Chapter 1- the new me

1.2K 3 4
                                    

"Jadi kita beneran putus, ni?" Ujar dika sambil memandang lekat wajah mantan kekasihnya,sachi.

Perkataan mantan kekasihnya ini menjadikannya ia flash back akan kejadian yang baru saja ia alami.

Sachi dan dika merupakan sepasang kekasih yang berbahagia selama hampir setahun. Akan tetapi dikarenakan kedatangan laura, mantan dika yang datang dari italia, hubungan mereka jadi berantakan. Dika kembali terpikat dengan Laura, padahal Laura sendiri lebih tertarik dengan feri, kakak kandung dari dika. Kamu pikir cerita ini udah beres? Hehe jangan salah, justru kisah ini baru dimulai, makanya lanjut yuk.

"Chi, jawab aku, dong. Kamu denger aku kan?" Ujar dika.

Perkataan dika tersebut, mengheyakkannya dari lamunannya,

"Oh iya, iya,Dik. Loh, bukannya tadi aku udah ngomong,ya. Di depan mama, Sari, dila, bi nden, tante sasha, ka feri, bahkan Laura juga,kan. Kalo kita tuh mendingan temenan aja. Kejadian yang waktu itu, bikin aku sadar kalo kita mang gak cocok dan aku tuh bukan yang terbaik untuk kamu, Laura mungkin lebih baik untuk kamu. " Ujar sachi.

"Chi, buat masalah Laura itu.. " Sachi segera memotong pembicaraan Dika sebelum masalah Laura kembali diungkit.

"Hehe, udah deh, Dik. Gak ada lagi yang perlu dijelasin lagi tentang Laura. Lagian aku gak mau kalo hubungan kita tetep dipaksain, akhirnya nanti ada yang tersakiti lagi terus kita jadi musuhan. Gak enak kan tetangga musuhan, hehe." Keluarga Dika dan Sachi sudah lama bertetangga bahkan sebelum mereka lahir. Kedua keluarga itu begitu dekat, bahkan semakin dekat semenjak ayah Sachi meninggal karena penyakit yang dideritanya.

"Tapi, Chi. Aku bener-bener gak bisa dikasih kesempatan kedua? Aku.. Aku sayang sama kamu,Chi." Ujar dika sambil menatap lekat mata sachi.

Sachi sedikit terhenyak, tapi kemudian ia menghela napas.

"Dik, makasih, aku juga sayang dan cinta sama kamu. Tapi dalam menjalani sebuah hubungan gak cuma butuh cinta dan kasih sayang,kan? Terbukti dari hubungan kita yang berantakan, gini." ujar Sachi sambil tersenyum pahit.

"Chi, aku mau berubah dan menerima kamu apa adanya." ujar Dika sambil memohon

"Dik," sambil sachi memegang lengan dikan"mendingan, kita putus baik-baik dan jadi sahabat aja,ya. Kita sama sama masih muda. Masih belajar, lagian kamu sibuk sama kuliah, praktikum, dan kegiatan kampus kamu. Aku juga sibuk mau persiapan kuliah. Jangan sampai ini malah ngeganngu konsentrasi kita. Lagian kalo jodoh gak bakal kemana,kan,Dik? Kalo memang kita ditakdirin satu, there will be a way, ko,Dik"ujar sachi sambil tersenyum.

Dika sedikit termenung, "Ya ampun, aku gak nyangka sachi yang manja, childish, tomboy dan males itu udah menjelma jadi sachi yang dewasa bijaksana dan penuh pengertian gini, deh, hehe." Ujar dika sambil mengacak acak rambut sachi.

"Iiiih, dika apaan deh, aku tetep sachi yang dulu, ko. Cuma dengan pemikiran yang lebih terbuka,aja. Ini juga karena kamu, selingkuh sama Laura haha."

"Hehe, berarti selingkuh sama Laura itu gak rugi-rugi amat,yaa?"Canda dika

"Dikaaa!!! Dasar playboy cap cicaak! Hehe"ujar sachi sambul memukul lengan dika.

Akhirnya mereka tertawa bersama.

"Ya udah kamu pulang sana, kasihan kan mama kamu sendiri di rumah. Lagian ka feri juga pasti sekarang belum pulang."

"Ya udah aku pulang dulu,yaa. Kamu hati-hati di rumah. Salam juga buat mama."

"Iya, kamu juga salam buat mama kamu terus ka feri,juga."

"Mmmh, aku boleh peluk kamu, Chi? Pelukan terakhir kita sebagai kekasih, hehe."

"Apa sih norak deh kamu,haha."

Tapi akhirnya sachi memeluk hangat dika, dika pun membalas hangat pelukan sachi. Entah kenapa, ada perasaan sakit di hati dika saat memeluk Sachi. Ia kehilangan sesuatu yang berharga dari dirinya. Walaupun mereka akan tetap menjadi sahabat.

Akhirnya sachi melepaskan pelukan dika.

" Ya udah lu pulang, gih, hehe"

" Lu ?"

" Haha, iya kan kita bukan pacaran lagi getek aja kalo gw manggil aku kamu hehe. Ya udah gw masuk ke dalam,ya Dik. Ngantuk, nih. Mana udah jam 2, besok kan sekolah

" Oh ya udah aku pamit,ya. Assalamualaikum". Akhirnya Dika pulang ke rumahnya sambil menghela napas yang panjang. Penyesalan selalu datang terlambat, dari dulu dia selalu merasa Laura adalah yang terbaik untuknya tapi setelah dia kehilangan Sachi entah mengapa dia tidak seyakin itu.

New me

"Sachi.. Ayo bangun sayang, shalat subuh dulu, dong." Ujar mama sachi sambil jalan ke kamar sachi. Saat mama Sachi membuka kamar sachi, mama sachi kaget karena tidak ada sachi di kamarnya, kasurnya pun terlihat rapi. Dengan kebingungan, mama sachi memanggil nden.

" Ndeeeen, ndeeen!"

Tergopoh-gopoh pembantu yang sudah mengabdi sejak sachi masih sd mendatangi majikannya.

" Iya, non, ada apa?"

" Sachi, nden, sachi, dimana dia? Aduh ko gak ada,ya dikamarnya?" Ujar mama sachi khawatir.

" Loh, non, neng sachi ada ko, ada di ruang makan lagi sarapan," ujar bi nden kebingungan.

Mama sachi segera menuju ruang makan dan menemukan sachi yang sudah rapi dan siap menuju sekolah sedang menyelai roti.

" Eh, mama. Ada apa sih, pagi-pagi udah ribut, hehe. Sarapan yuk, ma. Biar sehat dan kuat!." Ujar sachi ceria sambil memakan roti dengan selai strawberry.

" Sachi. Ini sachi anak mama?"Ujar mama dengan tampang takjub

" Haha bukan ini emma watson. Haha yaiyalah ini Sachi anak mama yang cantik itu,loh?" Ujar sachi bercanda

" Kamu udah shalat, udah mandi, udah rapi ke sekolah dan sekarang sarapan?" Tanya mama sachi

" Iya, mama sayang. Cium niih, wangi,kaan? Lagian kenapa, sih mama kayak abis liat setan aja."

" Mama gak percaya aja kalo kamu bener bener udah berubah. Bukan sachi yang males yang mama kenal dulu."

" Iiihh,mama ko ngomong gitu sih sama anaknya sendiri haha. Lagian kan bukannya aku udah mulai berubah dari kemaren-kemaren,ya?"

" Ya, abis mama kira kamu berubah cuma karena Dika doang. Terus , gara-gara kamu udah putus sama Dika, mama kira kamu bakal kembali kayak sachi yang dulu"

Dahulu Sachi adalah anak tomboy dan susah diatur tapi belakangan dia berubah dikarenakan dia tahu Dika tidak menyukai perempuan seperti tapi seperti Laura yang berkebalikan 180 derajat dengannya.

" Ih, mama sama anak sendiri ko, mikirnya gitu, siiih?" Ujar sachi cemberut.

" Hehe, maaf sayaang, abis mama kaget aja. Tapi kamu udah bikin mama bangga. Kamu udah nunjukin kalo kamu tuh udah dewasa. Udah bisa tahu mana yang baik untuk kamu tanpa pengaruh dari orang lain. Sini sini anak mama dipeluk dulu. "

Mereka pun berpelukan disaksikan oleh bi nden yang terharu juga melihat nonnya yang manja sudah bisa berubah.

"Kalo papa kamu masih ada, dia pasti bangga banget sama kamu, sachi. Mama dan papa sayang banget sama kamu sachi" Ujar mama dengan mata berkaca-kaca.

" Iiih, mama jangan malah sedih, dong. Katanya bangga sama aku. Aku juga sayang banget sama mama. Pokoknya mama itu orang paling berharga di hidup aku." Ujar sachi.

" Hehe, siapa yang sedih, sayang. Ini namanya tangis bahagia. Ya udah sekarang cepet kamu berangkat sama mang dodo. Jangan sampe kamu udah siap - siap dari pagi malah telat lagi hhe" ujar mama

" Oke,mam. Sachi berangkat dulu,yaa. Hati -hati di rumah,ya. Bi nden jagain mama,ya. Awas,loh kalo ada apa-apa! Hehe, "ujar sachi sembari membawa tasnya dan mengecup pipi mamanya.

unconditionally loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang