecil dan menuangkan teh hangat ke dalam gelas kecil.

"Sudahlah,tidak perlu bekerja disana lagi  karena hanya untukku." Navia menggenggam tangan Alexa,genggamannya  pun terasa tidak bertenaga karena dengan kondisi tubuhnya yang lemah.

"kau sebaiknya pulang dan istirahat."

"Aku tahu kau belum bisa tidur nyenyak semenjak merawat dan menemaniku."

Alexa hanya tersenyum tipis. ' aku tidak bisa melihat sahabatku yang terbaring lemah di rumah sakit. Aku harus bekerja keras untuk membiayai pengobatanmu. Agar penyakitmu hilang,Navia.' Batin Alexa.

"mungkin aku tidak akan lama lagi hidup di dunia ini." lirihnya seraya menatap langit kamar rumah sakit.

"kau sudah gila ya?! Ak—aku,"Air mata Alexa akhirnya benar-benar terjatuh. " aku tidak mau kau seperti itu.Aku mau kita terus bersama sampai tua nanti" Alexa tidak kuat menahan tangisannya. "Kita berjuang bersama-sama,Navia. Menghadapi rintangan keras ini."

"Aku ingin melihatmu menikah dengan seorang pria tampan nanti, aku ingin melihat kamu mempunyai anak yang pastinya lucu dan menggemaskan." tetesan air mata Alexa terus mengalir.

Navia tersenyum. " aku juga menginginkan masa depan seperti itu. Tapi,melihat keadaanku seperti ini, aku tidak yakin kalau aku akan terus melihat wajahmu lagi."Navia yang  juga tidak kuat menahan tangisannya, akhirnya terlepas begitu saja.

"kau tahu? Hanya kau dan Manu lah yang selalu ada untukku,yang selalu ada saat aku sedih,yang selalu ada saat aku gembira..." Alexa menyeka air mata yang terjatuh di pipi Navia.

"jika kau tak ada, hidupku terasa tidak ada gunanya.Kita dari kecil selalu bersama Nav. Kau ingat di mana kita masih bermain boneka barbie?Kau bercerita kepadaku bahwa kelak nanti saat kita sudah besar,Kau mau menjadi seorang ratu yang menikah dengan seorang pangeran bukan?" Alexa sebenarnya tak tahan untuk melanjutkan ceritanya. Karena ia akan terus menangis.

" kau akan sembuh Navia.Kau akan menjadi seorang ratu yang cantik yang menikah dengan seorang pangeran tampan serta mempunyai anak yang menggemaskan. Membuat selembar kehidupan baru dengan Keluargamu.  Aku tahu kau ingin sekali seperti itu ...." Alexa memeluk Navia dengan tangisan entah sudah mengalir panjang.

Hingga tidak ada lagi percakapan antara mereka berdua. Dan ruanganpu  terasa hening. Mereka berdua akhirnya terlelap tidur setelah menangis dan melahap kue yang Alexa buat khusus untuk sahabatnya.

***

Duduk di atas meja makan,seraya menyeruput teh hangat. Pikirannya kacau saat memikirkan wanita  yang sudah ia akhiri hubungannya diantara ia dan perempuan tesebut,karena melihat wanita itu berselingkuh dengan pria lain.

" Mr.Alend,Ada tamu di luar." wanita tua itu adalah pembantu Alend yang sudah bekerja dirumahnya selama 5 tahun.

"siapa dia?" tanya Alend dingin.

ALEXA.J (COMPLETED) REVISI!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang