Sudah satu bulan Naya di Korea,dia perlahan mengetahui sudut-sudut kota Seoul. Terlebih lagi dia telah mendapat banyak arahan dari Tia. Dengan modal bahasa korea yang pasih untuk pemula, membuat Naya tidak kesulitan bertanya jiga merasa tersesat atau memerlukan petunjuk jalan dari warga sekitar. Masyarakat di Seoul juga ramah dan tak segan untuk mengantar jika ada orang baru yang meminta bantuan.
Dalam perjalanan kembali ke apartemen,ponsel Naya berdering,suara dering yang berbeda dari yang lain, itu suara dari Lea.
" Hai Mbakkkkkkkk" Sapa Naya keras,ia pun memperkecil suara ketika menyadari keberadaannya di dalam bus.
"Udah ketemu Sehunnya?" Tanya Lea singkat.
"Bukan nanya kabar,malah nanya Sehun,udah sih tapi selewat." jawab Naya kesal.
" Bener ga sih kamu kerjanya jadi agen rahasia gitu,BIN (Badan Intelijen Negara) Indo buat di Koreakan ya,kerennyaaa" Puji Lea.
"Apa si enggak,cuma aku ikut-ikutan aja kalo ada pertemuan antara negara gitu,mulai minggu depan malah disuruh latihan bela diri,entah buat apa." Naya merendah.
"Bagus,artinya kamu kepercaya sama mereka,denger -denger emang sekarang Indo KorSel sama Jepang lagi kerja sama buat ngebongkar satu tempat harta karun gitu di perbatasan Jepang Korea,dan yang nemuin tempatnya turis dari kita,sayangnya dia udah dibunuh sama orang yang dicurigai dari Korut. Untungnya sebelum dia meninggal dia udah ngasih kode keberadaan tempat itu ke Dubes kita, Pak Andra yang tau jelas,kalo kamu dipercaya sama dia itu tanda yang bagus." jelas Lea panjang.
"Di Indo yang tau siapa aja?" Naya balik bertanya.
" Aku,Pak Tomo sama Pak Presiden, yang lain belum ada yang tau,kalo udah nyebar gak bakal bener,Pak wakil aja jangan dulu tau" jawab Lea.
"Eh mbak ini nelpon pake apa,banyak penyadap rahasia,aku tutup dulu mbak, nomor baru nanti aku kirim via email. " Naya mulai khawatir,ketika ia sadar tentang pembicaraan mereka.
"Aaaaaaah,aku lupa, aku matiiin dulu." Lea refleks mematikan panggilan.
Naya menengok ke seberang jalan,dia hampir melewai halte,sontak dia memencet bel dan bersiap turun.
Naya turun dari bus,ia berjalan menyusuri trotoar,jarak halte ke apartemen tidak terlalu jauh hanya sekitar 200 meter.
Baru saja berjalan beberapa langkah, hujan mulai turun,Naya mengambil payung dari tasnya.
Ketika membuka payung Naya tidak melihat ada wanita yang berlari dari arah depan,payung itu tak sengaja mengenai wanita itu.
"Mianhe,maaf aku tadi tak melihatmu." ucap Naya,ia menjatuhkan payungnya dan membantu wanita yang terjatuh itu.
"Tidak apa-apa,ini salahku yang tidak melihat."jawab wanita yang mengenakan kacamata, maskes,mengenakan jaket tebal selutut berwarna abu tua,celana jeans putih dan flat shoes. Suaranya halus,kulitnya putih,serta bertubuh semampai.
"Dia sepertinya cantik." batin Naya.
Wanita itu mengambil payung yang dijatuhkan Naya.
"Ini payungmu,maafkan aku, lain kali aku akan berhati-hati." wanita itu memberikan payung, dan memandang Naya.
"Gomawo,tapi ini juga salahku." Naya membungkukan badan.
"Kamu cantik dan sopan,jika bertemu lagi aku akan menyapamu duluan." Dia menepuk bahu Naya, sembari mulai berjalan berlawanan arah dengan Naya.
Naya terdiam,ketika jarak mereka mulai jauh,Naya membalikan badan.
"Namaku Naya,siapa namamu ?" Naya berteriak,kedua tangannya melambai dengan tangan kiri memegang payung.
Wanita misterius itu berbalik.
"Aku lebih tua darimu,panggil aku Eonnni." menjawab sahutan.
"Hati-hati eonnie." Naya tersenyum lebar,tangannya masih melambai.
NAYA POV
Apa dia seorang artis? Penampilan seperti itu biasanya artis yang sedang menyamar,aaaaaaaaaa suaranya benar-benar tak asing,aku pernah mendengar itu. Tapi aku belum berbicara dengan banyak orang hanya rekan sekantor,Mbak Tia dan beberapa orang penunjuk jalan saja.
Dia memujiku,dia sangat ramah,aku harus bertemu dengannya lagi. Tapi aku tak tau siapa namanya,dia hanya menyuruhku memanggilnya eonnie.
Hujannya mereda,aku tak jadi membuka payungku. Aku berlari menuju apartemen,tak sabar rasanya untuk bertanya mbak Tia mengenai wanita yang aku temui barusan. Dengan menjelaskan ciri-cirinya aku harap Mbak Tia bisa mengenalinya.
Saat akan membuka pintu,Mbak Tia memdahului,dia sepertinya akan keluar.
"Kamu baru pulang? Mau ikut?" Tanya Mbak Tia.
"Mau ke mana Mbak?" Aku malah berbalik bertanya.
"Kalo mau ikut ganti dulu gih bajunya,gak usah mandi"
"Tunggu bentar"
Mbak Tia mendorongku masuk.
Setelah 10 menit,aku beres mengganti baju.
"Yoo mbak." Aku manarik jaket Mbak Tia.
"Kita ketemuan sama Alex terus sama beberapa mahasiswa Indo yang belajar di Korea,semacam temu kangen antar WNI." Jelas Mbak Tia sembari terus berjalan di sampingku.
"Yeayyyyyy, eh mbak tadi aku ketemu sama cewe,gak sengaja aku nabrak dia,dia pake kacamata,masker,pake jaket tebel selutut,tinggi langsing,suaranya tuh gak asing,siapa kira-kira mbak?" Tanyaku penasaran.
"Aku malah belum pernah liat yang gitu,paling denger aja kalo yang tampil gitu biasnya artis." Jawab Mbak Tia.
"Aku berharap ketemu dia lagi."
"Hati- hati banyak yang jahat nyamar,nanti kamu diculik" canda Mbak Tia.
"Kalo diculik nanti Sehun nyelametin aku dong Mbak." Aku tertawa kecil.
Tak menunggu lama bus yang akan aku tumpangi datang. Kami tidak sabar untuk bertemu WNI dan saling bertukar cerita.
------------------------||----------------------
To Be Continue
Jangan Lupa Vote and Comment!!!! \^_^/
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat Memahami
Fanfiction"Setiap cowok suka cewek yang berias,tapi mereka lebih nyaman melihat dan bersama cewek yang natural." Sehun "Aku tak ingin membuatmu malu." Naya Bukankah setiap wanita ingin terlihat sempurna? Padahal aura cantik akan muncul pada orang yang mencin...