Chapter 10

11.1K 421 14
                                    

Udara dingin menelusuri seluruh tubuhku membuat aku mengharuskan terus mengeratkan selimutku yang menutupi seluruh tubuhku.

Tunggu.

Selimut? Aku memang nya ada di mana?
Aku membuka mataku dan bangkit menjadi duduk di atas kasur. Ini kamar .... Alend? Aku memeluk tubuhku sendiri. Kulihat seluruh pakaian ku,dan aku bernafas lega karena tidak terjadi apa-apa untuk yang kesekian kalinya.

Bukannya aku kemarin tidur di sofa ya? Ko— ASTAGA! Aku di gendong oleh Alend kah? Tidak-tidak ini tidak boleh dibiarkan. Aku beranjak dari tempatku hingga tiba-tiba tanpa kusadar ada yang menahan lenganku.

Aku tau sekali siapa yang menahan lengan ku ini, siapa lagi kalau bukan si yang punya kamar neraka, si iblis. Eh salah maksudnya si Alend.

"jangan pergi.... Tidur sini aja ." ia berbicara dengan mata tertutup? Bagaimana bisa ia menahan tanganku dengan mata tertutup? Jika yang ia pegang salah melainkan bokongku bagaimana? Ah sudahlah Alexa ini bukan waktu nya untuk bercanda.

"kesini." Ia menarik tubuhku pelan dan memelukku kedalam dekapannya. Sungguh jika kalian bisa rasakan bagaimana jantungku yang tidak bisa menahan detakan yang begitu membingungkan.

Ah lebay. Tapi memang begitu kenyataannya.

Aku bisa merasakan tubuhnya dengan aroma mint segar. Aku tidak bisa mengelaknya karena jujur saja ini posisi paling enak. Ia mengeratkan pelukannya dan wajahku aku tenggelamkan di dada bidangnya. Untuk malam ini saja aku seperti ini, karena aku juga mengantuk sih sebenarnya. Jadi aku terlalu lelah jika harus berdebat dulu dengannya dan juga tidak ada pilihan lain.

***

Aku bangun terlebih dahulu dari Alend, ia masih terlelap. Aku sempat menyuruhnya untuk bangun tetapi ia malah menyuruhku balik untuk memasak bubur ayam. Aku hanya menghembuskan nafas pasrah. Padahal kan ia ada pembantu, kenapa ia menyuruhku.

Kata Bi Mirna seluruh pakaianku sudah diperintahkan oleh Alend untuk di bawakan ke rumah ini dan sekarang sudah tertata rapih di kamar.... Ya kamar Alend. Padahal aku tidak mau tapi kata Bi Mirna, Alend akan memarahinya jika ditaruhnya di kamar tamu.

Aku mengeluarkan seluruh bahan-bahan yang ada di loker dapur dan mulai memasak perlahan-lahan. Karena aku harus ke rumah sakit kembali—jadi aku akan membuatkan bubur juga untuk Navia.

"Alexa..." Suara itu terdengar sedikit serak dan kecil.

"Hmm." aku masih fokus dengan tataan bawang goreng dan sedikit potongan ayam di atasnya.

"Bubur nya sudah matang?" Tanyanya. Suara Alend lemes amat. Kenapa dia? Penyakitan? Atau suaranya udah gak kuat buat teriak-teriak lagi? atau nyawanya udah mau dicabut?

Aku berjalan menghampiri meja makan dan menaruh dua mangkuk bubur. Aku melihat Alend tidur dengan kepala di atas meja— serta tangan yang menjadi bantalannya.

" aku harus ke rumah sakit nanti.... Mungkin aku pulang sore atau mungkin tidak akan pulang."

" aku akan suruh Brantley mengantarkan mu untuk kerumah sakit." tumben sekali ia baik. Biasanya benci sekali kalau udah liat wajah Brantley untuk saat saat ini.

"memang nya kau tidak marah?." Tanya Alexa penasaran.

"aku tidak marah karena kau belum menjadi istri ku." ia tidak mengangkat kepalanya sama sekali. Aku hanya ber-oh ria dan kembali memasukan bubur ke dalam mulutku, tentu saja menggunakan sendok.

Aku bingung dengan Alend hari ini. Aku beranjak dari kursi ku dan menghampiri Alend yang ada di hadapanku.

"kau tidak makan? Sudah ku buat buburnya." aku menarik mangkuk yang ada di depannya. Ia mengangkat kepalanya.

ALEXA.J (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang