Lo mah suka gitu, silent silent menghanyutkan, rasa jadi tai ngambang gue
-Adam Jordan-
Adam melangkah memasuki kamar mandi dengan langkah gontai
sekarang hari senin dan dia benci itusetelah 30menit bersiap siap di dalam kamar adam keluar dengan keadaan rapi dan tampan lengkap dengan topi upacara di tangannya
ia menuruni anak tangga dengan langkah santai sambil menggemblok tas di tangan kirinya. mulutnya masih mengunyah permen karet yang ditemukannya di kolong meja belajarnya tadi
Sambil mengunyah permen karet tadi, langkah kaki membawanya menuju ruang makan yang terlihat ramai itu. ya. beginilah rumahnya jika pagi hari, selalu ramai dengan suara suara riuh dari kedua orangtuanya yang mungkin sekarang sedang berkolaborasi memeriahkan rumah dan mengganggu tetangga di pagi hari yang luar biasa ini
"Eh Abang , sarapan dulu sini, mama udah siapin rotinya"
Rossy, mama adam berhenti dari kegiatannya berpidato lalu menyuruh anaknya untuk sarapan, tak lupa satu kotak bekal sudah tertata rapi diatas meja makan
"iya mah" adam menjawab sambil mendudukkan bokongnya di kursi, tapi baru saja suasana aman, rossy sudah kembali melanjutkan pidatonya yang tadi bersambung menjadi season 2, ya. "Rossy's pidato season 2 " Begitulah julukan adam untuk kebiasaan mamanya itu.
Suasana semakin indah ketika jeremy papanya kembali berkolaborasi dengan Rossy
********
Setelah sarapan, adam melanjutkan rutinitasnya seperti biasa, yaitu berjalan menjemput allea yang tinggal di sebelah rumahnya.
ya, adam dan allea adalah tetanggaBruk!
Adam mendarat dengan gaya yang dibuatnya menjadi sekeren mungkin, padahal dia tau jika tidak ada orang di halaman rumah allea, otomatis tidak ada yang melihat aksi "kerennya" itu
Dengan gaya tengilnya, adam mengeluarkan sisir kecil bewarna pink kesayangannya itu dan bergumam "dengan kekuatan bulan, sisir ini akan merubahku menjadi manurios...."
setelah membenarkan penampilannya yang sebenarnya berubah hanya ujung jambulnya saja yang sedikit ke belakang, adam berjalan santai menaiki tangga yang berada di samping rumah megah milik allea itu.
Allea memang sengaja membuat kamar keduanya berada di luar rumah, tepat di samping kamar adam, lebih mirip seperti rumah pohon.
Baru saja adam sampai di depan pintu kamar allea, pintu sudah terbuka lebar, membuat adam hampir saja terjengkang ke belakang, Allea yang melihat kejadian itu hanya terkekeh
"Astaga allea, untung kagak jatoh gue bisa bisa gak kaya manurios lagi dah muka gue kalo jatoh" adam menggerutu kesal sambil mengusap dadanya. kaget.
"eheheh, gak sengaja, yaudah dam pegi yok udah mau telat nih"
"yaudah ayok"
mereka turun dari tangga, dengan tangan adam yang merangkul pundak allea, mungkin jika di novel novel yang biasa allea baca, akan ada kalimat " dia mematung saat tangan lelaki itu merangkul pundaknya, membuat jarak diantara mereka menipis." tapi itu hanya di novel yang allea baca, bukan di cerita nyata antara allea dan adam.
*****
Reza memandang ke luar jendela .
pelajaran Olahraga kelas sebelah di sana. Kelas Allea, Adam, Chandra, Sean, dan Devano.Pak Guntur, guru Olahraga yang "katanya" mantan atlet binaraga itu selalu tampak bersemangat tiap kali mengajar . Padahal murid-murid yang diajarinya belum tentu sesemangat itu. Maklum, kadang cuaca tidak bisa diajak kompromi, kalau panas ya panas, kalau hujan ya hujan.
Seperti hari ini, matahari berada sendiri di langit, terpisah dari awan yang memilih menjauh darinya, membuat sinar teriknya tidak terhalang oleh apapun. Padahal masih pukul 8:21. Baru selesai jam istirahat setelah upacara bendera pula. Tak jarang terlihat anak-anak kelas sebelas itu lemas atau sedikit protes tiap kali pak Guntur memberi instruksi tertentu.
Reza terkekeh saat matanya menangkap sosok gadis yang sedang berlindung di belakang temannya yang bertubuh gempal, memenfaatkan bayangannya. Itu adalah Allea, Gadis tengil yang akan bersikap seperti cewek tulen jika berada di dekatnya,"Kata adam sih gitu"
Pandangan Reza kembali pada buku tulisnya yang menampilkan deretan angka yang memusingkan jiwa dan raga. Sekarang adalah jam pelajaran matematika. Tapi, jika Bu Sanara, guru matematika mereka yang cantik mendadak harus pulang. katanya anak bungsunya mencret-mencret . Harus dibawa kerumah sakit, Membuat deretan soal soal rumit itu menanti untuk dikerjakan.
Meski terkesan acuh dan tidak peduli, Reza mengerjekan tugas itu dalam diam, mengamati dengan teliti deretan angka dan rumus itu. Untuk Reza yang memiliki otak encer tugas itu bukan hal sulit, Tepat saat bel berbunyi, semua tugas sudah diselesaikan .
Ia kembali menatap ke luar jendela. Disana, Allea duduk di sambil meluruskan kakinya, sesekali terkekeh ketika mendengar lelucon yang di buat teman-temannya. Reza memutuskan untuk menyusul mereka, dengan botol mineral di genggamannya ia berjalan mendekat pada teman-temannya itu.
"Wehh bang reja, lama tak bertemu sean yang tampan ini merindukanmu" kedatangan reja langsung disambut oleh suara indah nan melengking milik sean.
"ululu tayangg, cini cini peluk" jawaban Reza sontak membuat keempat temannya memandangnya horor, Reza yang titatap seperti itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"eh itu air buat siapa dah" pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut devano. Dan sekarang semua mata tertuju pada satu titik.
Reza.
Lagi.
"oh ini air buat allea. Nih lea, air buat lu" Reza berucap sambil mengulurkan air mineral yang dibawanya tadi kepada allea.
Dengan senang hati allea menerima air mineral dari reza itu. Berniat untuk meminumnya tapi, beru saja segel minuman itu dibukanya, sebuah tangan menahan pergerakannya, membuat allea menatap laki laki disebelahnya.
"suruh sean dulu yang minum, takut ada racunnya. sean gak mungkin keracunan dia bukan makhluk hidup soalnya" seolah mengerti dengan tatapan bertanya allea, kalimat itu keluar begitu saja dari mulut adam.
"lah kenapa gue yang jadi bahan percobaan lu tolol. Noh suruh si Devano kek, kan kalau dia keracunan fans yang "katanya" setia akan siap siaga membantu" Sean membela dirinya dengan kalimat yang lebih kepada "menjerumuskan orang lain"
Devano yang merasa namanya disebut mengalihkan pandangannya dari sosok gadis beracamata yang tengah membawa tumpukan buku yang sejak tadi ditatapnya itu menjadi kearah temannya ."kenapa? nyebut- nyebut nama orang ganteng? mau minta tanda tangan?
pulpennya mana? cepatan gue sibuk nih" seakan linglung, devano berucap seolah ucapan sean tadi adalah ucapan seorang fans yang berebut meminta tanda tangan."elahh ini kenapa jadi rumit gini sih, tinggal minum juga, mana ada coba air mineral yang masih di segel beracun, aneh aneh aja sih lu dam" Allea dengan cepat meneguk air tadi
mineral di genggamannya tadi."ya kan gue gak mau lu kenapa napa nyet, ntar kalau lu keracunan, terus mati, hidup gue gimana? gue gini kan karena gue sa--"
"iye dam iye, gue tau kok lu sayang sama gue, gue juga sayang sama lu kok"
Deg!
Adam bengong.
Sean takjub.
Devano terharu.
Chandra muka datar.
Hati Reza potek!.