اسلم عليكم...
Siang itu terasa melelahkan bagi anti. Ia baru saja menyelesaikan prosesi wisuda di sekolahnya. Senyum tipis menghiasi keelokan paras cantik ciptaan tuhan ini. Membawa dua buah tropi dan piagam tak lupa sebucket bunga dan nominal hadiah. Membuat gadis itu sulit memegang nya. Awalnya anti selalu tersenyum senang dengan apa yang di perolehnya hari ini. Hingga air matanya mengalir bebas membentuk aliran kecil di pipi tirus anti.
Gadis itu berlari kecil kearah sang bunda. Memeluknya erat dan tak henti berucap syukur.
"ummi.. " kata anti tercekat di tenggorokan. Dan sesekali sesenggukan kecil. Entah apa yang ia rasakan senang sedih bercampur tanpa pilar hari ini.
" sudah-sudah.. Anak ummi jangan nangis.. Sekarang ayo pulang kamu pasti juga capek kan? "
" iya ummi."
Mereka beranjak menaiki sebuah mobil sedan. Anti sekarang benar-benar bingung. Ia awalnya senang jika predikat yang ia dapat bisa membuat orang tuanya bangga. Tapi ia juga sedih jika sebentar lagi akan berpisah dengan umi dan abi nya. Ya maklum aja kan anti anak satu satunya.
Sesampainya di rumah anti membawa tropinya ke kamar di bantu umi dan abi nya. Setelah tertata rapi anti meminta agar umi dan abinya duduk di ranjang anti. Sementara gadis itu setengah berdiri menghadap umi dan abinya layaknya orang sungkeman.
Gadis itu mulai menggenggam tangan kedua orang tercinta nya. Kedua matanya mulai memanas dan pandangannya memburam. Tapi ia berusaha tidak menampakkan di hadapan ortu nya."umi.. Abi.. " mulai anti dengan memandang orang tuanya secara bergantian.
" Anti minta maaf sama umi dan abi.. Anti belum bisa buat kalian bangga sama anti.. Belum bisa buat umi dan abi bahagia sama anti.. Anti tau selama ini anti selalu merepotkan umi dan abi.. Selalu manja juga jadi anak.. Suka nggak nurut dan suka bikin goresan perih di hati umi dan abi""untuk itu sekarang anti ingin bahagiain umi dan abi.. Anti ingin menebus semua kekecewaan umi dan abi selama merawat anti______"
anti meneguk ludah nya dengan susah. Lagi lagi kata-kata nya terpenggal. Anti mengeratkan genggaman itu. Ia sesekali tertunduk mengatur nafas nya. Butiran bening di pelupuk mata nya terjun bebas membasahi pakaian yang ia kenakan.
"anti.. Anti... Jika dulu anti selalu ngebantah perintah umi dan abi untuk melanjutkan ke pesantren.. Kini anti siap untuk melaksanakan perintah umi dan abi... Anti minta restu dari kalian.. Izinkan anti mengemban ilmu ke pesantren.. 'afwan jika anti belum bisa seperti mbak ainun yang jauh lebih baik.. "
" tapi anti akan berusaha buat abi dan umi bangga menyebut nama anti nanti"
Anti benar-benar tak kuasa menahan tangisnya. Tangisnya pecah seketika. Dan anti langsung mencium kaki orang tercinta nya. Badanya bergetar hebat. Isaknya terdengar jelas di telinga orangtua anti.
Melihat apa yang di lakukan putri nya. Ibunda anti merasa terharu dan bangga atas pengakuan anak semata wayang nya. Ia bangga jika anti benar-benar ingin menimba ilmu di pesantren. Perintah 3 tahun yang lalu yang pernah anti tolak dengan alasan belum siap. Kini ia sendiri yang meminta agar bisa memasuki pesantren. Air mata tak terbendung lagi. Tangis kluarga kecil anti telah pecah hari ini.
Umi mengelus kepala anti yang berjilbab. Dan memegang pundak anti untuk bangun.
"anti.. Anti nggak pernah melakukan kesalahan yang besar dalam hidup kita berkeluarga.. Umi bangga memiliki putri cantik dan berakhlaq seperti anti.. "
" jika anti ingin meneruskan ke pesantren.. InsyaAllah restu abi dan umi menyertaimu sayang.. Jadilah anti seperti dihadapan umi ini. Jangan jadi anti yang lain yah"
"iya.. InsyaAllah umi" nurut anti memeluk kedua orang tua nya.
"Sudah-sudah.. Jangan sedih.. Ingat Allah.. Dan banyak banyak bersyukur kita masih dalam keluarga yang utuh.. Yasudah anti.. Kalau kamu niat ke pesantren abi akan anterin besok yah.. Sekarang kamu mandi dan istirahat " bijak abi anti.
Anti mengangguk memeluk abinya sekilas dan beranjak berdiri. Ia sangat bersyukur kepada tuhan maha adil. Di tengah keluarga kecilnya terdapat imam yang bijak. Umi dan abi anti segera beranjak meninggalkan anti agar beristirahat.
Dan anti mengusap lembut pipinya yang basah oleh air matanya. Lalu segera ia masuk kedalam kamar mandi dan setelah itu ia beristirahat.
*****
Setelah melewati proses yang singkat anti kini telah menapaki tanah pesantren dan menyandang gelar santrinya. Hatinya tak henti berteriak gembira. Ia tau akan banyak peraturan dan banyak yang harus ia tinggalkan kehidupan di rumah nya dulu. Tapi bukan hal yang berat bagi anti. Karena tekadnya mengalah kan segalanya. Gadis cantik itu menundukkan kepalanya berjalan menuju dapur pesantren.
"mbak anti? "sapa salah satu santriwati. Dan kebetulan saja bertemu di dapur.
Anti sedikit mendongakan kepalanya. Tak lupa seulas senyum menghiasi bibir mungilnya. Menambah aura anugerah kecantikan yang ia miliki.
" iya.." jawabnya lembut.
"maaf dengan siapa?" ucapnya lagi.Bukanya menjawab santriwati itu malah tertawa geli.
"mbak anti lupa sama saya? Ya ya ya kan mbak baru dua bulan di pesantren jadi wajar saja". Jelasnya manggut manggut.Dan itu membuat pipi anti bersemu merah. Ia merasa malu sendiri dengan gadis dihadapannya. Ia berusaha mengingat tapi ya nihil.
"nama aku anjani mbak.. Yang kemarin ikut khataman.. Masa mbak udah lupa? Kan mbak anti sendiri yang bantuin anjani hafalan ".
Anti mengangguk mengerti. Memang benar dia pernah membantu seorang dalam hafalan. Hanya saja anti lupa namanya.
" oh iya iya.. Mbak sudah ingat. 'afwan mbak masih suka lupa. Yaudah bentar yah mbak mau bantu siapin konsumsi anak santri seni"
"boleh anjani bantu mbak?"
"dengan senang hati "
TBC
______________Yehee ketemu lagi sama author... Gimana ada rasa kangen nggak sama author?? *ember😁
Ada yang penasaran nggak sama kelanjutan ceritanya?
Atau ada yang sudah nebak nebak??
Hahha semoga kalian suka dan gak lupa pencet vote.. Apalagi kalau mau komen? Duh senangnya. 😊😊
Sampai jumpa di part berikutnya
Assalamu'alaikum..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabbah "Anti"
Teen FictionDia hanya pemeran figuran yang diangkat menjadi pusat sorotan.