Ini masalah serius.
Pagi ini Chanyeol pergi ke gedung SM lebih cepat dari biasanya, bahkan lebih cepat dari member lain termasuk Suho, leader grup paling teladan di dunia—menurutnya. Sebenarnya, sanking sibuknya aktivitas grup yang mengharuskan mereka bolak balik Korea-Jepang-Cina membuat Chanyeol sama sekali tak pernah memasuki gedung perusahaannya hampir delapan bulan.
Selama delapan bulan itu juga, di tengah-tengah jadwal yang sibuk, anehnya ia mendapat banyak inspirasi untuk lagu ciptaannya sendiri. Ada berlembar-lembar kertas yang sekarang dipegangnya, menunggu untuk diproses di gedung itu serta disetujui oleh sang presiden di dalam sana. Untuk itu, ia rela langsung melesat dari bandara ke gedung SM tanpa singgah ke rumahnya dulu.
Tapi anehnya lagi, bukannya langsung menempatkan diri di studio, ia malah masuk ke ruang latihan koreo, duduk di sudut ruangan dan mengeluarkan ponselnya. Ia mencari nomor Suho dan menatapnya bimbang, bingung apakah masalahnya ini penting atau tidak untuk diceritakan.
Masalahnya, mungkin ini tidak terlalu penting.
"Hyung," Chanyeol langsung menyahut begitu telepon mereka tersambung. Pada akhirnya ia menelpon Suho juga. "Kau dimana? Cepat ke tempat latihan."
"Apa maksudmu?" yang disana menjawab malas-malasan. "Kita latihan sehabis makan siang, ini masih jam setengah 9 pagi."
"Ah, hyung. Cepat kemari saja,"
"Untuk apa?"
"Aku ada masalah,"
"Apa? Tidak bisakah kau ceritakan saja sekarang?"
Chanyeol diam beberapa saat. Ia kembali menimbang-nimbang untuk menceritakannya, namun secepat kilat ia memutuskan untuk mengadu kepada Suho karena selama ini ia memang lebih banyak curhat kepada sang leader.
"Hyung, kau tahu kan, sebelum kita merilis album kedua, ada staf baru di perusahaan kita?" Ia akhirnya mulai membuka mulutnya, memberikan kata pengantar sebelum menuju ke inti masalahnya.
Suho yang berada di ujung telepon tampak tak menjawab hingga membuat percakapan mereka menjadi hening. Tapi suara "Ah," dari Suho membuat Chanyeol mau tak mau tersenyum puas. "Iya, iya. Aku ingat. Baek—"
"Baek So Rin." Chanyeol berkata cepat membantu Suho.
"Ah, iya. Itu maksudku. Memang kenapa dengannya?"
Chanyeol mulai mengacak-acak rambutnya sendiri. "Ini sangat serius, hyung," katanya dengan nada yang tidak percaya. "Kurasa aku akan gila."
Lalu ia mulai bercerita apa yang terjadi pagi ini, ketika ia tidak sengaja menabrak Baek So Rin ketika keluar dari lift. Baek So Rin yang sekitar delapan bulan lalu berkulit gelap dengan rambut hitam potongan Dora lengkap dengan poni diatas alis. Baek So Rin yang mengenakan celana jeans longgar dengan kemeja kotak-kotak kebesaran saat ia pertama kali memperkenalkan diri kepada member Exo—dan itu terakhir kali juga Chanyeol melihatnya.
Chanyeol tidak percaya gadis yang ia tabrak itu Baek So Rin. Sanking tidak percayanya, ia lupa bahwa semua kertasnya terjatuh di lantai dan ia lupa bagaimana cara untuk mengambilnya. Ia menjadi patung melihat gadis itu memungut kertasnya, dengan rambutnya yang kini berwarna coklat tua panjang terjuntai bebas sehingga membuat Chanyeol tidak bisa melihat wajahnya sesaat. Gadis itu kini berkulit lebih putih, dan ia mulai mengenakan make up tipis di wajahnya. Dengan celana jeans kekinian dan mantel sederhana yang ia pakai, Chanyeol mengakui gadis itu telah banyak berubah. Jauh lebih cantik.
"Bagus dong kalau ia berubah. Aku jadi penasaran." Suho yang sedari tadi mendengarkan cerita Chanyeol berkomentar. "Lalu selanjutnya apa?"
Chanyeol menghela napas berat. "Aku lupa mengatakan terima kasih dan maaf karena aku membiarkannya memungut kertas-kertasku sendirian."
Suho tertawa kemudian bergumam tak jelas di ujung sana. "Kalau itu masalahnya, kau bisa mengatakannya ketika kau bertemu lagi dengannya, kan? Apa susahnya. Kau itu ada-ada saja."
"Hyung..."
"Masalah selesai, kan? Sudah ya kututup, aku perlu tidur sebelum latihan."
"Tapi, hyung," Suara Chanyeol terdengar frustasi. "bukan itu masalahnya."
"Lalu apa?" Suho bertanya tidak sabar.
"Masalahnya—" Chanyeol memijat jidatnya seperti orang yang terkena migrain. Ia mulai meneguk ludahnya sendiri sembari mengatur napasnya dan mempersiapkan kalimat berikutnya. Sumpah demi apapun, ia pasti sudah tak waras jika mengatakan ini pada Suho secara terang-terangan.
"—aku jadi suka padanya."
-fin-
***********************************************************************************************
IM BACK TEMAN2.....
ada yg nyariin aku kah, ehe :'(
jadi, ini cerita fancition. iya, aku suka korea. iya, aku suka kpop. drakor? ngikutin tipis2 dong hehe. dari sekian ff yang ada di lepi, cuma ini yang agaksedikitpede buat kupublish. Ini juga aku buatnya udahh lamaaa banget dan karena aku emg autor gaje jadi maklum aja ya ceritanya ga jelas.
buat temen2 yang nanya MSB..... iyaa insyaallah aku lanjutin. sekarang ini aku lagi proses kok,
.
.
.
.
.
.
.
.
proses pengumpulan niat maksudnya hehe :')
doain aku dapat semangat buat ngelanjutin cerita menahun yang membuat diriku dibendung rasa bersalah karena banyak yang nanyain kelanjutannya hehehehe. aku sudah gak buka wattpad lagi (dan aku mati2an buat ga uninstal wattpad dari hp aku), kalaupun buka paling cuma buat liat notif aja. Aku fokus ke dunia nyata yang hardtoface dan akhirnya prioritas wattpad jadi menurun pake banget wkwkw.
but tbh i miss this world so damn much
makasih banyak buat temen2 yang mungkin masih nunggu msb update. makasih sudah baca, vote, dan komen msb walapun ceritanya gaje dan ga tamat2 hehehe.
and finally, i hope you enjoy the appetizer :p
xoxo <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Chanyeol's Trouble
FanfictionJust a little sweet trouble among troubles in Chanyeol's trouble life.