prolog

0 1 0
                                    

Matahari pagi mulai menerpa wajahku, aku pun bangkit dari tidurku.

Kurapikan tempat tidurku sebelum bersiap untuk sekolah.

Setelah selesai merapikan tempat tidur, aku segera bersiap untuk mandi. Setelah itu, aku merapikan buku yang akan aku bawa ke sekolah lalu ku masukan ke dalam tas.

Aku merapikan rambutku di depan cermin. Aku selalu bertanya kepada diriku sendiri. Apa yang salah denganku?

Aku menyisir rambutku lalu membelahnya menjadi dua dan mengepang nya. Setelah selesai, aku berjalan menuju nakas untuk mengambil kacamataku. Dan aku bertanya sekali lagi kepada diriku sendiri. Apa yang salah denganku?

Aku turun ke bawah untuk berangkat sekolah. Disana, aku mencium bau alkohol yang sangat menyegat dan suara pecahan piring yang di sertai dengan suara jeritan dari ibuku.

Aku tidak perlu makan untuk sarapan karena itu semua sudah menjadi sarapanku setiap pagi.

Aku pun berangkat sekolah tanpa pamitan kepada kedua orang tua ku.

Aku berjalan sambil menunduk dan bertanya untuk kesekian kalinya.Apa yang salah denganku?

Suara bisikan tetangga yang sudah biasa aku dengar setiap pagi mulai terdengar di telingaku.

Aku terus melangkahkan kakiku sambil menunduk tanpa menghiraukan perkataan mereka.

Aku pun sampai di sekolah lalu aku pergi menuju loker. Saat aku membukanya, ada sebuah kotak yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Aku pun membukanya dan.... Ugh, baunya membuatku ingin muntah. Tentu saja karena di dalamnya terdapat bangkai tikus yang sudah membusuk.

Aku pun berjalan menuju tempat sampah sambil membawa kotak itu.

Setelah selesai membuang kotak itu, aku langsung berjalan menuju kelas.

Baru saja aku akan menduduki kursi ku aku melihat disana terdapat sebuah cairan yang sangat lengket yang aku yakin itu adalah lem.

Aku pun menyimpan tas ku di meja dan mengambil sebuah kertas untuk mengelap semua lem itu.

Setelah bersih aku buang kertas itu dan duduk di kursi itu.

Saat aku akan memasukan buku ku ke kolong meja aku melihat ada sebuah note yang bertuliskan 'kejutan yang manis, bukan'

Aku tau tulisan ini, aku hafal tulisan ini. Ini adalah tulisan yang selalu aku rindukan. Tapi tulisan ini yang selalu menghianatiku.

Bel istirahat pun berbunyi. Semua orang langsung berlarian menuju kantin, tak terkecuali aku. Namun, aku tidak sampai berlarian seperti itu.

Setelah selesai memesan makanan, aku segera menuju bangku yang kosong untuk menyantap makanan ku. Namun, saat aku sedang berjalan ia menabrakku dengan sengaja dan menumpahkan juice nya sampai mengenai seragamku.

"Ups, maaf aku tidak sengaja. Tapi ngomong ngomong, noda itu sangat cocok untukmu" ucapnya dengan nada mengejek. Teman teman di sampingnya tertawa.

"Bahkan sama" mereka kembali tertawa.

"Ah sudahlah aku tidak ingin menghabiskan waktuku hanya untuk bersenang senang dengan nya. Ayo kita pergi dari sini" mereka pun pergi. Sambil berjalan satu per satu dari mereka menyenggol bahuku.

Aku pun langsung pergi ke meja yang di sediakan di sana untuk menyantap makananku.

Setelah selesai makan, aku pun pergi menuju ke lokerku untuk mengambil buku.

Tiba tiba ada seorang laki laki yang sangat aku kenal berjalan menuju ke arahku.

"Hei Bella, kemana saja kau, aku mencarimu dari tadi"

"Uh Rey, maaf aku tadi ke kantin"

"Tadi baru saja aku dari kantin tapi aku tidak melihatmu"

"Aku juga tidak"

"Huft, ternyata kita memang tidak di takdirkan bersama ya" gumam Rey.

"Huh? Kau bicara apa?"

"A-ah tidak, aku tidak bicara apa apa" jawab Rey gelagapan.

"Oiya, ada apa kau menghampiriku?"

"Memangnya tidak boleh?" ucap Rey dangan nada manja.

"Aku kan tidak bilang begitu"

"Tidak menyenangkan" Rey pun merubah raut wajahnya menjadi kecewa.

"Apanya?"

"Tidak ada apa apa, aku hanya ingin mengajakmu untuk-"

Bel tanda masuk pun berbunyi.

"Rey aku harus pergi, nanti ku temui kau lagi ya"

Langkahku berhenti ketika ia mencengkram tanganku.

"Aku belum selesai bicara. Sepulang sekolah nanti jangan lupa mampir ke kelasku"

"Baiklah iya, aku akan kesana nanti. Kalau begitu lepaskan tanganku"

Rey melepaskan tanganku dan aku langsung berlari menuju kelasku.

Sesampainya di pintu kelas, aku langusng berhadapan dengan Hana. Gadis yang menabrakku tadi.

"Wah, wah lihat siapa yang datang"

"Maaf Hana permisi aku mau lewat"

"Apa katamu? Mau lewat. Tidak segampang itu. Kemari kau"

Hana mencengkram kerah bajuku dan mengangkatnya. Lalu mendorongku sampai ke tembok dan menimbulkan dentuman yang terdengar sangat jelas.

"H-hana tolong lepaskan"

"Lepaskan kau bilang?! Apa yang akan kau lakukan dengannya?"

"A-apa maksudmu?"

"Jangan pura pura tidak tahu"

"Aku tidak melakukan apa apa Hana"

"Gadis bodoh!! Berani beraninya kau mendekati Rey!! Sudah ku peringatkan berkali kali apa kau tidak dengar hah?! Dimana kau taruh telinga mu itu?!"

Plakk

Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipiku. Dan seketika muncul darah dari sudut bibirku.

"Kau dengar?! Aku tidak akan segan segan untuk menghabisimu jika kau masih saja mendekatinya, kau mengerti?!"

Aku pun mengangguk sebagai jawaban. Dan Hana melepaskan cengkramannya dari bajuku.

Aku langsung terjatuh ke lantai sembari terbatuk batuk.

Sambil menangis aku pun berlari menuju kamar mandi.

Jika kalian bertanya kepadaku kenapa tidak ada yang membelaku, jawabannya karena mereka tidak peduli bahkan tidak menganggapku ada disini. Dan mereka sudah biasa melihatku seperti ini.

Aku menyalakan keran air lalu membasuh muka.

"Apa yang salah denganku?! Kenapa aku selalu salah?! Hiks....  Ibu maafkan aku... Karena aku kau harus tersiksa setiap hari. Tapi kau tetap menyayangiku. Maafkan aku......"

Aku jatuh terduduk dan menangis sejadi-jadinya.

————————————————

Holla gaiss gimana prolognya aneh gk? Prolognya pendek bgt gk sih? Gpp lah nanti epilognya juga bakal pendek. Kasih masukan dong biar lebih Bagus lagi di chapter selanjutnya. Eh btw gambar di atas itu ceritanya itu tuh Bella nya soalnya pake kacamata .
Dan jangan lupa pencet
👇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang