Do not be angry with the rain; it simply does not know how to fall upwards.
— Vladimir Nabokov
Hujan, seringkali datang membawa rasa kecewa dan sedih. Janji-janji batal, tubuh-tubuh basah, jalanan yang berair, mobil dan motor yang kotor, udara yang lembab dan pakaian yang tak kunjung mengering. Namun terkadang —walaupun jarang—hujan turun membawa ketenangan bahkan cinta. Bagi gadis kesayangan Char hujan adalah sesuatu yang spesial, saat yang sering dinantikannya. Apapun yang di bawah oleh butir-butir air yang jatuh dari langit itu, gadis kesayangan Char akan tetap menyambutnya.
Ketika hujan turun gadis ini akan menghentikan aktivitasnya dan duduk diam di samping jendela bersama hujan. Membiarkan dirinya tenggelam dalam suara air yang berjatuhan dari langit menghantam permukaan bumi, mendengarkan ratusan bahkan ribuan ketukan berirama, menikmati suhu udara yang turun sedikit menjadi lebih sejuk dari biasanya.
Hari ini gadis itu duduk bersandar di pinggir jendela, menutup mata sambil mendengarkan ketukan berulang-ulang di kaca yang kini di penuhi titik-titik hujan dan embun. Langit sedang menumpahkan kesedihannya, warna biru yang biasa merekah di gantikan gumpalan abu-abu yang kelam.
Gerakan kecil di ujung kakinya membuat gadis itu membuka mata, menatap Char —kucing cokelat belang— yang menggulung diri di atas bantal favoritnya. Bola bulu itu mengeong pelan kepada majikannya.
"Mmm? sebentar lagi Char aku masih ingin disini."
Char kembali mengeong, tangan kecilnya gigih mencolek kaki gadis itu.
"Ini hujan pertama yang datang tahun ini," Gadis itu mengangkat kucing semata wayangnya, dan memeluknya di dekat dada.
"karenanya aku ingin menemani hingga tetes terakhir bergulir." Ujarnya mengelus lembut bulu-bulu Char. Kucing itu kini diam lebih tenang, seakan mengerti apa yang di katakan gadis kesayangannya.
"Kau tau Char kenapa aku menyukai hujan?" Pernah gadis itu berkata pada kucing yang selalu duduk menemaninya.
"Hujan ini, aku menyukainya bahkan seringkali merindukannya." Gadis itu tersenyum pada Char.
"Aku tidak begitu yakin juga kenapa. Tetapi setiap kali hujan ini turun, aku merasa tenang."
"Suara air yang mengetuk-ngetuk atap, jendela, maupun yang jatuh langsung ke tanah atau aspal. Memandangi tetesan air yang singgah di dedaunan hingga perlahan jatuh ke tanah."
"Mendengarkan hujan yang datang dengan sisipan suara angin —bukan angin yang kencang atau badai, bukan. Bahkan gemuruh guntur yang sesekali terdengar tetap saja membuatku merasa tenang."
"Pokonya rasanya aneh." Ia kembali tersenyum. Senyuman yang disukai Char "Aku bahkan lebih senang membaca buku di saat hujan turun."
***
Gadis kesayangan Char selalu punya cara untuk menghabiskan waktunya dengan hujan, jika kemarin ia menemani hujan dalam diam, hari ini gadis itu duduk di sofa bacanya berselimutkan kain tebal dengan motif kerang. Sebuah buku tergeletak di pangkuannya —"Story for Rainy Days" oleh Naela Ali— dengan segelas kopi hangat di atas meja persegi kecil dan dikelilingi tirai-tirai hujan di balik jendela. Char meringkuk di samping gadis itu, separuh tertutup dengan selimut biru lautnya.
Selanjutnya gadis itu mungkin saja akan menghabiskan waktunya menulis di temani suara hujan, atau kembali membaca lagi hingga tidur datang menjemput.
Jika hujan yang turun hanya singkat maka ia akan duduk dengan segelas cokelat hangat, memandang perkarangan mereka yang basah, genangan air yang memenuhi lubang kecil yang dangkal tempat Char biasa bermain, serta gelombang tenang yang ditimbulkan ketika air menetes disana. Sesekali ia akan memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang dengan cepat, terlindungi payung maupun jas hujan.
"Char, ayo sini kita main!" Teriaknya di bawah hiruk pikuk sirama hujan.
Char menatap gadisnya malas-malasan dari tempat aman —di atas beranda, sebelum membalikan muka. Namun diam-diam melirik gadis yang sedang tertawa riang, menari dan membiarkan pakaian serta tubuhnya basah di bawah guyuran hujan.
Ia selalu melakukan hal itu di akhir kunjungan hujan —tepat pada hari terakhir dalam seminggu. Char merasa lega minggu kelabu akhirnya lewat, setelahnya akan menjadi hari-hari yang di penuhi rasa hangat dan keramaian. Bukannya membenci hujan, Char sulit membenci sesuatu yang di sukai gadisnya. Tapi di saat cuaca berganti lebih hangat, ia bisa lebih sering bermain dengan gadisnya tanpa harus takut basah.
Hari ini adalah hari terakhir langit menangis, Char mengucapkan perpisahan dalam hatinya, bersamaan dengan bisikan gadis kesayangannya. Sang gadis menengandahkan wajah dan tanggannya ke awan-awan kelabu yang mulai membubarkan diri, memperlihatkan warna biru yang malu-malu mulai muncul.
"Sampai jumpa lagi hujan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Char dan Hujan
Aktuelle LiteraturTentang seekor kucing dengan gadis kesayangannya, dan seorang gadis dengan hujan yang selalu di nantikannya.