Hyena melirik ke arah jarum jam di dinding kamarnya. 5.30 pagi. Dia langsung memakai kaos kakinya dan beranjak dari kamarnya untuk berangkat sekolah. Maklum, kelas 3 SMA membuatnya harus lebih rajin dari biasanya dan kelas yang di mulai lebih pagi dari biasanya.
Kang Hyena adalah gadis pintar yang menjadi anak idaman para guru di sekolahnya. Dan lagi, dia murid populer. Siapa yang tidak mengenal Hyena? Seantero sekolah, bahkan tukang kebun di sekolah pun pasti mengetahuinya.
Hari ini kelasnya di mulai pukul 6.30 pagi, walaupun perjalanan ke sekolahnya tidak memakan waktu banyak, ia memilih untuk berangkat pagi untuk bisa bermain dengan pussy, kucing yang secara tidak sengaja ia pelihara di taman belakang sekolah.
Setelah sampai di sekolah, ia langsung menuju ke taman belakang. Namun betapa terkejutnya ia melihat kandang pussy yang ia buat dengan kerdus dan kain perca, berantakan. Kardusnya sobek dan kain perca itu sudah di buang kemana-mana.
"Pussy," ia mencoba memanggil. Berharap masih bisa menyelamatkan kucingnya.
"Pussy~" gadis itu mulai panik dan berjalan perlahan sambil menoleh ke kanan dan kiri mencari kucingnya.
"Pus-"
"Kau mencari apa?" Sebuah suara mengagetkannya.
Gadis itu menoleh ke belakang dan melihat Jonghyun menggendong pussy. Dan kucing itu tertidur disana. Ia langsung melangkah mendekati lelaki itu dan mengelus puncak kepala pussy. Sudah pasti bukan dia pelaku yang merusak kandang pussy.
"Aku mencarimu, pussy."
"Ah, jadi namanya pussy."
Hyena mendongak menatap Jonghyun. Dia adalah ketua kelasnya. Mereka sekelas dari kelas satu, jadi tidak heran Hyena tidak merasa canggung. Walaupun tidak akrab, tapi mereka cukup bisa di bilang teman karena status satu kelas 3 tahun berturut-turut.
"Tunggu disini, aku akan mencari kardus di gudang sekolah."
Jonghyun mengoper kucing itu ke Hyena untuk di gendong, lalu ia berjalan menuju gudang. Hyena hanya memandang punggung Jonghyun dengan bingung. Untuk apa dia mencarikan kardus? Kan ini bukan urusannya, batinnya.
Gadis itu mengajak pussy untuk duduk di kursi taman sambil tetap mengusap kepalanya. Ia mulai melamun disana, kebiasaannya ketika sedang tidak ada siapapun dan suasana sejuk pagi hari sangat mendukung keadaannya.
"Kau tau, pussy? Aku menyukai seseorang. Dari awal, hanya dia yang ku pandang. Tapi sepertinya dia sama sekali tidak menyadari bahwa aku menyukainya." Gumamnya. Ia akan berbicara apa saja yang terlewat di otaknya jika bertemu dengan pussy. Sedangkan sang kucing hanya diam dan mengedipkan mata, lalu sesekali mengeong tanda ia mengerti.
"Mungkin karena aku juga tidak terang-terangan mendekatinya, jadi aku seperti orang bodoh menyukainya sendirian." Hyena menghela napasnya sebentar. "Dan aku akan menyimpan rasa sukaku untuknya entah sampai kapan. Sampai pesta porm night?"
"Kau berbicara dengan kucing?" Lagi-lagi Hyena di kejutkan oleh suara melengking milik ketua kelasnya.
"Kau menemukannya?" Jonghyun mengangkat kaedus yang ia bawa lalu ikut duduk di sebelah Hyena.
Muka Hyena sudah memerah dan ia menundukkan kepalanya. Ia menggerutu kenapa tadi ia mengikat semua rambutnya, ia jadi tidak bisa menutupi wajahnya yang memerah.
"Kau datang pagi sekali, kenapa?"
"Aku ingin bermain dengan pussy sebentar, tapi ternyata kandangnya sudah berantakan."
"Itu ulah kucing lain. Ada kucing liar yang lain menyerang pussy mu. Tenang saja, sudah aku usir. Dan aku membawa kucing ini ke toilet sebentar dan membersihkannya." Jonghyun mengacak-acak bulu pussy di bagian kepalanya dengan gemas.