1# *Pertemuan*

55 4 0
                                    

Nama ku Miro..

Entah kenapa, aku merasa kalau dunia ini agak sedikit aneh.

Atau mungkin memang aneh, aku mendapat keanehan saat berumur 15 tahun.

Walau pun aku masih tidak percaya dengan keanehan ini, Akan ku ceritakan semuanya dari awal.

***

Saat ku berumur 15 tahun, aku suka sekali bermain Batminton.

Bersama teman-teman hingga membuat sebuah club.

Setiap bulan kami mengikuti Lomba yg diadakan kepala desa.

Kami berhasil menggapai Pringkat 2 selama tiga bulan, dan kami mulai membuat pesta kebahagiaan dalam sehari.

Siang sudah berganti malam, inilah saat nya kami kembali kerumah masing-masing.

Didalam setengah perjalanan kami bertemu dengan club desa sebrang, yang berhasil menduduki Pringkat Tiga diakhir pertandingan.

Mereka berhenti dan mulai menghalangi jalan.

"Lu Club yg dapat pringkat 2 ya?..." ucapnya.

"Iya.. Ada apa?..."

"Klo main itu yg normal dong,, jangan kaya Pengecut.."

"Salah gw dimana?.. Dan juga gw bermain dengan adil.."

"Alaah... JANGAN BANYAK BACOT LU..." tangannya mulai melayang kewajah teman kami.

"Cih.. MAKSUDNYA APAAN NIH ??..."

"GUE TAU,, KELOMPOK LU MAIN CURANGKAN..."

"YANG ADA LU,, YANG LANGSUNG MAIN KEKERASAN.." sambil membalas memukul wajahnya.

Semua Kelompok kami mulai berlari-lari, untuk menghindari mereka.

Satu persatu kami semua terpisah, hingga tertinggal aku seorang.

'Kenapa gw harus ikut permasalahan sih..'

Hingga aku melihat tempat yg penuh dengan barang-barang bekas. Lalu segera kuhampiri untuk Bersembunyi.

"Bocah tadi kemana?..." sambil terengah-engah

"Tadi sih dia lewat sini.. Mungkin masih lurus kali.."

"Sudahlah Biarkan saja.. Mending kita balik, lu gak cape?.."

"Cape lah.. Ya udah lah.. Kita balik saja.."

Perlahan- lahan mereka mulai pergi Dan melupakan pengejaran.

Secara tidak sengaja aku tertidur lelap akibat kelelahan. Hingga Suara ayam berbunyi di pagi hari, yang langsung membuat ku terbangun.

"Sial.. Gw ketiduran, harus cepat-cepat pulang nih.."

Sesaat keluar dari tempat sembunyi, tak sengaja tangan kanan tergores oleh besi tajam.

"Aduuh..."

Perlahan-lahan darah mulai keluar, tak ku sangka sampai membelah kulit.

Luka yg hanya dapat ku tutupi dengan tangan kiri, sampai ku bertemu Sebuah cermin besar. Tetapi bagian bawahnya pecah.

Akan rasa penasaran dengan seberapa parah lukanya, aku pun tak segan untuk langsung menghampirinya.

Akibat rasa perih, aku hanya bisa melihat dari pantulan cermin. Ternyata lukanya cukup serius dan membuatku merasakan panas dingin.

Sesaat kumulai memperhatikan seberapa dalam lukanya, Bintang Putih segi delapan muncul dan memutari lukanya.

Yang secara perlahan-lahan mulai membuat lukanya tertutup, Darah yang keluar langsung memudar dan hilang.

Three MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang