MLIG 1

37.5K 381 23
                                    

Aku tidak percaya dengan kutipan 'Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama', tetapi untuk kali ini saja. Sepertinya aku telah mengalaminya.

****

- Razita Cora -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Razita Cora -

****

Satu kata untuk hari ini : Menyebalkan. Memang terlalu klise untuk sebuah hari pertama yang terlambat bangun dan terburu-buru lalu pada akhirnya kena hukuman atau selamat karena bertemu pria tampan yang memesona. Sayangnya, Cora mengalami hal yang mungkin nyaris sama. Ia kena hukuman di hari pertama OSPEK. Bukan karena terlambat, tetapi karena ....

"Kamu datangnya terlalu pagi! Kamu harus dihukum."

Begitu kata senior dengan wajah dibuat-buat menakutkan. Padahal Cora tidak takut sama sekali. Well, karena itu ia harus membersihkan ruang dosen. Semua office boy/girl dilarang membantu. Benar-benar memuakkan. Ini hal yang jarang terjadi pada Cora.

Cora mengikat rambut panjangnya lalu mulai mengambil sapu. Padahal hari pertama OSPEK ia mengenakan pakaian hitam putih yang baru ia beli kemarin. Kalau dipakai bersih-bersih begini, rasanya ia seperti penjaga toko yang masih training.

"Gara-gara Kating sialan nih! Cewek secakep gue harus bersihin ruangan orang tua kek gini!" umpat Cora seraya memutarkan badan hingga sapu yang ia pegang tak sengaja mengenai orang yang berdiri di belakangnya. "Ups, sorry!"

Jangan tanya bagaimana ekspresi Cora saat ini. Bukan takut, ia malah membulatkan matanya menyaksikan keindahan ciptaan Tuhan.

"Ini nih model Boxer Brief! Ahh ... rasanya gue mau mimisan deh!" jerit Cora, sedangkan pria yang tengah berdiri di hadapannya malah menggelengkan kepala.

"Kerjakan tugasmu dengan cepat! Ah, siapa yang menerima office girl seperti dia," ucap Pria tersebut seraya menepuk dahinya pelan.

Cora menegang. Gila saja, perempuan secantik dirinya dikira office girl. Sudah cukup selama sekolah sering disebut 'Bule Kesasar', masuk kuliah malah disebut 'OG'.

"Hey, lu! Lu pasti mahasiswa tingkat akhir yang skripsinya gak selesai-selesai, kan? Gue ini MABA! Makanya pakaian gue hitam putih gini! Jangan asal nyebut gue OG, ya! Gue disebut Miss World aja masih terlalu rendah tau, gak?!"

Pria itu mendelik kesal seraya melangkah maju mendekati Cora. Satu langkah maju, satu langkah mundur pun dari Cora. Perempuan itu kali ini sangat gugup. Jarak mereka benar-benar dekat hingga punggung Cora menempel ke tembok. Aroma parfum pria itu semakin menusuk indra penciuman Cora.

"Kita akan bertemu di kelas nanti, jangan harap kau bisa lepas dariku," ujar Pria itu seraya menaikkan anak rambut Cora yang terjatuh dan menaikkannya ke atas telinga.

Jantung Cora berdegup dengan kencang, bahkan hatinya terasa bergetar saat satu per satu kata yang keluar dari pria tersebut. "Iya, Pak. Saya gak mau lepas dari Bapak."

****

Setelah insiden bertemu Dosen yang Cora kira mahasiswa tingkat akhir, kini perempuan itu duduk di pojokan kantin. Dengan sembunyi-sembunyi ia meminum es jeruk. Kalau sampai ketahuan Kating, kan, gak lucu. Namun, seperti disengat lebah, Cora kembali menegang. Bukan karena Dosen tampan, tetapi Kating yang berdiri di hadapannya. Dengan berkacak pinggang, ia mendelik sebal ke arah Cora.

"Lu tau, kan, kalau sekarang belum waktu istirahat?!"

Cora meneguk ludahnya, sudah dipastikan wajah perempuan itu sudah memucat.

Kating di hadapannya malah tertawa. "Hahah, wajah lu lucu-lucu bangsat, ya. Santai aja woy! Gue gak akan marah atau sampai ngasih lu hukuman." Sungguh, ekspresi wajah laki-laki itu terlihat beda sekarang. "Gue sama kek lu, kurang suka ngikutin serangkaian kegiatan kampus. But, gue terpaksa. Oh ya, nama gue Peter. Lu?"

Cora memutar bola matanya, jenuh. Kenapa wajah laki-laki dengan nama Peter itu terlihat memuakkan baginya. "Gue Cora."

"Karena sekarang gue lagi bolos, sama seperti lu. Maka, gue bakal cerita banyak tentang kampus ini, tetapi, sebelum itu lu harus tau dulu siapa gue," ujar Peter.

Cora menaikkan satu alisnya mendengar penuturan Peter. Terlihat narsis, mungkin.

"Nama gue Peter dan gue setahun di atas lu. Dari jurusan Hukum, yang terkenal karena kegantengan. Gue sih sadar pesona, makanya gue langsung ditunjuk sebagai panitia OSPEK," tukas Peter dengan cengiran di akhir kalimat lalu menaikkan kedua alisnya.

"Udah?" Cora bangkit dari duduknya, sembari membuang plastik es jeruk, ia berjalan menjauh dari makhluk astral seperti Peter.

Suara Peter yang memanggil namanya membuat Cora risi, apalagi mahasiswi-mahasiswi lain menyadari hal tersebut. Cora akui Peter itu ganteng, makanya sekarang mahasiswi-mahasiswi tersebut melirik tajam ke arah Cora. Mungkin mereka fans-nya.

Terlalu terburu-buru, Cora menaiki tangga ke fakultas Teknik, satu kakinya melakukan kesalahan. Nyaris terjatuh andai saja lengan yang cukup besar itu tidak menangkapnya.

"Hati-hati, OG!" ujar si Penolong tersebut.

Jantung Cora berdetak lebih kencang. Mungkin karena itu otaknya tak begitu berfungsi. Ia malah memeluk Dosen tersebut. Hangat, padahal Dosen itu tak membalas pelukannya. Bahkan, dengan berani Cora mengelus dada hingga perut. Merasakan roti sobek berada di dalam kemeja tersebut, membuat Cora hampir berteriak histeris

"Hey, apa yang kau lakukan?!" Pelukan Cora pun melonggar.

"Jahat banget sih, Pak! Siapa suruh ganteng, bikin saya pengin peluk," ujar Cora dengan memasang ekspresi wajah yang dibuat-buat imut. Lalu beralih pada berkas merah yang ada di tangan Dosen itu. "Namanya Pak Nusa, ya? Ih kok tampang bule, ya?" tanya Cora.

"MINGGIR! SAYA MAU LEWAT!"

Perintah tersebut membuat Cora bergeser dua langkah.

"Pak, nama saya Cora!" sahut Cora saat Nusa sudah berjalan menjauh darinya.

Perempuan itu lalu kembali melangkah dengan riang, tak peduli tatapan benci dari sekitar. Cora sudah tau risikonya, tetapi apa boleh buat. Pesona Nusa jauh lebih mengikat ketimbang Peter dengan bualan-bualannya.

Cora mengetuk-ngetuk kepalanya saat pikiran kotor telah merasuk pikiran perempuan itu. Lalu, mengingat dada bidang dan perut Nusa membuatnya sangat lapar.

"Ah, padahal abis dari kantin! Gara-gara roti sobek, jadi laper lagi!"






****

Pendek banget, ya? Bakal aku panjangin kok di part-part berikutnya kalau vote dan komentar kalian memuaskan hati acu, wkkwkw.

Pengen roti sobek? Vote dan komen, ya.

MABA : Mahasiswa Baru
Kating : Kakak Tingkat (Kalau di sekolah sebutannya Kakak Kelas).
OSPEK : Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus. (Kalau di sekolah disebut MPLS atau MOS)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lecturer is Gay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang