Pemilihan ketua kelas
Setelah 4 hari ngejalanin masa orientasi kini kelas mulai aktif siswa siswi sudah menyiapkan buku baru tas baru yang kemarin tasnya pake karung sekarang udah pake tas ransel yang kemarin pake topi bola sekarang udah pada waras pake topi sekolah biasa
"Baik anak anak perkenalkan nama ibu Siti Maryam biasa di panggil bu siti yang sekaligus akan jadi wali kelas kalian ,sepeerti biasa dalam setiap kelas pasti ada susunan anggota dan pejabat-pejabatnya
Sekarang ibu berharap yang ingin menjadi ketua kelas berdiri dan menyebutkan namanya OK?"
¤oke bu ¤serempak siswa siswi menjawab
"Siapa yang mau silahkan berdiri"lanjut bu Siti
"Saya bu,Prayuda Mahestri"kata salah seorang cowok di samping mejaku
*tampan...lumayan lah*gumam ku
"Saya bu" kata Erik di belakang ku yang sontak membuatku tertawa"hahahaaa,Yakin lo?!"
"Insyaallah..."balasnya yang sontak membuat siswi siswi yang laen bertepuk tangan
¤ tepuk tangan,tepuk tangan kaya monyet dikasi pisang aja¤gumam ku
"Tenang Lin tenang"kata Ririn yang duduk di sampingku
"Gerah gue Rin"
"Segerin aja pakek Liang cha"ejeknya padaku yang sambil menyodorkan sebuah botol Liang cha yang langsung ku serobot dari tangannya
"Minum aja kalo bisa"katanya
"Hah lu juga bikin gue gerah Rin"
"Bodo' " balasnya tanpa dosa.ditengah itu Evan yang tidak mau kalah saing langsung berdiri dan"saya bu,mau nyalon jadi ketua kelas nama saya EVAN PRANATA cowok ter-GANTENG di kelas ini"dengan penuh kepercayaan,dengan tampang yang pas pasan.
Evan memang cowok
Yang ganteng idung Mancung, bibir tepis dengan belahan di dagu,dengan tinggi sekitar 160cm dengan rambut ala Cristian Ronaldo namun tidak melebihi 2cm imut putih anak orang kaya pandai bergaul lucu sebelas dua belas sama ERIK tak ayal membuat cewek cewek terkesima.
Hingga terpilihlah seorang ketua yakni PRAYUDA MAHESTRI sosok tampan nan berwibawa cukup membuatku mengap mangap ndk karuan
~~\~\\ end
Samapi sini dulu yak jan lupa nantikan cerita selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
STUDY jadi Stand Up
Romancecerita ini adalah cerita fiksi Disajikan dengan nuansa anak SMP yang masih labil dengan kelakuan seolah olah yang paling benar