"Huft, panas banget ya hari ini." keluh-ku padanya saat kami duduk di bangku taman.
Jisoo tidak menanggapi keluhan-ku, dia hanya fokus pada minuman coklatnya yang dia beli saat perjalanan menuju taman.
Taman itu adalah tempat favorit kami. Kami selalu mengunjungi taman itu setiap kali kami mau.
Air mancur yang ada di tengahnya, membuat taman itu jauh lebih indah.
Ditambah lagi, ada banyak pohon yang tertanam di taman tersebut, membuat suasana lebih sejuk dan nyaman.
"Ya! kau sibuk sekali dengan minuman coklatmu, sampai kau tak peduli padaku!" ujarku kesal dan pergi meninggalkan Jisoo sendirian di taman.
Jisoo tetap saja tidak menghiraukan-ku yang sejak tadi marah padanya dan pergi meninggalkannya sendirian di taman.
Tapi aku tidak tahu harus pergi kemana.
Akhirnya, aku memutuskan untuk menenangkan diri, dan pergi ke toko buku yang hanya beberapa meter jaraknya dari taman.
Belum setengah jalan aku tiba di toko buku, tiba-tiba saja ada yang menyentuh bahuku. Secara spontan, aku membalikkan tubuh dan melihat sosok laki-laki tinggi berdiri di hadapanku yang tak lain adalah,
Kim Hanbin.
"Ahh, apa kau mengikutiku?" tanyaku kesal pada Hanbin yang tiba-tiba saja ada di hadapanku.
Dia hanya mengangkat bahu dan tersenyum jahil pada ku.
Aku sengaja tak menghiraukan senyum jahilnya, dan memutuskan untuk pergi meninggalkan lelaki itu, karena aku tidak ingin membuat keributan di depan banyak orang.
Beruntung saat itu aku masih punya kesabaran, kalau tidak, mungkin Hanbin sudah kutampar sampai pipinya menjadi biru.
"Kim Jennie," teriaknya di tengah keramaian kota Seoul.
Aku hanya menghela napas pelan dan membalikkan tubuhku dengan malas, "Wae?" tanyaku dengan nada malas.
"Aku ingin ikut denganmu Jennie!" serunya pelan.
"Jinjja? apa kau yakin ingin ikut denganku ke toko buku? aku pikir, kau akan bosan disana."
"Tentu, aku ingin ikut denganmu, aku janji tidak akan membuat masalah!"
Aku hanya menganggukkan kepala dan tersenyum tipis padanya.
Akhirnya, kami berjalan beriringan ke toko buku itu. Menyusuri trotoar yang ramai orang berlalu-lalang.
Hanya butuh waktu beberapa menit untuk tiba di toko buku besar itu. Tempat yang paling cocok untuk menenangkan diri, selain di taman.
Kami memasuki toko buku tersebut secara bersamaan. Hanbin hanya mengikuti langkah ku kemanapun aku pergi.
Aku naik ke lantai dua menggunakan escalator, disusul Hanbin dibelakangku.
Hanbin melihat ke segala arah, sampai-sampai mulutnya terbuka membulat membuat huruf 'O' sempurna.
Aku hanya tertawa geli melihat tingkah lucunya itu, dan aku meninggalkan Hanbin yang masih terpesona dengan toko buku itu.
Seakan-akan Hanbin tidak pernah pergi ke toko buku.
Aku berjalan ke arah tumpukan buku-buku novel. Aku mencari penulis kesukaannya. Hampir tiga jam aku mencari buku yang akan kubeli.
Memang, toko buku adalah tempat favorit kedua setelah taman. Toko buku juga tempat yang nyaman untuk menenangkan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
promise • jenbin
Fanfictionaku selalu takut dia akan meninggalkanku, tetapi dia selalu meyakinkan bahwa dia akan selalu bersamaku. dia juga mengatakannya padaku, "ya! lihat aku, hilangkan rasa takutmu itu. aku tidak akan meninggalkanmu, i promise" kalimat yang selalu kuingat...