ghost

158 12 5
                                    

Tiba tiba ada yang memegang pundak valey dengan keras . . . 

Valey kaget bukan main, ia menoleh kearah 'penepuk pundak' itu dengan perlahan. Anehnya tangan si penepuk itu berkuku sangat panjang, runcing,  jari jemarinya kurus, serta ditambah kulitnya yang amat pucat. 

Valey semakin ketakutan untuk menoleh, namun ia memberanikan diri. Ketika ia menoleh si 'penepuk' itu. Valey langsung berkeringat dingin dan gemetaran. Ia melihat sosok perempuan seumurannya berambut pirang seperti dirinya. Tetapi ia tidak dapat melihat wajah perempuan 'seram' itu, karena wajahnya ketutupan dengan rambut panjangnya. Belum lagi, bagian tubuhnya banyak sekali darah mengalir. 

"Mau apa kamu!" bentak valey setengah ketakutan.

Makhluk itu hanya menggelengkan kepalanya dan tangannya menunjuk ke arah dirinya lalu perlahan ia menggerakkan tangannya menunjuk kearah Valey.

Valey semakin kebingungan apa maksud perempuan itu, ia juga merasa semua nya menjadi agak gelap. Ia melihat ke arah samping, harry sudah tidak ada. Siswa yang lalu lalang juga tidak ada. Hanya dirinya dan perempuan misterius ini.

Valey sudah mencapai ketakutan yang amat tinggi, mungkin dikit lagi ia akan kencing dirok. Sementara perempuan misterius yang berdiri tepat didepan valey-justru semakin mendekat- menangis, tangisannya halus tetapi sangat menyeramkan.  Rasanya ia ingin lari sekencang turbo, tetapi apa daya Valey tidak dapat menggerakkan seluruh badannya. 

Perempuan itu masih menangis lalu ia menabrakkan tubuhnya ke Valey. Tentu saja valey ga jatuh, karena makhluk itu bisa menembus apa saja bukan?

Keadaan kembali normal,

Valey melihat Marsha dan Niall tepat didepannya menatapnya kebingungan, dan anehnya mereka berdua sama-sama menaikkan alis sebelah kiri. 

Ia menoleh kesamping, disitu juga ada harry yang menatapnya sama dengan Marsha dan Niall. Nafas Valey belum teratur dan masih keringatan.

"Cewek setengah setengah? lo udah gila?"

ujar niall sarkas

"Heh! kalo ngomong! lu gatau apa yang gue rasain! Lo gatau apa yang gue liat! Gue tau lo semua ngeliat gue kayak orang gila. tapi lo semua gatau apa yang terjadi sama gue."

Valey yang ketakutannya belum surut, ia menjadi emosional. Ia menitihkan airmata dan meninggalkan mereka semua. 

*

Valey membanting tubuhnya kekasur dan menangis kejar. Ia takut, takut sekali. ia masih terngiang-ngiang kejadian aneh tadi. belum lagi Niall membuatnya tambah emosional. 

"Valerie?"

Marsha datang dengan wajah kecemasan. sekarang ia sudah tau semuanya. 

siapa yang mengirim post-it itu. Dan apa yang dialami Valerie, Marsha juga tau. Ingatkan kelebihan Marsha bisa melihat 'sesuatu' dan Melihat masa depan?

"Valerie, gue tau ko apa yang lo liat. Lo yang sabar ya, gue bakal selalu ada disamping lo. gue bakalan bantuin lo ngelewatin semua ini."

Marsha mengelus-ngelus puncak rambut Valey yang masih terisak nangis. Valey langsung memeluk erat Marsha, begitu juga sebaliknya.

****

"Marshaaaaa! gue ga mau ke 'mask party'. gue gabawa dress dari rumah. Lagian badan gue gatel pake dress dress kayak gitu."

"Tenang. lo pake dress gue aja. gue ada satu nih."

yap, hari ini adalah hari jadinya-ulangtahun- ALEXANDRIA BSHS yang ke-25. Sekolah akan mengadakan party besar-besaran. dan bagi yang mengikuti pesta ini harus memakai topeng-Mask Party-. Di party itu juga ada Prom Night dan Penobatan Ratu Dansa & Raja Dansa. Tahun lalu, sahabat Marsha yang dinobatkan sebagai Queen dan Niall dinobatkan sebagai King. Mereka dulu pasangan yang sangat cocok, juga didukung semua pihak karena keromantisannya.

Valerie mencoba dress milik Marsha dikamar mandi, setelah selesai ia keluar dari kamar mandi.

Ia memakai Little Black Dress, Valey terlihat anggun dari biasanya. Marsha saja sampai menganga(?) melihatnya.

"Valey, lo cantik banget memakai dress itu. Sangat sangat anggun. itu baju dari pemberian dari sahabat gue lho, hahaha. Sini cepet gue dandanin. Party nya dikit lagi akan mulai, sedangkan lo masih pake sendal jepit dan non make-up gitu." 

Marsha bersemangat sekali, karena ia melihat Valey seperti melihat sahabatnya.  ia menarik Valey kedepan Meja Rias.

"Dulu sahabat gue setiap ada acara, selalu gue yang dandanin. Jadi lo ga usah takut dandanan gue menor."

"Oh iyaa. jangan tebal-tebal yaa make-up nya."

"oke Mrs. Pierce. Sekarang tutup mata lo dan liat hasilnya nanti."

Valey memejamkan matanya dan melihat hasilnya nanti.

*

"Sha? make-upnya sih emang ga tebel tapi lipsticknya apa ga terlalu merah yaa?"

Valerie dan Marsha berjalan menuju ruang party, Valey yang baru pertama kali memakai high-heels, jalannya seperti anak bayi yang baru belajar jalan. jalan 2 meter, jatuh, baru ngelangkah, jatuh. yap begitulah meskipun Valey sudah dipegangi marsha, tetap saja begitu.

"ah lo ini bawel banget. udah jalan aja dulu yang bener. ga usah dibawa kaku, anggep aja lo dulu pernah makai High-heels, terus lo ngebayangin lo bisa jalan pake High-heels. Yakinin diri lo."

Marsha mulai melepas genggaman Valey dari lengannya. Valey awalnya sedikit tidak seimbang, lalu lama-kelamaan ia terbiasa.

Valey dan Marsha melihat Niall dan Harry langsung menuju kearahnya.

Niall dan Harry cengo(?) melihat Valey sampai ngiler-ngiler. 

"Lily?"   "Valerie?" 

Ujar Niall dan Harry bersamaan. setelah niall sadar kalau itu bukan Lily, ia langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Lily? Siapa lily? Rambut margarin! gue Valerie bukan Lily. "

Valey mulai kebingungan, belum lagi niall menatapnya intens.

Niall tidak percaya, Valey benar-benar mirip dengan Lily. Persis sekali, hanya berbeda matanya. Kalau Lily mempunyai warna kontak mata yang sangat unik, yaitu berwarna Abu-abu. Sedangkan Valerie berwarna Hijau kecoklat-coklatan. 

Tiba-tiba ruang Party menjadi gelap-mati listrik- seisi ruangan menjerit keras. Valey merasakan ada 3 genggaman yang menggenggam kedua lengannya.

----------------------------

Maaf kalo ini gajelas:3

Faktor Galau alias Ga ada Lauk.

Gue ga bisa mikir kalo laper :3

Oke keep vote + comments :)

Help me . . . [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang