chapter 2- the new snob guy at school

554 3 2
                                    

hai hai :) ini lanjutan dari cerita unconditionally love,

makasih ya kalo yang udah mau baca hehe.

aku bakal lebih seneng lagi kalau kalian ngasih pendapat atau saran buat cerita.

heehe, pokokny cekidot aja ya cerita lanjutannya

enjooy! :)))

Suasana hening terjadi di meja makan mereka, kadang ada sachi yang ikut makan di situ, atau sekedar datang membawakan makanan dari rumahnya. Sekarang suasana di ruangan itu tampak sepi. Akhirnya mama membuka pembicaraan.

" Ehem, jadi kamu sekarang beneran cuma temenan sama sachi, dik?" Ujar mama ragu-ragu.

Dika yang sejak tadi hanya memainkan makananya saja dan terhanyut dengan lamunannya langsung menengadahkan mukanya.

" Iya, mama. Itu yang kira-kira terbaik buat kita. Menjalin persahabatan kayak dulu." Ujar dika

Tiba - tiba ka feri menyeletuk

" Yang pasti, sih itu yang terbaik buat sachi. Dia gak akan pernah terluka lagi gara-gara kamu ." Ujar ka feri sambil tersenyum sinis.

" Maksud ka feri apa!" Ujar dika merasa tersinggung.

" Gak, gak ada maksud apa - apa. Cuma mengungkapkan apa yang dipikiran aja. Ya udah,ya mam, aku pergi dulu, urusan kerjaan lagi banyak. Cabut dulu ya gua, dik. " Ujar ka feri pergi ke luar menuju mobilnya sambil bersiul riang.

Dika memandang ka feri sampai ia tidak terlihat lagi.

" Mam, kenapa, sih ka feri. Kenapa dia malah kelihatan seneng aku putus sama sachi?" Ujar dika kebingungan

" Dika, kamu gak boleh mikir gitu sama kakak kamu sendiri!" Ujar mama kaget.

Dika pun kembali mengaduk-ngaduk makanannya dan ia segera bangun dari kursi.

" Ya udah deh, ma aku juga pergi aja, deh. Banyak urusan di kampus. Hati-hati,ya mam di rumah." Ujar dika sambil mencium cepat pipi ibunya.

Ibunya pun tersenyum pada Dika dan setelah sendirian di meja makan ia menghela napas, Ia selalu tahu apa yang dipikirkan kedua anaknya tentang sachi. Betapa mereka berdua begitu menyayangi sachi dengan caranya masing-masing. Yang ia harap adalah anak-anaknya sudah bisa bertindak dewasa dan tidak akan pernah saling menyakiti satu sama lain.

Di sekolah

" Ya ampuun, sachi.. Jadi lu udah beneran nih PUTUS sama dika." Ujar sari dengan suaranya yang membuat hampir seluruh kelas menoleh.

" Ssstt, apa sih, sar? Norak banget, deh. Itu suara mau didenger satu sekolah apa?" Ujar sachi yang sudah terbiasa dengan suara toa sahabatnya ini

" Hihihi, Sari sih, sih suaranya emang, gitu sha." Ujar dilla yang suaranya 180 derajat dari sari. Lembut banget kayak putri solo.

"Iiiiiih, apa, siiih dincoooyyy."Ujar sari yang kemudian menggoyang-goyangkan tubuh dilla yang mungil dan sachi hanya bisa tertawa

melihat polah kedua sahabatnya ini.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang dari tadi tidur di pojokkan kelas bangkit dan memukul mejaa. BRAKK!

" Heh, cewe-cewe centil! Kalo mau ribut jangan disini, dong! Ini sekolah tempat belajar! Bukan infotainment tempat gosip!" Bentak lelaki itu dengan suara beratnya.

Mendengar itu Sachi dan Sari tidak tinggal diam dan ikut berdiri sedangkan Dilla diam saja ketakutan.

" Heh, cowo! Apa urusan lo sama kita! Yang lain aja gak masalah, tuh. Lagian juga kan sekarang masih jam istirahat! Ngerasa yang punya sekolah, hah?! Bentak sachi yang tidak terima dia dan teman-temannya dibentak di depan umum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

unconditionally loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang