Seseorang masuk ke dalam ruangan dan aku sangat terkejut melihatnya.
Bukan kah dia orang yang selama ini aku cari ? Tapi dia berubah bukan menjadi seseorang yang ramah seperti dulu.
"Maaf terlambat. Bisakah kita mulai sekarang?" ujarnya dengan ekspreksi datar.
"Siap. Kami akan mempresentasikan. Presentasi ini akan di jelaskan oleh sekretaris saya." Ujar Darren.
Aku melamun dan berpikir bahwa alasan dia berubah atau bukan orang itu adalah dia. Walaupun aku tidak lama bertemuna, namun aku masih mengingat tinggi dan postur tubuhnya. Aku tidak menyimak pembicaraan yang ada. Entah kenapa feeling ku berkata itu dia. Bisa jadi feeling ku ini kebenaran.
Hidupku dan dia jauh berbeda. Dia mempunyai banyak fans dan itu membuatku minder jika berdampingan dengannya.
"Bisakah kita mulai meeting ini? Saya tidak dapat berlama-lama. Kalo tidak jadi saya pergi." ujar lelaki itu dengan datar dan menandangku sinis.
"Maafkan saya pak, saya melamun." balasku dengan menunduk.
"Aduh saya tidak menyangka ada mempunyai seketaris seperti ini Darren." ujarnya dengan pandangan meneliti terhadap tubuhku.
"Bisa kita mulai sekarang?" ujar Darren mengalihkan pembicaraan.
Selama meeting berlangsung aku selalu memperhatikannya. Apakah dia mengingatku. Mungkin renggang waktu setahun dia sudah mendapat pendamping hidupnya. Ya Tuhanku tidak bisakah engkau memberiku laki-laki sepertinya dan kembalikanlah sifat lamanya.
Hanya dia lah laki-laki yang membuatku jatuh cinta selama 3 tahun ini.
Entah mengapa aku selalu memimpikannya. Walaupun tidak ada kabar darinya. Dia selalu saja hinggap di mimpiku. Membuatku menangis jika mengingatnya. Aku tidak ingin berurusan denganbya, tapi aku dipilih untuk mengerjakan proyek bersamanya selama setahun.
"Ughh hidup ini rumit." selaku
"Maaf anda bicara dengan saya??" ujar Sean kepadaku.
"Ah tidak pak. Anda salah paham. Mohon maafkan kesalahannya saya ini." balasku dengan cepat sambil meringis melihat mukanya semakin datar.
"Ayo kita akan membicarakan masalah ini di cafe its me. Sekarang kita harus menuju ke sana." ujarnya
"Baiklah pak." ujarku.
Saat ini hanya ada aku, Sean dan tentunya dengan seketarisnya yang cantik itu. Kami berada diperjalanan menuju cafe. Suasana yang terjadi sangat canggung dan aku merasa ingin pergi dari sini.
"Oh tidak! bisakah aku keluar dari mobil ini. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Ini semua gara-gara Pak Darren yang ada urusan mendadak dan ia meminta ku untuk mendampingi kliennya ini kemana saja. Ughh sebal sekali!" batinku.
Sia-sia saja hidup ini. Padahal aku sudah berdoa agar dapat jodoh yang baik namun tidak mungkin dia jodohku. Hatiku berkata tidak namun pikiran ku berkata iya.
"Ekhemm..." ujar Sean dengan tatapan datarnya.
"Maaf pak!" balasku dengan cepat. Aku tidak ingin berurusan lagi dengannya. Dia sangat membuatku muak dengan sifatnnya yang seperti ini.
***
Kos-kosan putri
Hah.. hah.. aku capek sekali harus menemaninya selama itu sampe dia lelah. Untuk hari ini aku pulang sampe larut malam. Entah mengapa dia mengajak ku ketempat seperti itu yang tidak berfaedah.
Setiap perjalanan kami aku selalu geleng-geleng kepala. Entah kenapa instingku berkata dia ingin berlama-lama denganku. Tapi sudahlah ayna kamu percaya diri sekali.
"Ughh lelah sekali. Rasanya aku harus mandi air hangat lalu tidur cepat." Ujarku
Saat ini aku mempersiapkan air hangat dengan menonton tv.
Tok..tok..tok
"Siapa malam begini mau bertamu?" ujarku dengan melihat jam
Aku berjalan ke pintu dan mengintip untuk melihat siapakah tamu malam-malam begini. Namun, tidak ada siapa pun. Aku semakin penasaran.Saat aku membuka pintu. Aku menoleh ke kanan dan kiri, tidak ada seseorang pun. Lalu aku menoleh ke bawah. Tiba-tiba Ada barang di depan pintu. Barang tersebut dibungkus dengan rapi menggunakan kertas kado bewarna pink. Aku mengambil barang tersebut. Menurutku ini adalah hadiah dari penggemarku. He..he.. he..
"haa... siapa yang kasih?" ujarku
"hmm mungkin orang salah kirim. Tapi kok ada namaku ya? Selama ini aku tidak dekat dengan siapa pun." ucapku dengan bingung
Kenapa saat ini aku gundah sekali. Mungkin akan sesuatu terjadi. Tapi aku akan tetap membukanya. Aku mengambil barang tersebut dengan bentuk kotak kecil. Saat aku membukanya. Aku berteriak histeris
"AAaaaa....."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjatuh
RandomKetika Jatuh cinta itu lebih menyakitkan dibanding jatuh ke tanah. Hidup ini berat-seberat beban yang memangkul pundak. Namun hanya dengan kuasa-Nya dapat berkehendak lain.