Part 1

36.7K 1.5K 15
                                    

Happy reading yaaaa.... kita ketemu sama mas Dave dan mbak Senja sekarang. Jangan lupa Vomentnya....

Suasana kantin SMU St. Lucas masih sepi pagi itu. Waktu baru menunjukkan pukul Enam lewat sepuluh menit. Suasana dingin akibat hujan dari tadi malam pun masih terasa. Namun suasana panas akibat perseteruan diantara dua orang yang duduk berhadapan tidak dapat terelakkan.
Antara Bram dan Dave. Dua murid yang berasal dari kelas dua belas. Sama sama tampan dan sama sama berasal dari kalangan  atas.

Perseteruan mereka sudah berawal dari kelas satu. Ketika itu ada pemilihan tim inti basket. Dave dengan mudahnya melenggang masuk sebagai anggota tim inti. Karena olahraga itu sudah ditekuninya dari SD.  Abraham yang tadinya hanya diposisikan sebagai pemain cadangan memprotes seniornya. Beruntung akhirnya ia bisa lolos masuk ke tim inti karena ada dorongan dari ayahnya yang merupakan salah seorang dari pemilik saham sekolah. Namun ketika ada pemilihan kapten basket Dave lah yang mendapat suara terbanyak.

Yang kedua ketika pemilihan ketua osis. Mereka hanya berselisih tiga suara. Ketika itu dimenangkan oleh Abraham. Sementara Dave harus puas dengan kedudukan wakil ketua.

Pagi ini mereka kembali berseteru karena Dave menolak usul Bram kemarin untuk mengadakan bakti sosial ke panti asuhan. Menurutnya untuk acara di bulan Desember sudah sangat banyak orang yang berkunjung kesana. Kenapa tidak buat baksos ke tempat pemulung saja. Abraham tidak terima idenya di tolak terutama oleh Dave langsung naik darah. Akhirnya rapat bubar tanpa keputusan.  Pagi ini perseteruan tersebut terus berlanjut di kantin.

"Elo kayaknya punya kebiasaan bikin gue marah ya Dave" Bentak Abraham dengan nada tidak suka.

"Enggak tuh, elo aja yang ngerasa" jawab Dave cuek

"Trus maksud lo kemaren apa? Nentang gue mati matian di rapat?"

"Namanya rapat, ya terserah gue dong mengemukakan pendapat. Nah elo juga jadi ketua jangan diktator gitu. Gak semua ide elo bisa di terima orang" bantah Dave

"Nah emang ide elo diterima?" Ujar Bram tidak mau kalah.

"Gue cuma usul. Kalo gak diterima ya udah, gak masalah. Gue bukan elo, yang suka keluar tanduk kalau beda pendapat sama orang" ucap  Dave sambil meninggalkan Bram.

"Kita belum selesai, jangan pergi lo" Teriak Bram

"Gue mau masuk, kalau elo mau di kantin seharian, terserah" Jawab Dave tanpa menghiraukan Bram kemudian langsung pergi.

Dave bukan tipe orang yang suka berdebat. Buatnya kalau sesuatu itu tidak penting, jangan diributkan. Pikirkanlah hal lain yang jauh lebih bermafaat.

Dion sahabat Dave menjejeri langkahnya kemudian bertanya

"Lo kok tiap ketemu Bram berantem melulu sih. Nggak capek apa?"

"Error dia. Maunya dia semua orang ikut idenya dia. Nggak bisa begitu. Namanya juga organisasi. Kalau mau semua seperti yang dia pengen. Bangun perusahaan sendiri. Trus jadi direktur. Selesai!" Jawab Dave dengan nada emosi.

"Kita udah mau tamat, masak sih elo berdua gak mau akur"

"Gue bukan gak mau, dianya aja yang selalu cari masalah. Mentang mentang bokapnya menteri" balas Dave dengan nada kesal.

"Oh iya, Dave, lo udah liat anak baru yang namanya Senja belum?"

"Belum, emang kenapa?"

"Gila man, cantik banget"

"Ya pepet aja kalo lo mau?"

"Gue sih mau, tapi Senja nya ini. Mau gak sama gue"

"Ya kalo elo belum berjuang siapa yang bakal tahu?"

SENJAKU ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang