Chapter 1

156 16 4
                                    

"Fear-san!"

Siapa yang memanggilku.

"Fear-san, tolong sadarlah"


Aku membuka mataku mencari asal suara itu. Aku melihat seorang gadis kecil berambut putih dengan mata merah tengah duduk disebelahku. Dengan wajah datar dia menatapku sambil memegang kain hitam yang menutupi tubuhnya.

"si..siapa kau?"

Dengan ekpresi datar gadis itu munjawab pertanyaanku.

"Bisa dibilang aku adalah bos terakhir game ini"

"apa kau raja iblis?"

"Benar"

"kau.. masih hidup"

"tidak, aku sudah sekarat"

ucap sang raja iblis sambil menunjukan luka diperutnya. Ada lubang diberutnya aku dapat melihat tulang pungung dan beberapa rusuknya dengan jelas tanpa daging dan kulit menutupinya.

"begitu juga dirimu"

ah, bahu kiriku terpotong. Aku dapat melihat lengan kiriku masih tertancap tombak tidak jauh dari tempatku terbangun. Tapi aku tidak merasakan sakit sama sekali.

"Aku memotong saraf rasa sakitmu ,tubuhmu mungkin mati rasa tapi kau sedang sekarat"

"bagaimana dengan yang lainya?"

"7000 player telah kembali ke dunia nyata"

Disaat peluncuranya game ini dimainkan oleh 3 juta pemain dari seluruh dunia. Disaat itu pula gane ini menjadi game kematian. Kalau begitu...

"bagaimana dengan 2 juta player lainya"

"Seperti kita mereka akan menghilang"

Itu bahkan tidak sampai setengah dari player game ini.
dalam renunganku aku melihat wajah raja iblis itu. Pandangannya kosong dengan air mata mengalir di pipinya.

Aku ingin tau apa yang sedang dilihat gadis itu. Dia melihat keluar istana ke kumpulan komponen dunia yang berubah menjadi partikel cahaya. Dalam lamunan itu raja iblis berkata..

"Indah kan..."

"ya"

Bukan hanya benda mati iblis, pet, dan juga player dalam permainan ini termasuk aku dan sang raja iblis. Berlahan mulai terurai menjadi partikel cahaya.

"hey, fear apa kau punya penyesalan?"

Denyesalan..kah..
sebelumya aku tidak pernah memikirkanya. tapi sejak ada dalam permainan ini aku tidak bisa menyelamatkan temanku, atau mengucapkan selamat tinggal pada keluargaku.

"aku... punya banyak penyesalan"

"Kau masih punya banyak kesempatan.."

itu kata terakhir yang kudengar. sebelum menghilang dari dunia virtual maupun dunia nyata.

Paling tidak itulah yang kupikirkan sampai aku melihat cahaya untuk kedua kalinya. Tidak seterang matahari maupun bulan, cahaya kecil yang bertebaran layaknya bintang. Tanpa sadar aku sudah mengulurkan tanganku meraih cahaya itu.

"apa tanganku selalu sekecil ini?"

Berusaha berdiri aku melihat kondisi tubuhku. Ini bukan avatar gameku ataupun tubuh asliku. Hoodie kuning dan celana jeans yang kupakai jelas aku berada di dunia nyata.

Aku seperdi berada di sebuah goa dan cahaya itu adalah kristal bersinar di langit goa. Aku ada di daratan ditengah danau yang ada didalam goa, apa ini benar-benar dunia nyata.

Aku melihat bayanganku dalam danau. Bayangan gadis rambut hitam dengan rambut panjang di ikat kucir kuda. Berkulit putih dengab wajah oriental mata hitam.

"Itu... aku..?"

Aku benar-benar menjadi permpuan, aku bisa merasakan ada sesuatu yang hilang di slangkanganku.

Tapi tanpa mempedulikanya aku berjalan menyusuri satu-satunya jalan di hadapanku mengikuti arah batu cahaya yang menghiasi langit goa ini. Hingga aku sampai dipusat goa ini. Sebuah pohon besar dengan dedaunan putih yang berguguran tertiup angin.
Dibawah pohon itu aku melihat seorang gadis berambut putih dengan full armor yang menutupi seluruh tubuhnya. Aku mendekatinya sampai jarak 5 meter. Jarak yang tepat untuk bertarung atau melarikan diri.

"Aku telah lama menunggumu, untuk menjadi pewarisku"


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Re:Reversal FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang