Esoknya, pagi-pagi sekali Arimbi sudah sampai di sekolah. Ia menuju kelasnya untuk menaruh tas lalu kembali ke lapangan belakang sekolah yang menjadi tempat favoritnya.
Lalu ia mulai mengeluarkan secarik kertas dan pulpen. Perlahan ia mulai merangkai kata demi kata yang terlintas dibenaknya. Hingga ia tak sadar bahwa sedari tadi ada seseorang yang mengawasinya.
"Hei!" sapa orang itu
Arimbi yang terkejutpun menjatuhkan kertas dan pulpennya.
"Oh maaf, aku tak bermaksud membuatmu terkejut" sesal orang itu sambil membantu merapikan kertas dan pulpen yang dijatuhkan Arimbi.
Arimbi pun mendongak untuk melihat siapa orang yang telah membuatnya terkejut.
"Ternyata kamu Bima, iya tidak apa-apa kok. Salahku juga tadi melamun." balas Arimbi
Bima hanya diam saja menatap wajah Arimbi dari jarak yang cukup dekat membuat jantungnya berdebar cepat.
Tiba-tiba bel masuk sekolah pun berbunyi, mereka berdua sama-sama terkejutnya.
Bima menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali karena merasa canggung dengan suasana sebelumnya. Lalu suara Arimbi memecah keheningan.
"Bima, aku duluan ya dah.." ucap Arimbi terburu-buru tanpa sadar bahwa kertasnya tertinggal.
Setelah Arimbi menghilang dari pandangannya, Bima pun mengambil dan membaca kertas itu.
Debaran Hati
Wahai hati
Mengapa engkau berdetak cepat sekali
Tatkala ia tak sengaja memandangi
Memberikan euforia yang menyesakkan hatiWahai hati
Mengapa engkau berdetak cepat sekali
Tatkala mendengar suaranya mengalun indah bagai melodi
Melodi yang menyejukkan hatiWahai hati
Mengapa engkau berdetak cepat sekali
Tatkala dirinya singgah melewati
Memberikan senyum manisnya saat pagiArimbi P.
Entah mengapa hati Bima ikut berdebar saat membaca puisi milik Arimbi yang tertinggal. Hingga nampak seulas senyum miliknya terbit. Ia mempunyai sebuah rencana.
✳✳✳
Bel pulang sekolah berbunyi Bima bergegas menuju kelas Arimbi. Tampak gadis itu hendak pergi meninggalkan kelas. Namun, suara Bima menghalangi niat gadis itu."Arimbi" panggil Bima
Gadis itu menolehkan kepalanya tatkala mendengar suara orang yang memanggilnya.
"Bima, ada apa?" jawab Arimbi
"Bisakah kamu ikut denganku sebentar, ada yang perlu aku bicarakan?" pinta Bima.
Arimbi hanya mengangguk sebagai balasannya.
Mereka berduapun berjalan beriringan menuju parkiran.
"Arimbi, tidak apa-apakan kalau kita perginya naik sepeda?" tanya Bima
"Tidak apa-apa kok, Bima." jawab Arimbi
Akhirnya merekapun pergi dengan menggunakan sepeda dimana Bima yang membonceng Arimbi.
Merekapun sampai di danau buatan dekat taman kota. Letaknya tidak terlalu jauh dari sekolah mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
Mystery / Thriller"Apa kamu percaya dengan sebuah kebetulan?" tanya Bima pada Arimbi "Eh....." Arimbi bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan Bima, sehingga ia malah balik bertanya pada Bima "Bagaimana denganmu sendiri Bima?" "Menurutku tidak ada yang namanya kebe...